Pukul 3 sore, Glacia dan Haekal sudah sampai di kediaman keluarga Haekal. Perjalanan dari Bandung ke ibukota Jakarta memang memakan waktu yang lama. Terlebih lagi, bus yang mereka tumpangi sempat mengalami kendala.
"Kak, kakak nggak bermaksud bikin aku di adopsi sama orang kan?" Haekal terkekeh lalu menggeleng.
"Nggak lah. Oh, lo berpikir begitu karena gue bawa ke panti asuhan ini?" Glacia mengangguk was-was.
"Salah besar. Ini rumah gue, maksudnya rumah ayah bunda gue. Mereka emang punya panti kok. Dan lo tenang aja, lo murni tamu gue. Bukan calon anak adopsi panti ini." Glacia bernafas lega.
"Hehe, maaf ya udah salah sangka sama kakak."
"Iya. Santai aja sama gue. Tapi kalau lo mau di adopsi juga nggak papa kok." Godanya. Sontak, Glacia menggeleng kukuh.
"Nggak mau. Glacia masih punya orangtua kak. Ya meski nggak tahu sih sekarang dimana." Jelasnya lesu. Haekal merangkulnya memasuki panti itu.
...
Bandung"Glacia! Bikinin saya sarapan dong!" Amira baru saja bangun tidur. Niatnya ia akan pergi bekerja jam setengah delapan. Namun, saat membuka tudung saji, wanita itu tak menemukan secuilpun makanan.
"Glacia! Eh anak sialan! Kamu dengerin saya apa nggak sih? Gadis kok jam segini belum bangun. Cepet!" Tak ada sahutan sama sekali.
"Dateng sendiri atau mau saya seret! GLACIA! Jangan menguji kesabaran saya ya kamu!" Amira bangkit dan menuju tempat dimana Glacia biasa tidur.
"Bangun kamu anak sial__ kurang ajar. Kemana nih anak? Atau jangan bilang." Amira langsung mengecek lemari baju Glacia. Wanita itu bertambah geram saat tak menemukan satupun baju milik Glacia.
"Kurang ajar! Berani banget kabur ya tuh bocah. Awas kalau ketemu, saya bunuh kamu!" Geramnya lalu keluar mencari Glacia. Amira yakin, gadis kecil itu tak jauh dari wilayah Bandung.
Tbc
copyright©DoyChanny2021
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK GANGSTER
De TodoBeing Glacia? Let's click "read" to know! copyright©DoyChanny2021