Renjun lagi misuh-misuh saat ini. Seharusnya dia mendengarkan kata Haechan!
Iya! Perkataan Haechan yang berkata bahwa Jeno banyak yang suka. Bukan cuma suka, tapi banyak yang mendekati Jeno.
Entah Renjun yang polos dan lugu, yang tidak bisa mengartikan kebaikan Jeno itu sebatas rasa kemanusiaan. Atau memang Jeno yang merupakan perayu ulung kepada semua wanita.
Entah-lah! Intinya Renjun sedang badmood saat ini! Sudah beberapa hari belakangan ini Renjun lihat Jeno bersama beberapa wanita berparas cantik yang membuat Renjun langsung insecure.
Tadi pagi pas berangkat sekolah, Renjun gak sengaja melihat Jeno yang sedang berboncengan dengan Yoo Jimin atau yang sering di panggil Karina.
Terus tadi gak sengaja berpapasan, Jeno sedang jalan dengan Kim Min Jeong, atau yang sering di panggil Winter.
Terus pas di perpustakaan, ketika Renjun ingin minjem buku paket yang di suruh Bu Krystal. Renjun gak sengaja melihat Jeno yang sedang berbincang dengan Shin Yuna.
Nah, pas Renjun lagi jalan menuju ruang kesiswaan, Renjun melihat Jeno sedang bersama Song Yuqi di ruang musik.
Terus pas ingin balik ke kelas, ia melihat Jeno yang sedang berdiskusi dengan Kim Saeron.
Lalu kemarin Renjun liat, Jeno pulang sama Jeon Somi.
Semua yang dekati Jeno itu cewe popular yang memiliki paras yang sangat cantik, tinggi, berbadan bagus, serta berprestasi di bidang-nya masing-masing. Gimana Renjun gak mau insecure kalo saingain-nya seperti ini?
"Njun, mau lo aduk sampe kuah bakso itu sampe tangan lo lepas juga gak ada guna. Iru kuah bakso gak akan kembali jadi tawar. Mending lo makan sekarang deh." Tegur Ryunjin yang sudah jengah melihat Renjun yang terus mengaduk kuah bakso.
Renjun tidak menjawab atau menanggapi ucapan Ryunjin. Ia hanya membalas dengan helaan nafas frustasi.
"Lo kenapa sih Njun? Lagi badmood sama siapa? Sama gue mah gak mungkin. Orang daritadi pagi gue belum bikin ulah sama lo." Seru Haechan yang juga bingung dengan keterdiaman Renjun.
"Lo ngapain Renjun sampe badmood kayak gini?" Tuduh Haechan kepada Ryunjin.
"Paling dia lagi overthinking masalah kemaren yang lo bilang kalo Jeno itu banyak yang suka, plus gue bilang Jeno udah punya pacar." Seru Ryunjin.
"Lo lagi mikirin ucapan yang kemaren Njun?" Tanya Haechan yang terkejut.
Renjun menghela nafasnya kasar, perlahan kepalanya mengangguk, membenarkan ucapan Haechan.
Sedangkan Haechan malah tertawa melohat balasan Renjun. Dan langsung di hadiahi pelototan dari Renjun.
"Oke oke maafin gue. Lagi lo krnapa pake di pikirin segala sih?" Tanya Haechan gak percaya. Tampang kayak Renjun yang bodo amat-tan ternyata punya pikiran juga ya.
"Ya gimana gak pikiran kalo gue lihat semuanya pake mata gue sendiri?!" Rutuk Renjun kesal.
"Liat apa sih?" Tanya Haechan penasaran.
"Itu, cewe-cewe yang ngedeketin Jeno ternyata banyak, mana cewe hits semua." Ujar Renjun yang langsung murung mengingat kembali.
Haechan terkekeh, menepuk bahu Renjun pelan. "Gausah di pikirin. Walaupun lo jelek dan gak secantik mereka, gak se-hits mereka, atau---"
"Ngajakin ribut?" Ucap Renjun yang sedang menatap Haechan nyalang.
"Damai." Ucap Haechan seraya menunjukkan jari berbentuk V kepada Renjun.
"Lagi nih ya Njun! Kalo jodoh itu gak akan kemana! Kalo emang Jeno itu takdirnya lo? Mau secantik, sebening, sebagus apapun wanita yang deket sama Jeno? Kalo emang takdirnya lo, ya lo yang bakalan jadi pemenangnya." Ujar Haechan.
"Tumben otak lo bener." Sahut Ryunjin yang langsung di balas dengusan tak suka dari Haechan.
"Jadi gimana? Mau nyerah sampe sini karena udah liat wanita yang deket sama Jeno?" Seru Ryunjin.
Renjun menggelengkan kepalanya. "Mana bisa, hati gue udah nyantol banget ke Jeno. Gak bisa pindah atau nyerah sebelum dapetin." Lirih Renjun.
Memang benar hati Renjun itu udah stuck di Jeno. Jadi dia gak bisa nyerah. Dia pengen selalu ada di dekat Jeno, dia pengen Jeno jadi miliknya.
"Tapi gimana caranya?" Lirih Renjun yang sudah sangat badmood.
"Tinggal bilang gue suka sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue, kenapa harus ribet sih?" Seru Haechan yang kesal.
"Masa iya perempuan duluan yang bilang?" Ujar Renjun.
"Daripada gak bilang sama sekali dan Jeno malah sama yang lain karena lo gak bilang?" Saran Haechan.
"Tapi kalo dia nolak gimana?" Tanya Renjun.
"Ya lo paksa-lah sampe dia mau!" Seru Ryunjin.
Baru saja Renjun ingin membalas ucapan Ryunjin, orang yang sedang mereka omongin datang. Terpaksa mereka harus memberhentikan omongan mereka.
"Kalian mau kemana?" Tanya Renjun, ketika melihat Ryunjin dan Haechan beranjak dari kursinya.
"Mau ketemu pak Minho dulu." Sahut mereka secara bersamaan.
"Hai Njun!" Sapa Jeno yang sudah ada di samping Renjun.
'Baru di sapa plus di senyumin aja hati gue udah menyumblim.' Batin Renjun, ketika melihat senyuman Jeno.
"Hai Jeno." Balas Renjun sekena-nya.
"Maafin aku ya." Ucap Jeno tiba-tiba yang membuat Renjun bingung.
"Maaf buat apa?" Tanya Renjun.
"Maaf buat semuanya." Balas Jeno.
"Emang lo ada salah?" Tanya Renjun yang semakin bingung dengan jawaban Jeno.
Jeno mengedihkan bahunya acuh. "Aku gak tau, tapi aku minta maaf aja. Siapa tau aku ada salah sama kamu."
"Tiba-tiba?" Tanya Renjun.
"Heum. Kamu terlihat menghindari aku. Jadi aku pastikan kalo aku ada salah sama kamu." Balas Jeno.
"Kok cuma di liatin aja sih makanan-nya? Makan dong." Titah Jeno yang mulai menyuapi Renjun.
"Renjun, buka mulutnya." Pinta Jeno kepada Renjun yang terus diam.
"Renjuniee." Tegur Jeno sekali lagi.
"Jeno, stop ya?" Pinta Renjun.
"Berhenti kenapa? Kamu gak mau makan? Kenapa? Makanan-nya gak enak? Mau beli yang lain?" Tanya Jeno.
Renjun menggelengkan kepalanya. "Stop bersikap baik kepada semua orang." Pinta Renjun.
"Loh, emangnya aku salah ya bersikap baik?" Tanya Jeno.
"Gak salah. Tapi sikap kamu yang kayak gini, bisa membuat orang salah mengartikan kebaikan kamu." Balas Renjun.
"Salah mengartikan bagaimana? Kan aku gak pernah minta imbalan sama mereka." Ujar Jeno yang sukses membuat Renjun frustasi.
"Gue gak tau lo itu beneran gak tau maksud gue, atau pura-pura gak tau. Tapi yang jelad konsep-nya gak kayak gitu Jen! Dengan lo bersikap baik kepada mereka? Lo kayak ngasih kesempatan atau harapan kepada mereka! Mereka itu gak cuma nganggep lo sebagai teman ya Jeno. Anjing banget sih! Kesel gue jelasinnya." Ujar Renjun.
"Ya kan itu bukan salah saya. Itu salah mereka. Saya kan berbuat baik gaada maksud dan tujuan-nya." Balas Jeno.
"Lagipula, pacaran sama saya itu membosankan. Gak seperti apa yang kamu pikirkan Renjun." Sambung Jeno.
"Jadi, bukan-kah lebih baik kita temenan kayak sekarang. Bukan begitu Renjun?"
'Jadi, gue di tolak sebelum menyatakan cinta?'
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN DAY'S - NOREN
FanfictionCERITA INI KHUSUS NOREN (JENO X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO DAN HUANG RENJUN!