Otewe Malam Pertama

6.1K 251 2
                                    

"Sorry, sorry." Dilapkan tisue ke wajahku. 


Lalu ia mematung melihat kerudung depanku yang basah. Pria itu menatap agak lama, seperti tengah berpikir bagaimana akan mengelapnya.


"Kamu ngapain?" Kusilangkan tangan di dada. "Jangan kelewatan, oke!?"


Alvin nyengir. Entah, apa yang ada dalam otaknya. Yang jelas selama bertahun-tahun bersamaku, dia tak pernah kurang ajar. Dan bahkan selalu menjagaku. 


Yah, keakraban kami dimulai saat kami menginjak bangku SMA. Setelah bertahun-tahun renggang, walau saat kecil sering main bareng. 


Sebelum SMA, kami belum tahu bagaimana cara bergaul dan menyapa satu dengan yang lain.


"Apa kamu frustasi karena belum pernah melakukannya?"

Pemuda tampan dengan manik mata kecoklatan itu kemudian kembali bicara. Kakek kami memang keturunan Belanda, mungkin itu alasan kami mendapat wajah blesteran ini.


"Iya, itu salah satunya." Aku mendesah.


"Kalau begitu, biar aku yang ngajarin kamu, gimana?" bisiknya lagi lebih pelan dari sebelumnya.


Aku sontak mendelik mendengar ucapan itu. "Kamu ngajarin aku? Gimana caranya? Kamu aja belum pernah begituan kan? Nikah juga belum?"


"Yah, tapi aku bisa ngajarin. Apa kalau kita tahu sesuatu, berarti sudah pernah melakukannya? Kaya kamu, deh. Tahu cara mencuri, apa kamu berarti sudah melakukannya."


"Udah, deh. Ntar ke mana-mana ngomongnya!" ucapku yang tak begitu peduli pada bualannya, sambil meraih gelas cup di tangan Alvin. 


Lalu menyedot lagi isinya karena tiba-tiba ucapan pemuda itu membuatku haus. Enak saja. Aku yang beli, dia yang minum. Kebiasaan memang!


Tapi ... saat sedotan masuk ke mulut dan mulai meminumnya, tak ada yang masuk ke mulut apa lagi kerongkongan. Hiss dia meminum bahkan tak ada sisanya.


"Ishh. Alvin ...." tekanku menahan kesal.


Pria itu hanya tertawa tanpa rasa bersalah. "Gimana?"


"Hah?" 


"Kita ke hotel?" tanyanya datar. Serius ini Alvin yang ngomong?


Mendengar kata hotel, aku langsung membekap mulutnya, sambil celingukan, takut jika dari banyak orang di sekitar kami ada yang memperhatikan.


"Tutup mulutmu, Al!"


Lagi, dia malah tertawa.


"Najis!!" dengkusku padanya sambil melotot tepat ke matanya.


"Hahaha." Dia tetap tertawa meski mulutnya sudah kututup.


______________

Setelah berpikir sepanjang jalan, dan akhirnya sampai rumah, keputusanku sudah bulat. Demi harga diri, dan ketenaran Princes Nara, aku akan tidur dengannya. 


Jangan sampai follower Mrs. Queen kembali melampauiku lagi.


Ah, aku benar-benar terpaksa. Soalnya juga perlu gaji team dua bulan. Nggak enak aja, mereka udah kerja keras agar Princes Nara selalu terdepan. Bukan hal mudah membuat konten dan mempromosikannya.


Mereka juga yang tampil terdepan membalas semua komentar, saat aku dipuji atau pun dibully. Ck. Namanya juga netizen, nggak mungkin komennya manis semua. Kadang ada yang nulis koment lebih pedes dari seblak setan.


Untung aku dan team baik hati tidak memperkarakannya, lantaran tahu akun tersebut hanya cari perhatian. Takutnya, dia rakyat jelata yang frustasi karena PPKM, terus cari perhatian di lapakku. Kan kasihan.


"Huft. Ayo kita lakukan, Om!"


Aku pun berlari menuju lantai dua. Di mana kamarku dan kamar Om Saga berada. Kami tinggal di dua kamar terpisah. Sejak hari H pernikahan ini yang terjadi. Dan kami sama-sama menikmati.


Lalu malam ini ....

Entah, sebuah awal yang membuat hubungan kami dekat, atau ternyata akan biasa-biasa seperti sebelumnya. 


Tapi kan di banner dia bilang, adalah seorang Duda ting-ting. Apa artinya dia masih perjaka? 


"Oh ...." Aku menarik napas sambil menutup mulut. 


Kalau iya gawat, pertama kali melakukan akan membuatnya terkesan dan dia akan menempel padaku. Begitu menurut artikel yang aku baca di internet.


Ah, bagaimana ini. Tiba-tiba tanganku menjadi dingin. Aku sangat gugup! Apa aku bisa melakukannya?


Bersambung

Otewe Malam Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang