10

7 2 0
                                    


.
.

Seonghwa POV

Persetan dengan bagaimana wajahku terlihat di televisi kali ini.

Taekwoon hyung berhasil menahanku untuk tidak pergi. Dengan banyak alasan yang bisa keluar dari mulutnya. CEO kami bahkan sampai menghubungi kami hanya untuk memastikan aku tidak meninggalkan gedung penyiaran sebelum waktunya.

Karena hari ini pertama kalinya lagu kami mendapat peringkat satu.

"Gue udah bilang ke Hwanwoong, hyung," bisik Jongho menggenggam erat tanganku.

Wajahku pasti terlihat sangat buruk, dengan banyak amarah, kalau Jongho sampai berkali-kali mengatakan itu padaku. Apalagi posisi kami di samping MC yang sedang mengumumkan nominasi peringkat hari ini. Bahkan Hongjoong dan member lainnya bergantian menepuk bahuku mencoba menenangkan.

"Yang menempati peringkat pertama hari ini adalah... dugun dugun dugun..."

NCT Jungwoo, yang menjadi MC hari ini bersama Stray Kidz Lee Know dan Kim Minju, mengumumkan dengan bersemangat. Dan aku berharap mereka tidak mengulur terlalu banyak waktu.

Aku harus ke bandara secepatnya!

"Deja Vu!! Selamat kepada ATEEZ!!"

Lee Know memberikan bunga kepada kami, yang diterima oleh Hongjoong.

"Silahkan sepatah dua patah kata," ujar Jungwoo yang kemudian memberikan mic-nya pada Hongjoong, tapi si leader itu malah mengopernya ke San.

"Atiny! Terima kasih banyak!"

Singkat. Padat. Dan mic-nya, entah bagaimana, jadi berada di tanganku.

Aku ingin mengatakan sesuatu. Tapi tiba-tiba foto yang Kang Yohan kirimkan terbesit di otakku. Bisa-bisanya dia melakukan itu pada wajah gadisku?

Sontak air mataku turun begitu saja dan membuat para member panik. Aku juga yakin idol grup yang lain menatapku heran. Kakiku refleks melangkah mundur. Berlindung di balik punggung member, yang kebetulan Jongho. San juga perhatian dengan merapatkan tubuhnya agar menutupi tubuhku yang lebih kecil.

Dan di balik punggung mereka, aku tidak bisa mengontrol tangisanku.

💜💜💜


"Acaranya udah selesai, sekarang gue mau ke bandara."

Aku bergegas mengenakan hoodie hitamku dan berjalan keluar. Bahkan aku tidak terpikir untuk memghapus make up panggungku terlebih dhaulu.

Ini sudah malam, seharusnya aku tidak akan terjebak macet jika naik taksi.

"Seonghwa, keluarganya bersama polisi udah ke sana. Kita tunggu aja di- Woy, Jongho mau ke mana?!"

"Kang Yohan itu gila. Lebih banyak orang, lebih baik," ujar Jongho mengenakan masker di wajahnya. Pergi begitu saja tanpa menghiraukan Taekwoon hyung dan Donghwa hyung yang menghentikannya.

Aku juga ikut menepis lengan Taekwoon hyung dan berlari menyusul Jongho.

"Lo utang cerita ke gue, Jongho," ujarku setelah menyamakan langkah.

Jongho menatapku tajam. "Gue gak utang apa-apa ke lo, hyung. Yang harus gue ceritain tadi udah semua gue ceritain di waiting room."

Sebuah taksi berhenti di depan kami. Aku menarik lengannya ketika dia hendak membuka pintu belakang.

"Tentang Hwaseong yang berubah jadi Byeol."

"Lebih dulu kenal nuna gak bikin gue punya kewajiban untuk ceritain semua hal ke lo, Seonghwa hyung." Jongho melepaskan pegangan tanganku dan masuk ke dalam mobil. Aku buru-buru masuk juga, duduk di sebelah driver.

"Bandara," ujar kami berdua hampir bersamaan.

💜💜💜

Bodoh kalau aku berharap situasi di bandara seperti yang ada di drama-drama. Orang-orang disini terlihat baik-baik saja. Keadaan di bandara terlihat normal. Padahal ada seorang gadis yang saat ini diculik psikopat gila.

Jongho kembali sibuk dengan ponselnya. Entah sedang menghubungi siapa. Sedangkan aku bingung harus mulai dari mana mencari Han Byeol. Departure gate?

"Orang gila," gumam seseorang yang baru saja melewatiku. "Dia minjem ponsel gue buat DM artis?"

Jongho ikut menoleh, tapi aku lebih dulu menghentikan gadis itu.

"Permisi," ujarku dengan masker menempel di wajah. Aku membuka pesan Han Byeol yang masuk di akun instagram grup kami. Menunjukkannya pada gadis itu.

"Kamu tau di mana dia sekarang?"

Gadis itu tentu saja terkejut. Aku bahkan tidak akan marah kalau misalnya dia berteriak saat ini. Karena memang aku terlalu kuat menahan lengannya.

"Maaf." Aku membuka maskerku. Salah satu cara membangun kepercayaan adalah menunjukkan diriku terlebih dahulu, kan?

"Gadis ini, Han Byeol, kamu tahu di mana dia? Dia..."

"Nuna-ku," sahut Jongho cepat. "Dia dibawa paksa mantan pacarnya yang psikopat. Polisi juga ikut mencari mereka."

"Oh, pantas aja tadi pas aku lihat ada memar di wajahnya. Tangannya juga dibebat," ujar gadis itu menutup mulutnya. "Tadi aku ketemu di sana. Aku kira tadi cowoknya manis banget nungguin pacarnya di depan toilet."

Dia menunjuk arah yang berlawanan dari departure gate.

"Kalau mereka mau ke Kanada, seharusnya mereka sudah masuk pesawat," lanjut gadis itu lagi. Dia baru saja membaca pesan yang ditulis Han Byeol.

"Terima kasih banyak," ujarku reflek menggenggam kedua tangannya. Kemudian berlari ke arah pintu keberangkatan.

💜💜💜

STARLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang