Part 6

155 16 2
                                    

“Taehyung!”

“Hm???”

“Taehyung, bangun! Ada salju di tengah musim panas masa.”

Perkataan Jungkook sontak membuat Taehyung membuka matanya dengan alis menyatu. Mengangkat kepalanya dan mengarahkan pandangan ke arah jendela.

Tidak ada salju.

Hanya ada gerimis.

Lalu menyimpulkan kalau Jungkook hanya mengira bahwa tetesan air yang mengenai kaca jendelanya membuatnya berpikir bahwa itu salju.

Ketika ingin mengutarakan pendapatnya dan menatap Jungkook, suaranya tercekat.

Jungkook menatapnya dengan dua bola mata yang membesar heran bercampur takjub. Ada segelintir ekspresi senang di sana.

...oh.

Salah satu gejala penderita Sēnecia seiring berjalannya waktu karena tidak bisa tidur adalah timbulnya halusinasi.

“Ayo kita liat!” seru Jungkook antusias. “Kapan lagi kita liat salju turun di musim panas coba?”

Mulut Taehyung seakan terkunci. Tidak bisa terbuka dan tidak bisa mengeluarkan suara apapun.

Melihat keantusiasan kekasih manisnya, mana mungkin Taehyung tega menghilangkan kilau indah dari sepasang galaksi di depannya dengan mengatakan kalau itu hanyalah halusinasi Jungkook semata?

Sementara Jungkook masih menatap Taehyung penuh harap, pemuda Kim itu tengah mencari jawaban yang tepat tanpa harus menyakiti perasaan Jungkook.

No,” jawabnya akhirnya. “Kamu bisa sakit kalau kena salju kayak gitu.”

Dan Taehyung meringis dalam hati ketika kilau di mata Jungkook menghilang. Bibirnya mengerucut. “Kamu tau dari mana saljunya bikin sakit padahal ini baru pertama kali?”

“Logika aja, Jung.” Taehyung kembali menambahkan alasan yang menurutnya masuk akal. “Hujan pertama di musim panas kan nggak bagus buat tubuh, bikin sakit. Siapa yang tau kalau konsepnya sama kayak gitu?”

Taehyung lantas mendekatkan kepalanya dan menaruh kecupan di pipi Jungkook. “Liat dari jendela aja mau?”

Jungkook diam, memainkan ujung piyama Taehyung.

“Aku bikinin cokelat panas sama bawain kue buatan Bunda?” bujuk Taehyung lembut. “Abis itu kita snow gazing bareng?”

Dengan anggukan pelan sebagai respon dari Jungkook, Taehyung tersenyum. “Good boy.” Mengusak lembut rambut halus Jungkook dan turun dari tempat tidur lalu menuntun Jungkook untuk duduk di bangku yang menghadap ke arah jendela.

“Tunggu sini, ya... I’ll be right back.”

“Jangan lama!”

“Siap, Yang Mulia!” membuat sebuah gestur hormat lalu berjalan keluar kamar.

Sebelum menutup pintu, manik cokelat gelapnya menatap tubuh kurus kekasihnya yang bahkan dari sini, Taehyung masih bisa melihat binar takjub Jungkook tengah menatap salju—atau setidaknya itulah yang dilihat Jungkook—sambil berpangku dagu.

Dan pemandangan itu sukses membuat dadanya sesak lalu menangis.

×××

“Tae, aku waktu di sekolah gimana?”

Pertanyaan Jungkook membuat Taehyung yang sedang merapikan kamar Jungkook jadi terdiam.

Sudah hampir setahun semenjak Jungkook dinyatakan menderita penyakit langka yang sampai saat ini belum ada obatnya.

I Love You, Goodbye. [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang