Happy Reading!
"Serius deh, Ca. Kalo lo gak percaya, tanya sama Tantan. Kemaren gue ditabrak cogaannn!!" seru Bella bercerita dengan antusias. Ia menatap Tania seolah meminta gadis itu untuk membantunya meyakinkan Shalsa agar percaya jika kemarin ia di tabrak oleh lelaki tampan.
"Kok bisa? Lo kali yang nabrak dia." kata Shalsa meragu.
Tentu saja, Shalsa sudah paham betul dengan tabiat temannya yang satu ini. Demi bisa berada di dekat lelaki tampan idolanya, Bella tidak akan segan-segan mengeluarkan berbagai macam modus agar tujuannya bisa tercapai.
"Ya ampun, Ca. Meragukan gue banget lo."
"Bukan gitu, Bel. Lo kan orangnya nekat kalo udah nemu cogan versi lo itu." jelas Shalsa membuat Bella nyengir tak berdosa.
"Iya sih. Tapi kali ini gue serius!! Tanya deh Tantan. Ya kan, Tan?" Bella menatap kearah Tania begitupun dengan Shalsa.
"Hm. Kemaren cowoknya buru-buru terus nabrak Bella."
"Tuhkan!! Percaya kan lo sekarang?!"
"Iya, iya gue percaya." Shalsa mengalah. Setelahnya, gadis itu menyeruput jus alpukat di hadapannya.
Suara berisik yang berasal dari pintu kantin berhasil menarik perhatian siswa siswi yang tengah menikmati santapan mereka.
Disana–di pintu masuk kantin, Alfa dan keempat temannya–serta satu orang yang sangat mereka kenal, tengah berjalan bersamaan melangkah kearah sudut.
Keenam-nya sempat melewati meja Shalsa, Bella, dan Tania. Namun Alfa hanya mencuri pandang sebentar sebelum akhirnya kembali berjalan melanjutkan langkahnya.
Berbeda dengan Alfa sang ketua, keempat temannya yang lain justru terlihat menyapa Shalsa dengan senyum hangat mereka. Bahkan Fary dan Bagas tak segan untuk melempar candaan pada gadis cantik itu.
"Hati apa kabar, Shal? Aman, kan?" tanya Bagas membuat David, Fary, dan Ian terkekeh.
"Sabar, Shal. Alfa cuma ketempelan nenek lampir waktu lewat depan toilet tadi."
"Gila ini gila! Nenek lampir semakin di depan." seru Bella dengan mata tak lepas menatap Alfa yang tengah digandeng oleh kakak kelas perempuan mereka.
"Lo nggak gerah, Ca?" tanya Tania tiba-tiba kontan membuat Shalsa mendelik.
"Ngapain juga gue harus gerah?!" sahut Shalsa malas.
"Dikira. Lihat doi bareng ceweknya."
"Gak usah ngarang!"
.
"Lo nggak pegel, Mar, nempelin Alfa mulu daritadi?" tanya David yang jengah dengan kelakuan seorang Amara Putri.
Sedari pagi tadi, ketika Alfa baru saja masuk ke dalam kelas. Amara langsung menghampiri temannya itu dan meminta Alfa untuk duduk bersamanya, membuat David merotasikan bola mata jengah. Untung saja, temannya yang mirip dengan kulkas dua pintu itu menolak ajakan Amara untuk duduk berdua.
David pikir usaha Amara untuk mendekatkan dirinya dengan Alfa telah usai. Tapi siapa sangka, gadis itu kembali menghampiri Alfa saat bel istirahat bergema dan memohon agar ia bisa satu meja dengan mereka di katin.
"Lo kira gue ulet yang sukanya nempel nempel?" Amara bersungut. Manatap David dengan wajah tak sukanya.
"Lah, bukannya iya lo ulet?" timpal Fary membuat Amara mengernyit.
"Maksud?"
"Kan gatel."
Sontak, terdengar suara tawa yang berhasil menjadi sorotan siswa siswi di kantin, setelah Fary menyelesaikan perkataannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/263773517-288-k679858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSHA
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ DISARANKAN MEMBACA TERLEBIH DAHULU CERITA SHALFA SEBELUMNYA AGAR MEMAHAMI ALUR CERITA INI!! #Shalfa versi novel tersedia di Shopee dan beberapa toko buku online lainnya! DIBACA TERPISAH PUN BISA!! _______________________________________ ...