6. Stop

130 13 0
                                    

Jeno benar-benar tepatin janji-nya. Ia benar-benar ikut masuk ke dalam rumah Renjun.

"Mama! Renjun pulang!" Teriak Renjun begitu masuk ke dalam rumah.

Wendy yang baru selesai masak, langsung menghampiri anak perempuan satu-satunya. Wendy sangat penasaran, hari ini Renjun bikin ulah apalagi.

"Ya ampun Tuhan! Renjun, wajah kamu kenapa gitu? Jelek banget, gak ada bentuk-nya sama sekali." Pekik Wendy yang terkejut ketika melihat lebam dan luka di wajah Renjun.

"Ya ampun nak. Muka kamu udah jelek, tambah jelek deh. Kamu ada ada aja sih! Papa kamu bisa marah-marah kalo tau wajah anak-nya kayak ginia! Abang kamu kemana? Kok bisa Lucas sama Hendery ngebiarin kamu kayak gini sih?!" Oceh Wendy seraya melihat seluruh luka yang ada di tubuh Renjun.

"Loh ini siapa? Pacar kamu ya? Akhirnya anak Mama ada yang mau juga!" Sambung Wendy, yang langsung menghampiri Jeno.

"Kamu siapa namanya? Kok kamu mau sih sama anak tante?" Tanya Wendy, yang langsung menyentuh wajah Jeno.

Renjun meringis, melihat kelakuan Mama-nya. Ia langsung menghampiri Wendy dan menyingkirkan tangan Wendy dari wajah Jeno.

"Mama, udah!" Ucap Renjun.

"Kenalin ini Jen, ini Mama gue. Dan mama, kenalin ini Jeno teman-nya Renjun yang bentar lagi otw jadi pacar. Doain aja." Celetuk Renjun.

"Ah, lagi masa pdkt toh." Seru Wendy.

"Hallo tante. Saya Jeno, teman-nya Renjun." Ucap Jeno, memperkenalkan diri.

"Jeno mau minum apa, biar tante ambilin?" Tanya Wendy.

"Gak usah repot-repot kok tante. Jeno mau langsung pulang aja. Jeno ke sini cuma mau anterin Renjun pulang kok. Kalo gitu, Jeno permisi tante." Pamit Jeno yang langsung pergi.

"Beneran lagi deket njun?" Tanya Wendy.

"Mama kepo. Renjun males ngasih taunya kalo mama kepo." Balas Renjun yang langsung pergi.
***
"Maksud lo apaan buang sampah sembarangan? Punggut!" Perintah Renjun, yang saat ini tengah membersihkan toilet pria, kepada salah satu teman seangkatan-nya.

"Tuli lo? Pungut anjing! Jangan mentang-mentang lo cowo gue takut ya!" Titah Renjun yang udah siap buat gelut.

Lengan baju yang udah di gulung ke atas, baju yang di keluarkan, dan rambut yang udah di kuncir cepol. Sukses membuat anak cowo itu menunduk ketakutan.

Anak cowo itu langsung memungut sampah tisu yang ia buang sembarangan, ke tong sampah.

*bugh* Renjun memukul anak cowo itu, sebelum dia pergi.

"Anjing, pagi-pagi udah ada aja yang bikin gue emosi." Rutuk Renjun.

"Bisa gak sih kalo negur sama ngomong sama orang itu yang sopan? Dia kakak kelas kita loh." Ucap seseorang yang baru saja keluar dari bilik toilet.

Renjun yang melihat Jeno baru keluar dari bilik toilet pun terkejut. Ia langsung merutuki mulutnya yang tadi ngomong kasar. Mana tau Renjun kalo ada Jeno di dalam.

Renjun terus menatap punggung Jeno yang tengah mencuci tangan-nya di wastafel.

Pandangan Renjun terputus dan langsung naik pitam ketika melihat Jeno yang buang sampah sembarangan.

"Buang sampah pada tempatnya." Ujar Renjun.

Tidak ada sahutan atau gerakan dari Jeno. Jeno tidak mengidahkan ucapan Renjun.

"Jeno, di samping kamu ada tempat sampah. Tolong buang sampah di tempatnya ya." Seru Jeno yang sukses membuat Renjun menautkan kedua alisnya, bertanya melalui tatapan mata.

"Coba kamu ngomong kayak gitu." Perintah Jeno.

""Jeno, di samping kamu ada tempat sampah. Tolong buang sampah di tempatnya ya." Seru Renjun, mengulangi perkataan Jeno.

Jeno tersenyum, mengambil sampah tisu yang ia buang sembarangan, lalu memasukkan-nya ke dalam tong sampah, mencuci tangannya kembali lalu membalikan tubuhnya menghadap Renjun.

"Lain kali kayak gini juga ya. Kamu terlalu imut untuk bicara kasar." Ujar Jeno sebelum pergi keluar.

Perkataan Jeno sukses membuat Renjun tersenyum senang.

"Banyak kupu-kupu deh di perut gue." Ujar Renjun sangking senangnya mendengar ucapan Jeno, yang secara gak langsung bilang Renjun imut.

Namun kesenangan Renjun tidak langsung lama ketika melihat Haechan yang buang sampah sembarangan.

"Eh anjing! Monyet bekantan! Buang sampah yang bener ya anjing!" Tuhkan, baru di bilangin sesaat, mulut kasar Renjun udah berulah lagi.

"Gak mau! Ngomong yang kayak tadi dulu dong! Yang manis, kayak lo sama Jeno tadi." Tolak Haechan, yang saat ini sudah menatap Renjun dengan tatapan pongah-nya.

"Pungut atau kita gelud?" Perintah Renjun, memberikan Haechan pilihan.

Bukan-nya memungut sampah yang ia buang, Haechan malah lebih memilih kabur dari hadapan Renjun.

"Yak! Haechan! Babi! Jangan kabur lo ya anjing!" Teriak Renjun yang langsung mengejar Haechan.

"Tuh calon pacar lo." Seru Jaemin yang saat ini sedang ada di samping Jeno.

Yup, habis dari toilet, dia tidak langsung kembali ke kelas. Dia sedikit berbincang dengan Jaemin, tidak jauh dari toilet.

"Calon pacar apa-nya. Aku gak suka sama cewe bar-bar kayak dia."
---
Setelah aksi kejar-mengejar dengan Haechan, Renjun lebih memilih untuk nyantai di rooftop sekolahnya.

Dengan sebatang rokok yang jadi teman santai Renjun saat ini.

"Capek gue punya temen kayak Lee Haechan." Monolog Renjun yang saat ini sedang menatap gedung pencakar langit yang ada di hadapan-nya.

"Ternyata selain tawuran sama ngomong kasar, kamu juga suka ngerokok ya." Seru seseorang.

Renjun yang mendengar suara Jeno, langsung buru-buru membuang putung rokok-nya, menginjaknya dan menendang putung rokok.

"Siapa yang ngerokok?" Tanya Renjun, seraya menampilkan senyum andalan-nya.

"Aku ngeliat daritadi Renjun." Ujar Jeno yang langsung di balas dengusan kasar oleh Renjun.

"Mau di bawa ke ruang kesiswaan kan?" Tanya Renjun yang udah siap untuk di bawa ke ruang kesiswaan.

Bukan-nya pergi, Jeno malah mendudukkan Renjun kembali, dan mengeluarkan sebuah kantong belanja yang berisi beberapa camilan kepada Renjun.

"Berhenti ya ngerokok-nya, di ganti sama makanan aja gimana? Coklat? Permen? Atau apa yang kamu mau, biar aku beli." Tawar Jeno.

"Gak baik tau buat kesehatan." Sambung Jeno.

"Ya emang gak baik. Lagi siapa yang bilang rokok itu baik bagi kesehatan sih?" Sewot Renjun.

"Ya makanya itu. Berhenti ya, ganti sama makanan aja?" Tawar Jeno.

"Lo kira berhenti ngerokok segampang itu?" Tanya Renjun.

"Gak gampang, tapi aku yakin kamu bisa kok. Abang-abang kamu aja bisa berhenti ngerokok." Bujuk Jeno.

"Ya itu karena abang-abang gue udah bucin tolol ke pacar sama gebetan-nya." Celetuk Renjun untuk kedua abang-nya Lucas dan Hendery.

"Ya aturan kamu juga bisa kayak abang-abang kamu. Kan kamu suka sama aku, jadi bisa dong buat berhenti ngerokok?"

SEVEN DAY'S - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang