Yoana tengah menunggu suaminya pulang. Sudah hampir pukul 20.00 Wib, Bram belum ada tanda-tanda pulang. "Ma, si papa belum pulang?" Tanya Eric, remaja itu memang baru memasuki rumah karena mengambil kelas tambahan matematika.
"Ha? Belum nak. Kamu bersih-bersih sana! Mama udah minta mbok Inem panasin makan malam buat kamu sama papa." Eric menurut lalu pergi ke kamarnya.
Tak lama setelah kepergian Eric, si tampan Jeno beserta Bram juga memasuki rumah dengan diselingi percakapan.
"Lho, mama belum tidur?" Bram mendekati istrinya lalu saling bersalaman. Jeno pun melakukan hal yang sama."Gimana mama bisa tidur kalau jagoan-jagoan mama pada belum di rumah. Sana gih bersih-bersih dulu! Habis itu kita makan malam bersama."
"Mas Eric juga baru pulang ma?" Tanya Jeno. Yoana mengangguk sebagai respon lalu menyusul suaminya ke kamar.
...
Cklek...
Yoana menoleh saat mendengar Bram membuka pintu kamar mandi. Ah, pesona suaminya dengan rambut setengah basah dipadukan dengan kaos hitam tak berlengan adalah hal yang mustahil untuk diabaikan. Namun, sekarang bukan saatnya untuk hal itu. Ada hal yang jauh lebih penting daripada pesona suaminya.
"Na, kamu kok nyusulin ke kamar? Aku kira kamu nyiapin makan malam buat kita."
"Oh, itu ya? Em, aku udah nyuruh mbok Inem tadi." Bram mengangguk lalu mengeringkan rambutnya.
"Mas, ada yang pengen aku omongin sama kamu." Ucap Yoana.
"Apa? Ngomong aja nggak papa. Kok kamu seperti gelisah begitu?"
Yoana menghela nafas lalu menunjukkan sebuah foto dan riwayat pesan dari Liu di ponsel milik Bram. "Jujur sama aku! Ini foto siapa? Dan apa benar yang Liu bilang, kalau kamu punya anak lain? Atau orang yang ada di foto inilah ibu dari anak kamu?"
Bram menghentikan aktivitasnya, lelaki itu beringsut mendekati istrinya. Atau lebih tepatnya duduk berjongkok dihadapan Yoana.
"Na, mungkin sudah saatnya kamu tahu masa lalu aku. Ya, aku punya putri dari dia. Orang yang ada di foto ini." Yoana memilih diam. Ia yakin suaminya memiliki alasan lain karena menyembunyikan hal besar ini padanya."Waktu aku SMA, aku sama Bianca, wanita itu, pernah pacaran. Dan ya, aku sangat mencintai dia. Tapi itu dulu. Waktu aku masuk Universitas, papa minta aku putusin dia karena aku harus gantiin beliau jadi pemimpin Victor. Aku nggak tahu kalau putusnya aku sama dia malah ninggalin anak itu. Aku berani bersumpah nggak ada main sama dia setelah kenal kamu. Jadi aku mohon sama kamu, jikalau aku dan Liu menemukan putriku, ayo, bantu aku menebus semua kesalahan aku sama dia." Bram memeluk istrinya saat wanita itu terisak.
"Mas, jujur aja aku sedikit kecewa karena kamu baru mau jujur sama aku. Aku nggak marah sama kamu. Karena aku tahu, dulu, kamu sangat mencintai dia. Dan kita hanyalah sesuatu yang dimulai karena keterpaksaan. Ayo, ayo cari dan menyayangi putri kita sama-sama. Putri kamu, sekarang adalah putri aku juga." Bram bersyukur jika Yoana tidak membenci anaknya. Dan ia berharap bisa segera menemukan gadis kecil itu.
Tbc
copyright©DoyChanny2021
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK GANGSTER
AcakBeing Glacia? Let's click "read" to know! copyright©DoyChanny2021