10. Ketemu

897 75 9
                                        

Rencana yang sudah disusun rapi tiba-tiba berubah. Haekal tidak bisa turut menjenguk Aldi karena bundanya meminta cowok itu menemani Glacia. Seperti yang kita tahu, mental Glacia memang tidak baik-baik saja. Saat Haekal pergi bersekolah, Glacia mendadak menggegerkan satu panti. Gadis itu tiba-tiba berteriak histeris kemudian menangis dan berakhir tidak ingin ditemui siapapun kecuali Haekal.

"Duh, sorry banget ya bro. Gue mendadak kagak bisa jenguk Aldi. Tapi kemarin gue kok yang anterin doi ke rumahsakit."

"Lah, kenapa? Bukannya tadi lo ayo ayo aja." Timpal Eric.

"Gimana ya jelasinnya. Jadi, gue itu dadakan banget punya adek. Sumpah, anaknya lucu bingits. Nah, dia lagi sakit. Ya gue nggak bisa ninggalin dia. Sorry banget ya." Semuanya saling pandang. Entah satu pemikiran atau tidak, mereka secara serentak tersenyum penuh arti.

"Kal, jenguk Aldi ntaran aja deh. Mending sekarang kita semua ikut lo ke rumah." Celetuk Eric.

"Nggak nggak nggak! Apaan lo pada. Kok jadi ke rumah gue." Protes Haekal. Baik San maupun Hito langsung merangkul Haekal , mengajak cowok itu cepat pulang.

...

Dan disinilah mereka berlima. Duduk di kamar Haekal bersama Glacia yang masih menangis. Gadis kecil itu terus menggumamkan kata takut dan jangan.
"Sstt, kakak disini kok. Nggak ada yang mau sakitin Cia. Tenang ya." Haekal masih terus mengusap rambut Glacia.

"Kal, adik lo udah mulai tenang deh kaya'nya. Coba tanya kenapa." Kini, Jeno memecah keheningan.

Haekal mengusap air mata Glacia, lalu mensejajarkan pandangan mereka.
"Bilang sama kakak. Cia kenapa?"

"Mama mau bawa Glacia. Tadi aku pergi ke minimarket sama ayah. Pas aku nunggu ayah, mama tiba-tiba dateng dan mau bawa aku pergi. Aku, aku spotan teriak karena takut. D-dan untung pas lagi rame, ayah langsung bawa aku pulang." Jelas Glacia yang masih terisak kecil.

"Bangsat!" Sentak anak pak Sarjito itu. Glacia menatap Haekal sendu, lalu menenggelamkan kepalanya di dada bidang Haekal.

"Lho? Glacia punya mama Kal?" Tanya San. Mungkin juga mewakili isi kepala teman-temannya Haekal.

"Iya, dan mamanya dia itu gue rasa adalah orang yang bermasalah. Gila kali ya, bocah segini udah di siksa tanpa ampun sampai trauma." Semua mengangguk setuju.

















Tbc
copyright©DoyChanny2021

ANAK GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang