Part 2

176 24 0
                                    

Di sekolah, beberapa hari ini, Taehyung masih sering menghabiskan sebagian waktunya bersama Jungkook meskipun di kelas masing-masing, mereka sudah memiliki teman.

Ketika bel istirahat berbunyi, siapa pun yang keluar lebih dulu, pasti akan datang menjemput ke kelas yang lain untuk kemudian makan siang bersama.

Seperti sekarang ini.

Duduk di bangku taman samping sekolah dengan makanan masing-masing di meja di depan mereka. Jungkook dengan bekal yang ia masak sendiri dan Taehyung yang membeli di kantin.

"Besok nggak lupa, ‘kan?" tanya Jungkook.

Memasukkan sesuap nasi berserta lauknya ke dalam mulut, Taehyung menggeleng. Menjawab setelah makanan di mulutnya habis ditelan. “Mana bisa lupa kalau tiap hari lo ingetin?”

Jungkook tergelak. “Yey, besok kencan sama cowok paling ganteng di sekolah!” serunya riang lalu menyuap nasi goreng kimchi-nya.

Tidak menyadari—atau memang sengaja?—bahwa Taehyung yang duduk di depannya sudah hampir mati karena tersedak.

"Apaan cowok paling ganteng?" seru Taehyung kaget setelah batuknya reda.

Dan Taehyung bisa melihat mata Jungkook melebar serta kunyahannya berhenti untuk beberapa detik sebelum akhirnya kembali tertawa seperti tidak terjadi apa-apa. “Dari kalimat gue tadi, hal pertama yang lo pertanyakan justru itu?”

“Eh?”

Jungkook yang sudah menyelesaikan suapan terakhirnya lantas berdiri. Bersamaan dengan bel masuk yang berbunyi. Lalu menunduk sedikit untuk menatap Taehyung yang juga mendongak menatapnya. “Gue jadi makin nggak sabar buat kencan besok hehe.” Terkekeh sebentar sebelum melanjutkan. “Dah, Taehyung. Sampai ketemu di stasiun besok!”

Setelah itu berlalu, meninggalkan Taehyung yang masih duduk termenung.

Betul juga. Kenapa dia malah mempertanyakan masalah ketampanan dan bukannya hal yang lebih penting?

Taehyung sendiri masih belum sepenuhnya mengerti dengan orientasi seksualnya. Tapi, waktu sekolah menengah pertama dulu, dia pernah beberapa kali mengencani teman perempuannya. Jadi dia berpikir kalau dia itu ‘straight’.

Tapi sekarang, fakta bahwa dia tidak merasa terganggu sedikit pun dengan ungkapan kencan meski dengan seseorang yang sama-sama laki-laki, membuat Taehyung kembali berpikir ulang tentang orientasi seksualnya.

Besok... mungkin bisa jadi sebuah jawaban atas kebingungannya hari ini dan meyakinkan dirinya.
Ah, berbicara tentang besok, dia jadi tidak sabar dengan ‘kencan’nya bersama Jungkook.

×××

Besoknya, Taehyung berangkat menuju stasiun dekat sekolah dimana mereka akan bertemu. Sesuai kesepakatan.

Sampai di sana, belum ada tanda-tanda keberadaan si pemuda kelinci itu.

Tentu saja belum. Sekarang saja masih jam 08.40 pagi. Masih ada 20 menit sebelum waktu janjian.

Yah. Salahnya juga datang terlalu cepat karena terlampau semangat dan tidak sabaran.

Tapi itu bukan masalah. Menunggu 20 menit bukan hal yang sulit.

Menunduk, Taehyung kembali meneliti pakaiannya hari ini. Sederhana, sih. Apalagi udara hari ini cukup panas. Hanya kaus lengan pendek warna hijau muda, celana jeans putih, sepatu kets putih dengan corak hijau lumut, dan waist bag hitam.

“Taehyung!”

Sebuah seruan yang memanggil namanya membuat Taehyung mendongak dan mendapati Jungkook berdiri tidak jauh dari posisinya lalu setengah berlari menghampirinya.

I Love You, Goodbye. [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang