Saat ini Renjun sudah baris dengan sebuah balok yang sudah ia pegang di tangan-nya.
Hari ini sekolahnya ingin tawuran dengan sekolah sebelah.
Renjun gak tau akar permasalahan-nya yang membuat sekolah-nya nyerang sekolah sebelah.
"Bang! Ada masalah apaan sih?" Tanya Renjun, menepuk Lucas dan Hendery yang ada di barisan paling depan.
Lucas dan Hendery udah siap memegang gir yang di kalungkan di leher Lucas, serta clurit yang di pegang Hendery.
Lucas dan Hendery terkejut dengan kedatangan Renjun. Pasalnya mereka berdua sepakat buat gak ngasih tau Renjun. Bisa bonyok mereka berdua sama Chanyeol, papa-nya. Kalo tau mereka ngajak atau ngebiarin Renjun ikut tawuran.
"Renjun, lo ngapain di sini?" Tanya Lucas.
"Ya mau ikut lah! Yakali lo berdua doang yang ikut. Gue kan juga mau ikut ngebela dan mengharumkan nama sekolah." Seru Renjun dengan menggebu.
"Gak usah ikut deh! Bisa habis gue sama papa. Lo gak usah ikut ya?" Bujuk Lucas.
"Gak ah! Gue mau ikut! Terserah gue dong, mau ikut apa enggak. Ini kan diri gue! Kenapa lo yang ngatur-ngatur?!" Sewot Renjun kepada Lucas.
Lucas meringis, ia menatap Hendery dan memberi kode kepada Hendery.
Hendery yang paham langsung keluar barisan dan melakukan perintah yang di suruh Lucas.
"Yah Dery woy! Mau kemana dia bang?" Tanya Renjun, menatap Lucas.
"Udah gak usah tau. Lo pulang aja ya? Nanti di anterin sama temen gue kalo lo pulang." Pinta Lucas.
Belum sempat ngejawab, tawuran pun udah di mulai. Lucas langsung bergegas melindungi Renjun.
"Mark! Tolong bantuin gue jagain ade gue Mark!" Pinta Lucas kepada Mark, teman seangkatan-nya.
Bukan hanya Mark, tapi yang lain pun mulai melindungi Renjun.
Renjun yang merasa gak perlu perlindungan pun kesal. Akhirnya ia kabur lewat bawah dan mulai menghajar sekolah lain.
Dan terjadilah baku hantam antara Renjun dan sekolah lain. Lucas ingin sekali menyeret Renjun, tapi dia tidak bisa! Dia masih berurusan dengan lawan yang ada di hadapan-nya.
*grep* tangan Renjun tiba-tiba di tahan oleh seseorang.
"Loh Jeno? Lo ngapain di sini? Tau darimana?" Tanya Renjun yang langsung melepaskan tangan Jeno, dan berusaha melindungi Jeno.
"Saya mau jemput kamu pulang." Seru Jeno
Renjun pikir Jeno itu anak baik-baik yang gak bisa berkelahi.
"Jeno, lu pulang sendirian aja ya? Lo bisa terluka kalo kayak gini." Titah Renjun yang masih berusaha melindungi Jeno.
"Renjun, kita pulang aja yuk." Pinta Jeno.
"Jeno anjir, lo bisa bonyok di sini!" Pekik Renjun.
"Aku gak mau pulang kalo kamu gak pul--"
*dugh* Kepala Jeno sukses terkena lemparan batu, yang membuat kening-nya mengeluarkan darah.
"Anjir Jeno, lo berdarah!" Pekik Renjun yang langsung menyeret Jeno keluar barisan.
"Ayo kita pulang, buat bersihin luka lo." Pinta Renjun yang terpaksa harus meninggalkan medan perang untuk Jeno.
Jeno tersenyum lalu mulai menarik Renjun menuju motor yang ia parkiran di sana.
Sampai di samping motor Jeno, Jeno langsung naik ke jok depan. Tapi sebelumnya ia memberikan jaketnya untuk Renjun.
"Pegangan ya. Nanti kamu jatuh." Ujar Jeno.
Jeno bukan-nya mau modus. Tapi beneran dia takut Renjun jatuh kan bahaya.
"Iya!" Balas Renjun yang mulai memegang baju Jeno.
Jeno pun mulai menjalankan motornya meninggalkan medan perang.
"Tau darimana gue ada di sana?" Tanya Renjun di sepanjang jalan menuju rumah Jeno.
"Tadi abang kamu telepon aku. Suruh jemput kamu yang lagi tawuran. Soalnya kamu ngeyel kalo di suruh pulang sama mereka." Jawab Jeno.
Yup, tadi Hendery menelepon Jeno dan meminta tolong kepada Jeno untuk menjemput Renjun yang ingin tawuran. Tanpa menolak, Jeno langsung bergegas menjemput Renjun. Ia paling gak suka ngeliat perempuan tawuran. Maka dari itu dia bersedia menjemput Renjun.
"Dery emang bangsat. Gak suka banget dia liat gue seneng. Cepu banget anjing." Maki Renjun kepada abangnya.
"Renjun, ngomong-nya~~~" Peringat Jeno.
Renjun meringis, dan langsung memukul mulutnya. Kemudian terkekeh, menatap Jeno melalui kaca spion. "Hehehe maaf ya. Ini mulut emang kebiasaan! Kalo ngomong suka gak di filter dulu." Ujar Renjun, seraya mengangkat jarinya membentuk V, tanda damai.
"Lain kali jangan di ulangin ya." Peringat Jeno yang melihat Renjun dari kaca spion sejenak, sebelum akhirnya memfokus-kan acara menyetirnya.
Renjun mengangguk antusias dan langsung mengeratkan pegangan-nya yang ada di pinggang Jeno. Renjun juga menyandarkan kepala-nya di pundak Jeno.
"Nyaman banget ya." Gumam Renjun yang masih bisa di dengar Jeno.
Jeno diam aja, dia gak ngerasa risih atau terganggu atas tingkah Renjun yang tiba-tiba menaruh kepalanya di pundak miliknya.
---"Loh Jen, bukan-nya mau ke rumah gue?" Tanya Renjun yang bingung ketika Jeno memberhentikan motornya di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil.
"Aku gak bilang mau bawa kamu pulang ke rumah kamu." Balas Jeno.
"Ayo masuk! Katanya kamu pengen obatin luka aku." Titah Jeno yang langsung menggenggam tangan Renjun, dan membawa Renjun masuk.
"Jeno, kau udah pulang?" Tanya seseorang dari dalam dan suaranya makin dekat.
"Ya ampun tuhan, kepala kamu kenapa sayang?" Tanya seorang wanita cantik yang Renjun yakini bahwa itu ibu-nya Jeno.
Pantes aja Jeno ganteng, ibunya cantik banget kayak gini, gak mungkin keturunan-nya jelek kan?
"Loh ini siapa? Pacarnya Jeno ya?" Tanya perempuan itu, sambil tersenyum hangat kepada Renjun.
Spontan Renjun tersenyum, membalas senyuman perempuan itu.
"Mommy, kenalin ini Renjun teman-nya Jeno. Renjun, kenalin ini Mommy Taeyong, Mommy-nya aku." Jelas Jeno, memperkenalkan ibunya kepada Renjun, dan juga sebaliknya.
"Masa temen sih? Padahal Renjun cantik gini, sayang cuma di jadiin temeb doang Jen." Ucap Taeyong.
Renjun seneng dengernya! Berati dia udah dapet lampu hijau dari mertua-- eh maksudnya mama-nya Jeno buat deketin anaknya.
"Mommy apaan sih. Orang kita temenan. Yaudah mom, Jeno ke atas dulu ya. Mau ganti baju sekalian ambil kotak p3k." Jelas Jeno.
"Renjun tunggu sini dulu ya, temani mommy." Pinta Taeyong.
Taeyong langsung menyuruh asisten rumah tangga-nya untuk membuatkan minum dan mengambil beberapa makanan untuk Renjun.
"Renjun, Renjun itu perempuan yang pertama yang Jeno bawa kerumah tau. Mommy seneng deh, akhirnya Jeno punya temen selain Jaemin." Cerita Taeyong.
"Ah masa sih tante? Jeno kan ganteng, pasti banyak perempuan yang Jeno bawa ke sini." Ujar Renjun yang sedikit tak percaya, namun senang mendengar penuturan Taeyong.
"Beneran sayang. Mommy gatau ya apa Jeno udah punya pacar atau udah pernah pacaran atau belum. Soalnya Jeno gak pernah bawa perempuan ke rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN DAY'S - NOREN
FanficCERITA INI KHUSUS NOREN (JENO X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO DAN HUANG RENJUN!