06 ; no sorry

3.2K 287 5
                                    

Selama dua hari ini, Lisa enggan untuk berbicara apalagi bertatap muka dengan ayah tirinya. Lisa akan merasa jijik ketika pandangan mereka bertemu. Lisa benar-benar benci dengan ayah tirinya itu, sudah mesum, brengsek, tidak tau diri, tidak punya hati, pokoknya Lisa benar-benar benci!

Tapi di lain hal, ucapan Jungkook tentang mereka yang telah berciuman sebanyak empat kali itu begitu menghantui isi kepala Lisa.

Dengan Jungkook, bagi pria itu ia dan berciuman, tapi bagi Lisa tidak. Itu hanyalah ciuman dari otak mesum Jungkook, yang malah di salurkan di bibir Lisa. Selain itu, Lisa juga bercumbu dengan Mr —si laki-laki misterius yang ia temui di halte bis—.

OH! dan juga, Lisa sudah berciuman dengan Mr sebanyak dua kali.

Tunggu ... Tunggu ... Lisa semakin di buat bingung sekarang. Lisa tentu sudah mencerna apa maksud dari semua ini, tetapi ...

klak!

Seseorang memasuki kamar Lisa. Lisa menoleh, dan menemukan presensi ibunya yang berdiri di depan pintu seraya kembali menutup pintu tersebut.

Irene mendengus pelan. "Kamu selalu begini, Lisa. lupa mengunci pintu."

Lisa hanya cengengesan.

Irene melangkah mendekati Lisa. Lisa menatap mata sang ibu dengan sendu, Lisa kembali teringat dengan perkataan Jungkook yang 'hanya menjadikan sang ibu sebagai pintu untuk memasuki dirinya', Lisa tidak terbayang bagaimana rasa sakitnya Irene ketika mendengar perkataan yang di ucapkan oleh Jungkook. Pria itu ... Benar-benar brengsek.

"Lisa ..." Panggil Irene. Irene menyadari kalau Lisa mulai melamun.

Lisa tidak menggubris. Gadis itu masih berada di dalam lamunannya.

"Sayang ..." Panggil Irene lagi, namun kali ini dengan sedikit mengguncangkan tubuh Lisa.

Lisa langsung tersadar dengan terkesiap. "Ibu ... Ada apa?"

Irene mulai memasang khawatir ke arah Lisa. Entah apa yang ada di pikiran putrinya hingga membuat putrinya melamun seperti tadi. "Kamu yang kenapa, sayang?"

"A-ah ... Aku tidak apa-apa kok ibu. Sungguh. Aku hanya sedang memikirkan tugas kuliah saja, tugas kuliah ku menumpuk saat ini." Dusta Lisa. Padahal ia sedang memikirkan perlakuan dan ucapan tidak pantas dari ayah tirinya.

Irene menghela nafas lega melihat Lisa yang mulai tersenyum ke arahnya. Irene membalas senyuman Lisa seraya mengelus surai rambut putrinya.

"Itu yang ingin ibu bicarakan sama kamu. Ibu perhatikan kamu selalu melamun akhir-akhir ini, jadi ibu khawatir. Tapi syukurnya kamu tidak apa-apa." Irene mengelus pipi Lisa yang mulai sedikit berisi. Pandangan sang ibu kembali sendu ketika mendapati manik mata Lisa yang terlihat depresi.

Apa kamu benar-bena baik-baik saja, nak? Batin Irene. Ia merasa ada yang salah dengan Lisa, dan entah kenapa ia merasa Lisa berbohong kalau Lisa sedang baik-baik saja. Ini insting orang tua terhadap anaknya.

"Eum ... Ibu bisa pergi dulu? Bukan bermaksud mengusir, tapi aku ingin mengerjakan tugas kuliahku." Ucap Lisa dengan lembut. Lisa melepas tangan Irene yang merekat di pipinya.

Halo, Baby | liskookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang