[ O5 ] Cigarettes ; Crying baby

3.2K 413 48
                                    

18+

Sejak insiden Jennie gak ngasih tau Ian kalo kelompoknya cowok semua, sampai sekarang yang berarti udah 2 hari Ian nyuekin Jennie. Dichat cuma dibaca, ditelepon gak diangkat—sekalinya diangkat gak ada suara.

Jennie frustasi? Pastinya.

Dan sampai sekarang, Jennie masih nyoba buat bujuk Ian. Tadi, selesai ngampus, Jennie minta Ian buat nunggu di depan Kampus alias tempat biasa Ian nurunin Jennie. Dia mau ngomong katanya.

Sekarang, dia udah ada di apart Ian yang super luxurious. Posisinya Jennie duduk di sofa, Ian berdiri di pantry sambil minum alkohol kaleng.

"Kamu marah banget?" tanya Jennie, Ian senyum tipis—tepatnya miris.

"Sesuatu yang udah ada jawabannya aja masih kamu tanyain," sahut Ian dingin. "Emang diemnya aku selama beberapa hari belum nyadarin kamu kalo aku marah?" lanjutnya, sekarang bukan cuma gaya bicaranya doang yang tajam, tatapannya juga.

Jennie nunduk, dia mainin kancing bajunya. "Waktu itu aku gak ada pilihan lain, cuma kelompok itu yang masih ada slot.. Lagian, kalo aku bilang sama kamu, pasti kamu gak akan izinin."

"Gotcha. Kamu tau jawabannya, tapi kalo kamu ngasih tau aku, mungkin aku bakal wajarin dan izinin. Tapi kamu diem aja, you know what i look like when i'm angry, but you still keep on provoking me." sahut Ian, sumpah sekarang tuh aura Ian nyeremin banget.

"Maaf, ak—"

"Kamu juga lupa waktu." tambah Ian, dia naruh kaleng alkoholnya agak dibanting. Dia jalan nyamperin Jennie yang sekarang duduk sambil nunduk.

Jennie mau nangis, mama :((

Ian duduk, tapi dilantai. Dia ngambil tangan Jennie buat di genggam, dia usap lembut tangan Jennie. "Aku bukan bermaksud possessive. Alasan aku selalu tanya kamu jalan sama siapa, kemana aja, itu bukan karena aku mau kekang kamu. Aku cuma takut nanti kamu kenapa-napa, atau diapain sama orang yang ngajak kamu jalan, aku ngelakuin itu semua supaya aku gampang nyari dia, supaya aku gampang ngehajar dia."

"Kalo aku gak tau kamu sama siapa kemarin, terus kamu kenapa-napa, aku harus gimana?" lanjut Ian.

Sambil nunduk Jennie itu udah nangis.

"I just want to protect you from bad people who hide with innocent faces." kata Ian, sekarang nada bicaranya udah melembut.

Ian nyingkirin rambut Jennie, dia angkat wajah Jennie supaya natap matanya. Dia senyum tipis sambil ngehapus air mata Jennie. "Don't cry baby.."

"Aku minta maaf.." lirih Jennie, nafasnya masih tersengal.

Ian ngangguk, "Jangan diulangin."

Ian langsung narik Jennie ke pelukannya yang masih duduk sila di lantai. Sekarang posisinya—sesuai sama gambar dibawah. Bedanya Ian duduknya dilantai.

Gak lama, Ian ngerasain badan Jennie bergetar, disautin suara isakan tangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak lama, Ian ngerasain badan Jennie bergetar, disautin suara isakan tangis. Jennie nangis lagi.

Ian dengan lembut ngusap punggung Jennie, "Udah jangan nangis lagi. Nanti unit apart aku jadi lautan,"

Masih dalam keadaan nangis, Jennie mukul pelan kepala Ian. "Jangan ngelawak!"

Ian ketawa kecil, "Kalo kamu nangis posisi kayak gini, aku horny nih. Kamunya gak bisa diem,"

Jennie langsung ngehentiin tangisnya, dia ngejauh dari Ian. "MESUM MULU!"

Ian ketawa puas, dia narik tangan Jennie lagi buat duduk diatas pangkuannya lagi. Dia usap pipi kanan Jennie, terus dikecup lama mata Jennie yang masih basah karena nangis.

"So cute, crying baby." kata Ian.

"Stop calling me crying baby! I'm not a baby." omel Jennie.

"Alright, but you my sugar baby." kata Ian terus nyium bibir Jennie.

Bagi Ian, bibir punya Jennie itu candu. Rasanya manis, bahkan kalo ciuman 2 jam nonstop pun, Ian gak akan puas.

Awalnya emang cuma lumatan lembut, tapi lama-lama kecupan Ian turun ke bagian perpotongan leher Jennie. Ian hisap beberapa bagian yang menurut dia aman dari pandangan mata orang-orang.

Tangan Ian yang semula cuma narik tengkuk Jennie supaya makin deket, sekarang mulai ngangkat baju yang Jennie pakai. Tangan satunya—tangan kirinya dia pakai buat ngeremes bokong Jennie.

Jennie cuma bisa gigit bibirnya kuat-kuat, Ian yang sadar kalo Jennie diem aja, ngecup bibir Jennie. "Don't bite your lip baby, it will bleed." kata Ian dengan suara yang merendah.

Ian buka kaosnya sendiri, dia juga buka satu persatu kancing baju Jennie, dia lepas nyisain tanktop biru dan bra hitamnya.

"I love you," kata Ian sebelum mendaratkan bibirnya di dada Jennie.

"Mmhh, moree.."

🚬🚬🚬


Udah ya.. aku ngetiknya gemeteran😭😭😭😭

tbc—

Cigarettes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang