24. Love Language

48 2 0
                                    

Setibanya di Korea Yeonhee memaksa Changmin untuk segera ke rumah sakit namun ditolak begitu saja dengan alasan sudah merasa baik - baik saja, namja itu malah mengantarkannya ke Busan dan memintanya untuk istirahat sementara disana.

Changmin kembali kerumahnya seorang diri membuat adiknya mengernyit bingung.

"Kenapa oppa sendiri? Dimana Yeonhee eonni dan Nahyun?" Tanya Jiyeon.

"Aku mengantarkan mereka ke tempat Min ahjumma di Busan, untuk sementara aku ingin mereka istirahat disana."

"Bukankah oppa minta untuk dipersiapkan pernikahan secepatnya?"

"Hmm, aku hanya ingin mereka istirahat di tempat yang tenang untuk beberapa hari ini."

"Tapi oppa baik - baik saja bukan? Kenapa pucat sekali?" Khawatir Jiyeon.

"Aku baik - baik saja, dimana eomma?"

"Seperti biasa, perkumpulan nyonya - nyonya sosialita."

"Lalu persiapan pernikahanku?"

"Sudah lebih dari setengahnya siap, mungkin tinggal oppa dan eonni untuk mencari cincin dan fitting baju pernikahan." Antusias Jiyeon.

"Secepat itu?" Kekeh Changmin.

"Berada ditanganku semuanya beres, lagipula oppa hanya ingin pemberkatan sederhana jadi dengan koneksiku yang luas semuanya selesai dalam waktu singkat." Bangga Jiyeon.

"Akhirnya adik cantikku ini berguna juga." Gurau Changmin disambut pukulan ringan dibahunya namun hal itu membuat Changmin meringis kesakitan.

"Apakah sesakit itu padahal aku hanya memukul oppa ringan sekali?" Bingung Jiyeon.

"Jiyeon-ah bisa minta tolong sebentar?" Pinta Changmin membuat adik perempuannya itu mengernyit bingung.

Changmin masuk kekamarnya diikuti Jiyeon lalu membongkar tas yang dibawanya dari LA, ia mengeluarkan beberapa obat, salep dan juga kasa kemudian menyodorkannya pada Jiyeon.

"Ini apa oppa?" Bingung Jiyeon, namja itu tak menjawab namun langsung membuka kemejanya, ia berbalik dan memperlihatkan punggungnya yang dibalut kasa cukup tebal.

"Oppa apa yang terjadi?" Kaget Jiyeon.

"Tolong gantikan kasa dan oleskan obatnya dulu, oppa akan ceritakan apa yang terjadi." Pinta Changmin.

Jiyeon menurut sembari mendengarkan cerita Changmin akan apa yang telah terjadi padanya di LA beberapa hari yang lalu, gadis cantik itu menahan tangis melihat luka di punggung kakak kandungnya namun ia tak bisa menahan air matanya kala mendengar cerita lengkap mengenai Yeonhee dan Nahyun selama disana.

"Oppa memang sudah pantas menjadi seorang ayah." Komentar Jiyeon setelah selesai mengganti kasa dipunggung Changmin, namja itu berbalik dengan senyum tipisnya, ia menghapus air mata di pipi adiknya.

"Oppa mirip dengan appa, aku yakin oppa akan menjadi appa yang baik untuk Nahyun." Yakin Jiyeon lalu memeluknya.

"Terimakasih sudah mendukung oppa." Ucap Changmin.

"Aku akan selalu mendukung asalkan oppa bahagia." Tulus Jiyeon.

***

Nyonya Shim bersedekap sembari memandang kearah Yeonhee yang duduk dihadapannya, disebelahnya Changmin duduk sembari memangku Nahyun, tatapan nyonya Shim nampak tidak terlalu bersahabat dan hal itu membuat Jiyeon yang duduk disebelahnya geleng kepala.

"Eomma membuat Nahyun takut." Sindir Jiyeon.

"Memangnya apa yang kulakukan?" Bingung nyonya Shim.

THE MEANING OF HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang