"Ya pak! Bapak mau kemana? Saya baru satu suap makan bakso ini!" Protes Renjun kepada tukang bakso yang biasa mangkal tidak jauh dari sekolahan-nya, yang tiba-tiba mgerebut bakso-nya, ketika dia lagi makan.
"Pengen ada tawuran neng! Besok lanjut makan aja! Daripada dagangan abang ancur!" Teriak tukang bakso yang udah ngacir sambil ngedorong gerobaknya.
Renjun mengerutkan dahinya heran. Tawuran? Di mana? Eh, baru aja Renjun membalikkan tubuhnya, ada ank sekolah lain yang sudah bergerombol, sambil membawa senjata tajam.
"Si anjing ini pasti mau nyerang sekolahan gue." Sunggut Renjun kesal.
Masalahnya kelas 12 lagi pengayaan buat kelulusan. Pastinya mereka terpaksa mengeluarkan anak kelas 11 sama 10 dan pastinya mereka kalah jumlah kalo di lihat dari sekarang.
Mana Renjun sendirian lagi di sini. Bisa bonyok dia kalo ngelawan sendirian.
Renjun menatap sekitar dan menemukan Ryunjin yang sedang berdiri di dekat pagar gerbang belakang.
"Ryunjin! Panggil anak-anak yang lain!" Teriak Renjun.
Ryunjin sedikit tersentak kaget ketika mendengar teriakan nyaring Renjun. Ia langsung menoleh, dan membelalakan matanya ketika melihat gerombolan orang yang ada di sampingnya.
Ryunjin yang mengerti langsung pergi ke dalam, untuk memanggil teman-temannya yang lain. Bisaabis Renjun kalo ngadepin mereka sendirian. Sedangkan Renjun, Renjun berusaha menahan mereka semua, sampai anak-anak yang lainnya datang.
"Ngapain kalian semua?" Pertanyaan retorik yang keluar dari mulut Renjun, menghadang sang pemimpin tawuran. Siapa lagi kalo bukan Changbin.
"Bisa minggir? Gue gak mau berurusan sama perempuan, apalagi perempuan kayak lo." Pinta Changbin.
Renjun terkekeh mendengar perkataan Changbin, ia langsung menampar pipi Changbin, yang membuat semuanya terkejut.
"Sayangnya gak bisa. Lo udah ber-urusan sama gue. Apalagi niat lo yang ingin nyerang sekolah gue." Ujar Renjun, di iringi seringaian-nya.
Changbin meringis, dia itu tidak mau melawan Renjun yang notabennya perempuan. Bisa turun kodrat dia.
*bugh* satu tendangan yang berhasil mendarat di tulang kaki Renjun, membuat Renjun tersungkur, namun Renjun berhasil bangun kembali.
Renjun langsung menyerang laki-laki yang menyerang dirinya. Siapa lagi kalo bukan Han Jisung.
Renjun bukan hanya menyerang Han Jisung, tapi dia juga menyerang Changbin.
Serangan Renjun langsung di balas oleh Jisung, tapi tidak dengan Changbin. Changbin lebih memilih untuk bertahan dari serangan Renjun.
Teman-teman Changbin yang melihat Changbin seolah terpojok pun tidak tinggal diam. Ia segera bergegas menghampiri Renjun dan segera menghajar Renjun.
Changbin yang melihat itu tentu saja tidak tingga diam. Ia segera melindungi Renjun dari terjangan dan pukulan teman-temannya.
Sampai pada akhirnya polisi datang. Semua anak-anak yang ada di sana langsung bubar. Termasuk Renjun. Renjun juga langsung masuk lewat gerbang belakang, dengan keadaan luka di tubuhnya dan lebam di wajahnya.
Walaupun Changbin berusaha melindunginya tadi, tetap saja Renjun kena pukul. Bagaimana bisa dia tidak kena pukul, sedangkan yang nyerang dirinya banyak. Tapi Renjun yakin sih kalau Changbin lebih banyak mendapatkan luka.
*brak* *grep* Renjun langsung di tarik, begitu dia sampai di dalam, setelah memanjat gerbang.
Mau tidak mau Renjun mengikuti kemana orang itu menarik dirinya. Dia tidak bisa melawan.
Bukan, dia bukan guru. Melainkan ketua osis sekolah ini. Yup! Lee Jeno! Orang yang berhasil memergoki dirinya, begitu ia mendarat di dalam, setelah memanjat.
Jeno langsung menggendong Renjun ala bridal style, setelah melihat kalau Renjun berjalan dengan tertatih.
Renjun yang tiba-tiba mendapatkan perlakuan seperti itu, langsung mengalungkan tangan-nya pada leher Jeno.
'Sial! Baru di gendong aja, hati gue udah dag dig dug ser. Berasa kayak lagi dangdutan.' Maki Renjun kepada degup jantungnya yang semakin tak karuan, di saat dirinya di gendong tiba-tiba oleh Jeno.
Bukan hanya itu! Renjun juga bisa lihat wajah Jeno dari dekat. Rahangnya yang telihat lebih jelas, membuat hati Renjun semakin berdegup tak karuan.
Sampai di ruang uks, Jeno langsung menaruh Renjun di atas ranjang uks. Setelahnya, ia langsung mengambil obat p3k, untuk mengobati Renjun.
"Maaf ya kalo gak sesuai urutan. Soalnya aku gak ngerti ginian." Ujar Jeno sebelum menaruh kapas yang sudah ia basahi air, di wajah Renjun yang luka dan lebam.
"Iya gak papa kok. Kita berdua sama--- aw!" Ucapan Renjun berubah menjadi ringisan, di kala kapas itu menyentuh wajahnya.
"Sakit ya? Maaf ya. Aku coba buat lebih pelan lagi." Ujar Jeno yang langsung mencoba lebih pelan lagi.
Jeno terus membersihkan luka Renjun dengan telaten dan sebisa dirinya. Jeno itu bukan anak pmr! Jadi maklumi aja kalo pembersihan lukanya gak sesuai.
"Cha selesai." Ucap Jeno, ketika selesai mengolesi krim untuk luka lebam Renjun.
"Huang Renjun, nafas!" Peringat Jeno seraya menggoyangkan tubuh Renjun.
Renjun tersentak kaget dan segera mengambil nafas yang sedari tadi ia tahan.
*uhuk uhuk* batuk Renjun karena sedaritadi ia menahan nafas.
Bisa-bisanya Renjun lupa caranya bernafas ketika Jeno sedang membersihkan dan mengobati luka dia! Apalagi ketika wajah Jeno mendekat, untuk melihat lebih jelas luka Renjun, terpaksa Renjun menahan nafasnya. Gak tau kenapa Renjun menahan nafasnya.
Jeno yang melihat Renjun batuk pun segera mengambil minum yang sudah tersedia di sana, dan langsung membantu Renjun meredahkan batuknya, lalu memberikan segelas air untuk Renjun minum.
"Udah mendingan?" Tanya Jeno yang langsung di angguki kepala oleh Renjun.
"Udah Jeno. Makasih ya." Ucap Renjun yang ingin beranjak, namun di tahan oleh Jeno.
"Kenapa? Lo mau gue bayar?" Tanya Renjun, yang langsung di gelengi kepala oleh Jeno.
"Terus kenapa?" Tanya Renjun.
Bukan-nya menjawab, Jeno langsung menggendong Renjun ala karung beras, dan membawa Renjun keluar dari ruang uks.
"Yak Lee Jeno! Lo mau bawa gue kemana?!" Pekik Renjun yang kaget karena tingkah Jeno.
"Aku mau membawa kamu ke ruang kesiswaan. Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatan-mu. Kamu udah ikut tawuran Renjun." Jawab Jeno.
Renjun membelalak kaget. Jeno benar-benar luar biasa! Habis menolong-nya sehingga membuat dia terbang? Jeno malah menjatuhkan-nya lagi dengan cara membawa dia ke ruang kesiswaan.
*tok tok tok* ketukan yang Jeno lakukan sebelum masuk ke dalam ruang kesiswaan.
"Masuk." Titah guru yang ada di dalam, lalu Jeno pun masuk.
Sampai di ruang kesiswaan, Jeno baru menurunkan Renjun.
"Loh Jeno? Renjun? Kalian sedang apa? Mau ngapain ke sini?" Tanya Minho yang terkejut atas kedatangan Jeno yang tengah menggendong Renjun, ya walaupun di turunin juga pas sampe.
"Renjin terlibat tawuran lagi pak." Adu Jeno. Sedangkan Renjun udah pasrah. Alamat nambah hukuman.
Belum juga ada sehari, udah 3 hukuman yang dia jalanin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN DAY'S - NOREN
Fiksi PenggemarCERITA INI KHUSUS NOREN (JENO X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO DAN HUANG RENJUN!