Jennie diam sejenak pas sampai di rooftop, nampaknya Ian belum sadar akan kehadirannya. Dia masih menghisap rokoknya sambil natap area Kampus dari atas.
"Nyari aku?"
Denger suara Jennie, Ian langsung noleh terus ngejatuhin rokoknya terus dia injek. Ian yang tadinya masih duduk langsung berdiri terus nyamperin Jennie dengan langkah gontai.
Begitu sampai dihadapan Jennie, Ian langsung meluk Jennie. Ian nyandarin dagunya di bahu Jennie, dia nikmatin aroma body mist vanilla and raspberry di ceruk leher Jennie.
"I miss you so bad," kata Ian manja. Sejak dikejar-kejar deadline, mereka emang jadi jarang ketemu. Karena Jennie di Kampus mulu soalnya.
Posisi Ian itu sekarang dia ngelebarin kakinya supaya tingginya lebih rendah dari Jennie, makanya bisa nyender di bahu sekaligus hirup-hirup aroma body mist.
"Manja banget tumben?"
"Kamu di Kampus mulu, aku nya bingung mau gimana. Tadi hp aku juga habis battery gara-gara dipake nge livestagram. Lupa bawa charger, dahlah.." adu Ian, aduh Jennie jadi gemes.
"Kamu jangan buka twi—"
"I've seen it, ada yang ngeup foto kamu kan? Jen, i'm fucking jealous." katanya.
Jennie ketawa kecil, "Ya mau gimana? By the way ngomongin livestagram, kenapa bisa keceplosan?"
Ian mengecup perpotongan leher Jennie sebelum menjauh, "Enggak keceplosan. Emang sengaja, let's stop backstreet like this." kata Ian.
"Kak,"
"Jen, I promise, they will not invade your privacy. I will guarantee it all, aku pengen bilang ke orang yang ngeup foto kamu, kalo kamu pacar aku. Again and again someone is attracted to you." luruh Ian, sumpah ia capek pura-pura gak kenal sama Jennie.
Apalagi kalo secara terang-terangan ada beberapa cowok yang ngedeketin Jennie—terutama Arjuna sama Eric yang udah ada di blacklist Ian.
Jennie ngebuang nafas panjang. "Okey, let's do it."
Dan senyum dibibir Ian terbit sempurna.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🚬🚬🚬
Jennie sadar sekarang dia jadi atensi, sejak dia nginjekin kakinya dari pintu fakultasnya, semua orang udah ngeliatin dia dengan tatapan yang kayak seriously?
Dan dia makin jadi atensi pas mobil Ian berhenti didepannya. Tambah jadi atensi pas Ian keluar dari mobil dan ngebukain pintu buat Jennie. Makin-makin jadi atensi lagi pas Ian bilang, "Come in, let's go home baby."
Jennie mau tenggelem aja.
Dia langsung masuk ke dalem mobil Ian, Ian senyum terus natap beberapa mahasiswi yang sekarang lagi heboh.
"I beg you very much, don't send any messages to my girlfriend." kata Ian sebelum masuk ke dalam mobilnya terus ngelajuin mobilnya ninggalin beberapa mahasiswi yang gak nyangka sama hal ini.
Didalam mobil,
"Kamu gila ya?! Tadi kamu liat gak fans kamu pada ngeliatin aku ganas gitu?!" omel Jennie, dia masih inget gimana tatapan beberapa mahasiswi yang natap dia.
"Dan, jadi pusat perhatian. Shit, aku benci banget." omelnya, dia ngebuka hpnya.
"Ak—
"DA HELL?!" pekik Jennie, Ian spontan langsung ngerem mendadak mobilnya dan ngebuat beberapa mobil dibelakangnya ikutan ngerem terus nglakson.
"What happen?"
"FOLLOWERS AKU ADA EMPATBELAS RIBU?! Aaaaa, gak mauuuuu.." rengek Jennie.
Ian senyum terus ngusak rambut Jennie, "Dilock aja."
"Ya sama aja dong?! Empatbelas ribu orang masih bisa liat tweet aku."
"Oh iya."
drt
drt
drt
Jennie langsung ngebuka direct message twitter, dia senyum miris. "See? Mereka udah neror aku."
Ian langsung ngambil hp Jennie terus dinonaktifkan, sama dia dimasukin ke saku celananya. "Udah. Jangan buka sosmed, biar aku yang urus."