"Wait, lo kok nggak kaget?"
Dua orang yang saat ini berdiri di depan meja Taehyung saling berbagi tatap dengan ekspresi malas.
Taehyung baru saja menceritakan tentang hubungannya bersama Jungkook yang sudah menempuh ke level yang lebih tinggi pada dua teman dekatnya di kelas.
Seharusnya kemarin. Tapi kemarin, dia terlalu bahagia sampai-sampai tidak kepikiran untuk memberitahu teman-temannya itu.
"Justru selama ini gue bertanya-tanya," pemuda dengan mata sipit dan bibir penuh menjawab. "kok bisa-bisanya elo masih belum nembak Jungkook sampe sekarang padahal lo sebucin itu sama dia."
"Emang gue keliatan banget, ya?"
"Lo tau nggak sih?" kali ini temannya yang lain, dengan wajah panjang dan lesung pipi tepat di atas ujung bibirnya, yang menyahut. "Tiap lo deket Jungkook, muka lo tuh udah kayak ada tulisan 'gila, gue sayang banget sama Jungkook' gede-gede."
Mendengar ucapan dua teman dekat dari kelasnya, wajah Taehyung merona. Lalu menyembunyikannya dengan dua tangannya yang besar. "Ah, anjir. Gue jadi malu."
Bel istirahat sebenarnya belum berbunyi, tapi karena guru yang seharusnya mengajar mereka tidak hadir dengan alasan harus menghadiri rapat, mereka jadi bisa mengobrol dengan leluasa.
"Taehyung, suami lo udah nyamper!" teriakan dari salah satu teman sekelasnya membuat Taehyung, beserta dua pemuda tadi menoleh.
Di sana, di ambang pintu, sudah ada Jungkook dengan senyum manisnya.
"Bacot, Sehun." umpat Taehyung sembari berdiri untuk menghampiri Jungkook.
"Kok kamu udah keluar?" tanyanya begitu sudah sampai di depan Jungkook. Senyum di wajahnya secara otomatis muncul.
"Guruku ada rapat." jawab Jungkook. "Kamu juga, ‘kan?"
Taehyung mengangguk. Dan sebelum dia berbicara, salah satu sohibnya sudah lebih dulu menginterupsi.
"Kook, main basket, yuk." ajak Jimin dengan senyum lima jari sampai matanya tertutup, menghasilkan eyes smile-nya yang sudah terkenal hampir ke seluruh penjuru sekolah. "Lo nggak bawa bekel, ‘kan?"
Taehyung berdecak. "Nggak usah ganggu apa elah."
Jungkook tertawa. "Boleh."
Jimin menoleh ke arah Taehyung sambil memeletkan lidahnya meledek. "Jungkooknya aja setuju."
"Nggak apa-apa, ‘kan?" kali ini Jungkook bertanya pada Taehyung.
Taehyung mengangkat bahunya. "Kalau kamu mau, ya silakan. Kenapa harus minta izin ke aku?"
"Ah, dilarang pacaran depan orang jomblo!" seru Hoseok, sohib Taehyung selain Jimin. Yang punya julukan mataharinya SMA Bighit karena sifatnya yang cerah dan selalu riang.
Begitu ingin pergi menuju gedung olahraga, seorang murid memanggil Taehyung, mengatakan bahwa dirinya dipanggil oleh wali kelasnya. Membuat hanya tersisa tiga orang yang melanjutkan perjalanan.
"Dadah Taehyung~" seru Hoseok sok manis, tangannya dengan sengaja merangkul lengan Jungkook. Lalu buru-buru pergi dari sana sambil menyeret Jungkook sebelum kena amukan Taehyung.
Sampai di ruang guru, Taehyung hanya diberi mandat untuk memberitahu bahwa guru tersebut tidak bisa masuk ke kelas nanti.
Hanya itu. Bahkan tugas pun tidak ada. Hanya berpesan agar tidak berisik.
Sekali lagi, hanya itu.
Kalau memang hanya itu, kenapa harus memanggilnya? Kenapa tidak sekalian memberitahu teman sekelasnya yang tadi saja? Dengan kesal, Taehyung berjalan menuju gedung olahraga.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Goodbye. [TAEKOOK]
FanfictionBersama Jungkook, Taehyung selalu merasakan kedamaian. Bersama Jungkook, Taehyung selalu merasakan kebahagiaan. Hingga dia lupa, bahwa kebahagiaan tidak pernah bisa berlangsung selamanya. - Sepasang manusia yang bersatu, memperindah dunia dengan...