Chenle memasuki kelas, pagi itu. Kedua matanya langsung mengedar mencari sosok Sungchan. Setelah ketemu, lelaki berkulit putih itu tersenyum lebar. Melangkah mendekati Sungchan yang duduk di bangkunya sibuk mengerjakan sesuatu.
Chenle menghentikan langkah kakinya saat melihat sekelebat bayangan. Mengerjapkan mata pelan, Chenle memiringkan kepala bingung tapi sedetik kemudian ia menggeleng kan kepala mengenyahkan rasa bingungnya.
Chenle kembali melangkah tapi ia terhenti lagi saat mendengar suara lembar buku yang dibalik. Seperti yang pernah ia dengar kemarin.
CTAK!
Kelas yang baru saja ia masuk berubah sekejap mata menjadi toilet. Chenle menghembuskan napas bingung. Mengedarkan pandangannya, menyelusuri toilet yang ia singgahi.
Pertanyaan-pertanyaan yang ia tanya untuk dirinya sendiri kemarin. Kembali ia tanyakan lagi. Apa yang sebenarnya terjadi? Ia ada di mana?
Kedua tangan Chenle ulurkan ke depan. Melebarkan mata saat melihat seragamnya berubah kembali menjadi biru navy dan bukan merah maroon. Ini benar-benar aneh. Kenapa setiap ia mendengar suara lembar buku yang dibalik ia sudah berada ditempat asing dan seragamnya berubah.
CTAK!
Suara itu kembali terdengar. Kini sosok Jung Sungchan ada di hadapannya. Juga, badannya yang tidak bisa ia gerakkan. Membuat Chenle yakin kalau dirinya sedang dikendalikan oleh seseorang lagi.
Sungchan mendecak keras. Buku yang lelaki jangkung itu pegang dilempar keras ke arah Chenle, membuat Chenle memalingkan wajah, meringis kecil saat pipinya terkena pinggiran buku.
"Sudah aku bilang. Jangan menyalahkan satu soal pun di tugasku! Kenapa kau malah sengaja menyalahkannya, hah?! Kau sudah berani denganku?!"
Sungchan menarik belakang rambut Chenle sampai membuat si empu rambut mendongak ke arahnya. "Kau benar-benar sudah berani denganku, ya?" tanyanya berbisik pelan sebelum mendorong kasar Chenle sampai Chenle terjatuh terduduk di lantai toilet.
Chenle mengulurkan tangan ke arah belakang. Mengusap belakang kepalanya pelan yang tadi terkena tembok di belakangnya.
Rasanya sakit.
Sangat malah.
"Itu akibatnya kalau kau tidak menuruti perkataan ku."
Sungchan mengayunkan sebelah kakinya. Menendang dan menginjak tubuh Chenle yang tergeletak mengenaskan di atas lantai.
Sementara, Chenle hanya pasrah dan meringis kesakitan. Sekuat dan seberusaha apapun Chenle untuk bangkit dan melawan Sungchan, ia tetap tidak bisa. Tubuhnya benar-benar pasrah dihajar oleh Jung Sungchan.
Di dalam hati, Chenle terus memaki seseorang yang sudah mengendalikan tubuhnya. Chenle seribu yakin ini bukan hanya mimpi biasa. Kalau ini beneran mimpi, kenapa Chenle mendengar suara itu? Kenapa Chenle merasa ini seperti nyata?
Setelah puas menendang tubuh Chenle sampai membuat seluruh tubuh Chenle kotor dan berantakan. Sungchan menarik lengan Chenle kasar. Membawanya ke bilik toilet paling ujung lalu menguncinya dari keluar.
"S-sungchan ... Maafkan aku ... Aku janji tidak akan menyalahkan tugasmu lagi. Tolong jangan kunci aku di sini." kata Chenle terisak pelan. Memukul-mukul pintu yang tertutup rapat.
"Sungchan tolong maafkan aku."
"Tolong jangan kunci aku di sini, Sungchan."
"S-sungchan ..."
"Sungchan?"
"Sungchan tolong jangan tinggalkan aku. Tolong buka pintunya ..."
Chenle terus memukul-mukul pintu. Meminta tolong pada Sungchan untuk membuka kembali pintu bilik toilet. Di mana itu hal yang sia-sia karena Sungchan sudah pergi dari toilet sedari tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Comic | SungLe
FanfictionZhong Chenle itu sangat angkuh. Suka merundung seseorang yang ia anggap lemah. Tapi, walau begitu banyak orang yang menyukai Zhong Chenle. Mungkin karena dia anak dari orang kaya atau dia tokoh utamanya. Karena, sejahat-jahatnya pemeran utama di dal...