Sekarang?

78.6K 2.1K 52
                                    


Happy Reading (✷‿✷)


******

Setelah Pak Nando selesai makan bubur, Ara langsung pamit untuk melakukan pekerjaannya yang belum selesai.

Sebenarnya susah untuk pergi dari Pak Nando, Ara harus menggunakan seribu satu cara agar Pak Nando mengiyakan permintaannya. Salah satunya menuruti keinginan bosnya, apapun itu.

"Apapun yang bapak mau, saya lakukan deh asal saya kerja sekarang pak" mohon Ara.

"Apapun?" Tanya Pak Nando dan dijawab anggukan.

"Baiklaahh, jadilah asisten pribadi saya" Ara yang mendengar itu langsung melototkan matanya. 'Asisten pribadi?' gila saja.

"Yang lain lah pak"bujuk Ara.

Pak Nando terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya. "Noo, hanya itu permintaan saya Ara. Sesulit itukah bagimu? Ini juga menguntungkan kamu Ara, gaji pun lebih besar daripada menjadi office girl" Pak Nando menatap Ara lembut.

Sedangkan Ara yang ditatap seperti itu menjadi risih sendiri.

"Kenapa harus saya pak?" Tanya Ara dengan hati-hati. Entahlah dia tidak suka ditatap seperti itu, kan salting¶>.

Yang ditanya hanya tetap menatap Ara, tapi kali ini dengan tajam, setajam $ilet.

Ara paham tatapan itu, dia tidak akan bisa mengelak lagi.

"Ah ya baiklah pak, saya akan menjadi asisten bapak. Saya akan bekerja mulai kapan pak?" Tanya Ara dengan pasrah.

"Nanti malam"


••••••


Hari sudah petang, jam sudah menunjukkan pukul 22.10, artinya pekerjaan Ara sudah selesai.

Ara membuka handphonenya dan dia menemukan satu pesan dari nomor tidak dikenal.

Ara membuka pesan tersebut.

08192877xxxx

Kalau sudah selesai tolong kabari saya.

Ara mengernyitkan kening, siapa ini? Bodo ah , mungkin salah kirim, pikir Ara.

Ara mencepol rambut dalam satu ikatan, sehingga menampakkan leher jenjang nan mulusnya. Kakinya melangkah ke keluar gedung, sepi. Tidak ada siapapun. Teman-temannya sudah pulang tepat waktu, hanya dia yang molor.

Ara membuka HP untuk memesan ojol untuk pulang. Ara duduk diam didepan kantor sambil merasakan angin malam yang menerpa wajahnya.

Tiba-tiba..

Ara merasakan jilatan-jilatan lembut di tengkuk lehernya, duh kan langsung merinding.

Ara diam kaku, pikirannya nge-blank. Ini apa? Dia kenapa? Harus apa? Pertanyaan dalam otaknya membuat Ara semakin bingung apa yang sedang terjadi.

Awalnya jilatan, lama-lama menjadi sebuah kecupan.

Cupp cupp

Cup

Sampai-sampai Ara lupa cara bernafas.

"Bernafaslah Araaa, jangan mati konyol karena saya cium tengkukmu" ucapnya sambil menekan kata cium.

Ara menoleh, ternyata bosnya yang sekarang sudah disamping kanannya.

Ara benar-benar blank. Sebenarnya apa yang baru saja terjadi? Pertanyaan itu masih bersarang di otak kecilnya.

Sampai sebuah mobil berhenti didepan mereka. Ara ditarik oleh Pak Nando.

Ara hanya menurut, karena dia masih bingung, benar-benar bingung.

Sampai didalam mobil Ara baru sadar. Mau kemana ini?

Ara menatap bosnya untuk meminta penjelasan. Yang ditatap pun paham.

"Rupanya kamu lupa ya Ra?" Tanya pak Nando.

Ara hanya mengerutkan kening, apa?

"Ck, mulai malam ini kan kamu sudah resmi jadi asisten saya, kalau kamu lupa, tadi siang kamu juga mengiyakan."

Ara hanya menghela nafas pasrah, dia mengiyakan karena memang bosnya itu tuan arogan yang tidak bisa dibantah.

Ara melihat ke depan, dia baru sadar sopir?

"Sejak kapan bapak menggunakan sopir?"tanya Ara sembari menatap bosnya.

Dan yang ditatap pun hanya senyum-senyum. Dih kenapa bosnya?

Klik

Suara tombol yang dipencet untuk menurunkan pemisah antara bangku kemudi dan penumpang.

Ara bingung, tetap menatap bosnya.

Cup

Secepat kilat Pak Nando telah berhasil mendaratkan satu kecupan dibibir Ara.

Otak Ara jebol, tidak bisa memikirkan apa yang terjadi. Terlalu banyak kejutan yang ia peroleh hari ini.

"Saya menggunakan sopir supaya bisa berduaan sama kamu Raa, ish ngga paham banget kamu tuh." Rengek Pak Nando sedikit merajuk.

Pak Nando menyenderkan kepalanya ke pundak Ara. Dia capek setelah seharian bekerja, dan dia ingin bermanja-manja bersama Ara.

Karena tidak ada respon apapun dari Ara, Pak Nando semakin gencar melakukan serangan, dia menduselkan kepalanya ke ceruk leher Ara dan memejamkan matanya sampai dia benar-benar tertidur.

Ara yang merasakan hembusan nafas dilehernya pun sadar. Dia menengok ke bawah, sepertinya bosnya sudah tidur.

Ara melihat ada kantong mata di bawah mata bosnya. Karena dirasa bosnya kecapekan, jadi Ara hanya membiarkannya saja. Ara juga ikut memejamkan matanya.

Sampai dimana dia merasakan benda tebal dan basah sedang menyusuri bagian belahan dada atasnya.

Ara terbangun, dia melihat ke bawah. Nampaklah bos gantengnya seperti bayi yang sedang kehausan, mengecupi apapun yang ada didepannya. Tapi, sejak kapan belahan dada atasnya terbuka?

Ara menjauhkan kepala bosnya dari belahan dadanya. Ara melihat mulut bosnya yang masih mengecup angin.

Ara gemas bukan main, dia meraba celana untuk mengambil ponsel. Dia ingin mengabadikan momen lucu ini.

Tapi belum sempat Ara mendapatkan ponsel, dia mendengar gumaman dari bosnya..

"Hauss... Nenenn"

















Apakah ia harus menyusui bosnya sekarang?














-     Bersambung..     -




Halo haloo..

Aku up nihh, gimana menurut kalian ceritanya?😭

Bagus ga sih, duh lah pusing aku..

Kalau jelek komen aja gapapa guys😭

See you next guyss.. byeee👋🏻

Jangan lupa vote yaa!!!!


Bucin Pak?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang