11 : lagunya steve lacy

2.3K 274 15
                                    


song | steve lacy - dark red



Berhari-hari setelahnya, Karin jarang sekali menampakkan diri. Ayah tidak lagi mau berlangganan galon sama Karin, dan Wija cuma bisa ngelihat doi kalau di kampus. Karin seakan ngejauh.

Wija ngerasa dirinya beneran aneh. Sesuka-sukanya dia sama orang, baru pertama kali ini dia ngerasa begitu nyesel. Kangen pakai banget, dan sedih pakai pilu.


Soal Bagas, yah pemuda itu masih kekeuh ndeketin Wija. Walau Wija udah terang-terangan bilang gak suka dan gak mau. Kalau kata Bagas mah, "Usaha aja. Siapa tau nanti hasilnya memuaskan" Bikin Wija kesal aja! Andai Karin yang begitu, mungkin akan Wija ladeni.

Sayang, sepertinya Karin tidak sepercaya diri Bagas. Dia merasa dirinya tidak pantas.



"Jiakh, galau nih ceritanya" Sang kakak seenaknya masuk ke kamar Wija. Melihat Wija yang lagi pasang wajah khas 'merenung' sambil ngelihatin foto-foto Karin yang dulu Wija ambil pakai kamera jadul milik Karin.

Wija mendengus. Membalik badannya dan mengabaikan Lia.


"Lo tuh jangan cuma ngarepin Karin yang usaha. Coba lo, pasti gak mau kan. Sama-sama aja dong berarti dua dua nya" Gumam Lia menyalakan pc Wija dan memainkan game disana.

Mulut Wija berdecak. "Udah gue bilang gue gak ada apa-apa sama Karin!"

Lia membulatkan mulut dan matanya kaget. Bisa-bisanya adik tolol kesayangannya ini masih belum tobat juga.


"Lo tuh denial anying. Bilang di depan orang lain 'Enggak' tapi kalau sendiri 'Mewek' Terus kalau ada apa-apa lo salahin si Karin, padahal mah harusnya pasangan itu saling ngertiin dong" Ujar Lia serius.

Wija melirik ke ujung matanya. Jujur benar juga sih. Tapi dia masih belum bergeming. Sedang Lia sekarang memutar bola mata jengah. "Dasar remaja. Gue yakin lo pasti sama mantan mantan lo juga kayak gini"

Posisi Wija sekarang sudah berubah duduk.

"Gue sama pacar gue dulu cuma seneng-seneng doang, kalau putus ya putus, terus gue cari yang lain" Jawab Wija sesuai kenyataan.


Lia menjentikkan jari.

"Berarti kena karma lo. Mampus sukurin, biasanya mainin hati orang kan lo. Rasain sekarang hati lo yang di ombrak-ambrik hahahahaha" Lia ketawa kelihatan puas banget ngejek adiknya.

"Bangsat lo njing!" Wija mendorong kursi yang di duduki Lia lalu pergi keluar kamar. Tak lupa sambil di dobrak pastinya. Dan untung kursi itu yang ada rodanya, jadi Lia masih aman.



Di dapur, yang Wija temui adalah bunda.

"Eh Wija. Udah nafsu makan? Makan sini yuk" Ucap bunda mengelus-elus kepala anak bungsunya itu. Menuntunnya agar duduk di kursi.

Iya, Wija jadi sering susah makan. Apalagi kalau harus makan di meja makan sama ayahnya.


"Bunda bikin apa?" Tanya Wija.

"Jus. Kamu mau kan?" Tanya bunda balik dibalas anggukan oleh anaknya.

woman • winrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang