"Charan Parsi!"
Sebuah suara bariton terdengar oleh telinga Charan dalam sayup-sayup suara hujan. Charan memutar kepalanya untuk melihat siapa pemilik suara yang telah memanggil namanya dengan lantang.
Mata Charan menangkap sosok seorang intel atau yang dikenal sebagai polisi penyidik yang bekerja di bawah pemerintahan. Ia berdiri dengan angkuh sembari memegang tongkat komando di tangannya, yang ia sampirkan di atas pundak. Beberapa orang antek diam menunggu perintah dari polisi yang bekerja pada bagian penyelidikan itu.
Charan terdiam. Ia menunggu pria yang ia perkirakan berusia pertengahan empat puluh tahunan itu memperkenalkan diri.
“Geraldi, intel di daerah ini. Seseorang memberitahu jika di sini telah terjadi peristiwa bunuh diri,” jelasnya sambil mengayun-ayunkan tongkat di udara.
Dahi Charan mengernyit. ‘Bunuh diri? Kenapa Mia nekat bunuh diri?’ batinnya.
Charan dan Arsen saling melempar pandangan. Garis kerutan takbisa mereka samarkan di antara kedua alis. Mereka benar-benar tidak percaya dengan apa yang dikatakan pria yang memakai jaket parka berukuran jumbo itu.
“Bunuh diri? Kenapa Anda mengira jika Adik Charan bunuh diri?” tanya Arsen takpercaya.
Polisi itu tersenyum miring, ia melirik tubuh Mia yang terbujur kaku. Pria itu mendekat, ia lalu menepuk bahu Charan yang sudah bangkit dan menegakkan kepalanya.
“Charan, biarkan kasus adikmu ini ditangani oleh petugas,” ucapnya.
Charan melengos, tangannya mengepal. Ia sangat benci berurusan dengan petugas pemerintah. Ia telah menahan diri saat para petugas datang ke rumahnya untuk menyelidiki kematian sang ayah. Demi apa pun, kali ini ia tidak akan membiarkan petugas itu menyelidiki kematian adiknya.
“Turunkan tanganmu dari pundakku,” cetus Charan dengan mata yang membeliak.
Pria yang biasa dipanggil Gerald itu mengerjap, tangannya turun perlahan. Aura pemuda di depannya memang sangat kuat, seperti yang orang-orang bicarakan. Bagaimanapun juga, Charan adalah penerus keluarga Parsi.
Akan tetapi, ia tak peduli. Pria tua yang hampir pensiun itu tak percaya dengan desas-desus tentang kehebatan anak Wira Parsi yang sekarang berada di sampingnya.
Ia menjentikkan jari tangan untuk menyuruh anak buahnya mengambil kamera. Kini, mereka akan memulai proses penyelidikan meski tanpa persetujuan Charan. Sementara itu, petugas lain mulai memasang garis pembatas.
Geraldi tak mengacuhkan tatapan mengintimidasi Charan padanya.
“Apa yang kalian lakukan? Apa kalian tuli?!” teriak Charan mencabut plastik kuning garis polisi yang mereka pasang dan melemparkannya ke sembarang arah.
Hujan semakin deras hingga membuat Charan dan Arsen basah kuyup. Badan six pack yang terbentuk karena latihan keras, tercetak sempurna dari balik kaus tipis berwarna hijau botol itu, membuat Charan semakin mempesona.
Ia berdecak sebal saat matanya buram karena air hujan yang masuk ke matanya. “Hei-hei, apa yang kau lakukan?!” teriak Charan saat matanya menangkap Gerald menghampiri mayat adiknya.
Pria tua berperut buncit itu merungguh, lalu melirik sekilas pemuda yang sudah berada jauh di belakang. Ia tak menghiraukan dengkingan suara Charan yang mencegahnya memeriksa mayat gadis cantik di depannya. Tangan pria itu bergerak ingin menyelak jaket yang menutupi pusar hingga bagian bawah mayat gadis itu.
Namun, sebelum ia menyelak jaket yang basah itu, Charan sudah lebih dulu mengancamnya. “Jika kau menyentuh tubuh adikku, aku pastikan kau tak dapat lagi merasakan tanganmu!” pekik Charan.
![](https://img.wattpad.com/cover/285860572-288-k781600.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CHARAN
Mystery / ThrillerDARK ROMANCE -MYSTHERY THRILLER 🚫Rating 17+ (Mengandung adegan kekerasan)🚫 Charan Parsi hanya ingin hidup damai setelah menjadi mantan gangster, yang merupakan imbas dari kematian adiknya. Sebagai seorang kakak, ia tak bisa tenang sebelum...