Berhentilah Saga

3.9K 183 1
                                    

[Kenapa kamu mendustai dirimu sendiri?]

[Kamu hanya akan menyakiti lebih banyak wanita]

Sebuah pesan itu kembali terekam di kepala. Pesan yang dikirim Rania mantan istrinya. Wanita itu tahu, Saga tak pernah berusaha keluar dari masalahnya. Dia merasa di zona aman.

Dengan begitu, siapa yang mau bertahan di sisinya, bahkan jika wanita itu dimandikan susu, memakai sutera atau bahkan tidur di tumpukan uang dan emas yang tak pernah habis.

Saga menoleh ke arah pintu, di mana seorang gadis tengah menunggunya. Meski sanksi ini akan berhasil, ia tetap melakukannya demi bisa membuktikan pada Rania.

'Ya Tuhan, apa ini akan berhasil?' Saga menatap kosong dengan mendobgak kepala lalu meniup berat. Menatap bayangan pria tampan yang hanya terlilit handuk di cermin.

Mata pria itu terpejam sesaat kala ingat ketakutan yang dihadapinya saat tubuhnya mulai mendekat pada seorang wanita. Ia menggeleng, menepis semua bayangan jahat dalam benak.

"Aku pasti bisa!" gumamnya menekan, hingga tangannya meremas tissue yang dipegang.

__________

Setelah membulatkan tekad, Alvin akhirnya mulai melancarkan rencana pertamanya. Diraih ponsel yang sedari tadi tak juga menyala.

Ia menyerah. Menunggu balasan dari Nara, dan tak kunjung datang.

"Hah. Apa yang kamu lakukan sekarang, Ra?" tanyanya seiring tangan yang menggulir layar ponsel. Meninggalkan room yang memperlihatkan sederetan chat dan panggilan yang dilakukan dengan Nara.

[Mbak, sorry. Aku pake uang operasionalnya bentar. Seminggu aku balikin. Oke.]

"Ah, beres." Alvin bicara sendiri. "Sabar, ya Nara. Aku akan cari cara agar kamu bisa lepas dari pria tua itu."

_____________

Merasa jenuh menunggu, Nara akhirnya meraih ponsel yang tak jauh dari tempatnya duduk.

"Memangnya dia ngambil sabun di mana, sih? Ke Korea Selatan? Huh. Kalau iya harusnya ngajak-ngajak aku," omelnya menunggu Saga yang tak kunjung muncul dari kamar mandi.

"Huft." Bukan hanya kondisi tangannya yang berada dalam kondisi buruk, terjepit cincin yang tadinya akan dia pamerkan ke teman-teman dan timnya.

Namun, moodnya juga semakin buruk. Rasa sakit di tangan juga di hatinya karena sikap Saga yang angkuh dan terus berbicara dengan nada tinggi padanya.

"Ada apa lagi sih, Alvin?" Mata Nara bergerak seiring layar yang digulir, membuka pesan dari sepupunya.

Mata perempuan berusia 23 tahun itu memicing, kala melihat angka nominal di gambar yang pemuda tampan itu kirimkan.

"Siapa yang minta?" gumamnya terheran-heran. Apa maksud Alvin mengirim uang itu? Apa karena ia ingin agar Nara tidak tidur dengan suaminya?

Kalau begini dia bingung, bagaimana harus bereaksi.

"Siapa bilang kamu boleh bergerak ke sana?!" ketus Saga yang tak tahu harus bicara apa dengan gadis yang ada di kamarnya tersebut.

Sebenarnya, berbicara kasar adalah salah satu caranya untuk menutupi kecanggungan pada lawan bicaranya.

Nara pun menoleh.

"Om!" Ia berseru-seru seperti anak kecil.

Langkahnya bergerak cepat ke arah Saga, begitu mendengar suaranya. Saking cepatnya, ia sampai tersandung oleh kakinya sendiri. Hal paling tak diduga terjadi.

Mata Saga melebar sempurna, kala satu-satunya kain yang menutup tubuhnya tertarik tanpa sengaja oleh tangan Nara. Padahal niat gadis itu ingin memperlihatkan isi pesan Alvin, yang telah mengirim uang puluhan juta ke rekening gadis itu.

Ponselnya kembali terjatuh berbarengan dengannya.

Nara yang mendongak, hampir saja matanya melompat melihat apa yang ada di depan sana.

Otewe Malam Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang