5.

318 18 1
                                    

Happy Reading!

“SAMLEKOMMMM, ALFAAAA...” teriak Fary menggema di ruang tamu keluarga Sanjaya.

David, Bagas, Fary dan Ian dengan santai masuk dan duduk di sofa ruang tamu meski tuan rumah belum menunjukkan batang hidung nya.

“AL—”

“Buset, dah, Bangg... Lo pada mau nyamper apa ngajak tawuran?” Zacky menyela. Ia yang tiba-tiba datang dari arah dapur berhasil membuat keempat pemuda teman Alfa itu menoleh seketika.

“Ngajak tawuran. Kenapa? Lo mau ikut?” Fary malah balik bertanya. Sementara Zacky, yang kini ikut bergabung bersama mereka lantas menggidikkan bahunya malas.

“Ogah. Ikut sama lo pada nambah dosa.”

“Dih, songong lo.” Ian yang duduk disampingnya pun sontak menoyor kepala Zacky sebal.

“Abang lo mana?” Sedari tadi diam, kini David angkat bicara. Membuat Zacky yang hendak membalas perbuatan Ian langsung menghentikan gerakannya dan menoleh.

“Di kamarnya kali. Baru aja naik keatas dia.”

“Ngapain nyari gue?”

Kini tak hanya keempat teman Alfa, Zacky yang berada disana pun menoleh kearah tangga saat orang yang tengah dibicarakan datang tanpa menimbulkan suara.

“Eh, Alfa...” sapa Fary basa basi. Menunjukan cengirannya yang tak diindahkan oleh teman tersayang nya itu.

“Ian ngajak malmingan.” sahut Bagas menjawab pertanyaan Alfa.

Alfa menaikkan sebelah alisnya, lantas mengalihkan tatapannya kearah Ian.

“Lah, kok jadi gue??” tanya Ian tak terima. “Elo sendiri juga, malah nuduh gue.”

“Kemana?” tanya Alfa yang sudah mendaratkan bokongnya di samping David.

“Kafe baru.” jawab David membuat cowok itu mengangguk samar.

Sesaat kemudian, tak ada gerakan jika Alfa akan beranjak untuk bersiap. Bagas yang tak sabar pun menyikut lengan David untuk memberi kode.

“Kagak ikut, Al?” tanya David saat Alfa tak kunjung beranjak.

Tanpa membalas pertanyaan teman disampingnya, Alfa segera beranjak membuat semua yang ada disana melongo keheranan.

“Jadi Bang Al ikut apa kagak dah?” tanya Ian tak mengerti.

Fary menggidik, begitu pun dengan David dan Bagas.

“Tunggu aja bentar. Siapa tau lagi ganti baju.” ucap Zacky memberi kemungkinan.

“Emang kagak pernah jelas abang lu. Kayak cewek.”

Setelah menunggu kurang dari 20 menit, kini Alfa dan keempat temannya tiba di kafe yang ternyata tengah ramai dibicarakan sebab baru beberapa hari dibuka.

Kelimanya berjalan masuk. Di pimpin Bagas dan Fary di depan, gerombolan mereka seketika menjadi pusat perhatian sesaat setelah melewati pintu masuk kafe.

“Harusnya Zacky ikut tadi. Yakin banget gue tuh bocah bakal nyesel kalo tau banyak cewek cakep disini.” celetuk Fary saat matanya mengedar ke seluruh penjuru kafe.

Meski malam minggu, nyatanya di kafe yang tengah mereka singgahi ini masih banyak muda mudi yang tidak bersama pasangan nya untuk menikmati malam indah di malam minggu ini.

David ikut mengedarkan pandangannya. Ia mengangguk mengiyakan perkataan Fary. Adik dari temannya itu memang memiliki sifat sebelas duabelas dengan Fary yang hobi nya cuci mata. Namun, Zacky tak separah Fary yang tukang modus.

ALSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang