Sebelum kalian baca cerita ini?
Aku mau kasih tau kalau cerita ini hanya sampai 10 Chapter. Selebihnya akan di pindahkan ke versi PDF.Dan untuk kalian yang mau baca PDF-nya secara langsung?
Kalian bisa pesan melalui :
- Instagram : gsnctarea_ (Dm Insta)
- Whastapp : 085777297491 (Only Chat)Dengan Format Pembelian :
Judul PDF :
Alamat Email :
Bukti Transaksi :Pembayaran melalui :
- BCA : 5750675559 An. Khairani Azzahra
- Cimb Niaga : 705278454300 An. Khairani Azzahra
- Nobu : 10511259415 An. Khairani Azzahra
- Shopee Pay : 081513926010
- Dana : 081513926010
- Ovo : 081513926010
- Gopay : 081513926010⚠️ Khusus pembayaran melalui Shopee Pay, Dana, Ovo & Gopay +3.000 u/biaya admin
Warning! Pdf akan dikirim apabila Bukti Transfer sudah dikirim!
Harga PDF : Rp. 65.000
Halaman PDF : 163 halaman.
***
"Tawuran lagi, tawuran terus. Kalian gak capek apa tawuran mulu?" Tanya Mino yang merupakan seorang guru, yang saat ini sedang menatap 23 siswa yang tengah ada di dalam ruang kesiswaan."Sebenarnya sih bosen pak. Tapi ya mau gimana lagi. Kalo kita gak tawuran, nanti bapak sama guru bk, makan gaji buta lagi." Sahut seorang anak laki-laki berkulit tan, bernama Lee Haechan.
"Yak Lee Haechan!" Tegur Minho, memperingati Haechan, yang hanya di balas kekehan oleh Haechan.
"Kamu juga Huang Renjun! Perempuan-perempuan tapi suka banget ikut tawuran!" Ujar Mino, menatap Renjun yang tengah berdiro di belakang Jay, teman seangkatan-nya.
Renjun meringis, padahal ia sudah meminjam badan seseorang untuk bersembunyi, tapi tetap saja ketahuan sama guru.
"Coba Renjun, jelaskan kepada bapak, alasan kalian tawuran kali ini apa?" Tanya Minho, menatap Renjun yang terus menunduk.
"Kamu kenapa nunduk terus? Wajah kamu Ada yang luka?" Tanya Minho yang langsung di balas gelengan kepala oleh Renjun.
Renjun mendesis kesal kepada Minho yang terus melontarkan pertanyaan kepada dirinya.
Dirinya tidak terluka karena dia selalu di lindungi oleh teman-temannya. Dia juga sedikit terlambat tadi, soalnya harus berdebat dulu sama Ryunjin yang menahan Renjun untuk ikut tawuran.
Renjun itu memang perempuan, tapi hobi banget tawuran. Bukan hanya tawuran, Renjun juga hobi banget berantem. Iya! Satu lawan satu adalah hobi yang paling Renjun senangi. Sebenarnya Renjun tidak terlalu suka tawuran. Karena menurut Renjun, tawuran hanya untuk orang lemah yang berani-nya main keroyokan. Eh tapi pas pertama kali Renjun coba, Renjun jadi ketagihan. Ibarat narkoba, coba-coba akhirnya candu.
Bukan hanya tawuran dan berantem saja, Renjun juga sangat suka merokok, balapan liar, membolos, telat ke sekolah, dan banyak di hukum. Bahkan teman dan guru-nya sempat meragukan Renjun itu perempuan, karena tingkah dan kelakuan-nya yang lebih cenderung ke laki-laki.
Semua guru di sini sudah sangat hapal dan mengenal Renjun. Tidak ada yang tidak mengenal Renjun. Bagaimana tidak mengenal Renjun, kalau Renjun itu satu-satunya perempuan yang suka bikin onar? Sudah banyak nama Renjun di buku kesiswaan. Sampai bingung mau naruh nama Renjun di mana. Kan gak mungkin taruh nama Renjun di buku kematian. Nanti cerita ini end sebelum mulai.
"Tumben-tumbenan kamu diam. Biasanya kamu terus menjawab, sama seperti Haechan." Tanya Minho yang sukses membuat Renjun tambah kesal.
Memang biasanya Renjun itu sering menyahuti perkataan Minho, setiap kali mereka kepergok tawuran dan di bawa ke ruang kesiswaan. Pasti Renjun dan Haechan yang akan membalas semua perkataan Minho.
"Ada orang yang Renjun sukai pak!" Celetuk Haechan yang langsung mendapat pelototan dari Renjun.
"Loh siapa?" Tanya Minho yang terkejut atas penuturan Haechan.
"Lee Jeno." Seru Haechan, yang mengundah sahutan dan sorakan dari teman-temannya yang lain.
'Aish! Lee Haechan!' Maki Renjun yang sudah tidak tau mau menyembunyikan wajahnya di mana.
Renjun sebenarnya tidak mempunyai rasa malu. Namun entah kenapa dia malu ketika kepergok Jeno ikut tawuran.
Yup! Renjun menyukai lelaki berbadan besar itu. Jeno, ketua osis yang terlihat dingin di luar, namun juga ramah. Bingung Renjun, sekaligus penasaran.
Udah gitu, Jeno jago banget ekskul Archery. Bukan hanya Archery, Jeno juga sangat jago main basket.
"Lee Jeno? Anak osis? Lee Jeno yang ada di samping bapak?" Tanya Minho yang tidak percaya dengan ucapan Haechan.
Mana mungkin seorang Huang Renjun yang tiap hari bikin pusing guru kesiswaan dan guru bk, menyukai Seorang Lee Jeno yang notaben-nya anak teladan plus anak osis?
Sedangkan Lee Jeno, orang yang sedaritadi di omongin hanya diam dan sibuk mencatat nama-nama orang yang ikut ke dalam tawuran.
Jeno sama sekali tidak mengubris semua percakapan yang ada di sini. Dia benar-benar sibuk dengan kegiatan mencatat-nya.
Renjun mendecak lalu menggelengkan kepalanya. "Jangan di percaya pak. Mulut Haechan emang belum di fitrahin, jadi ngomong-nya gini. Ngelantur." Sahut Renjun.
"Yeu! Kurang ajar! Emak bapak gue fitrahin ya setahun sekali!" Peringat Haechan.
"Et et et. Kok kalian malah bertengkar sih?" Tegur Minho, memisahkan perdebatan kecil antara Haechan dan Renjun.
"Padahal pertanyaan yang gak bermutu bapak, yang ngebuat kita bertengkar." Sahut Renjun, di iringi dengusan kasar, dan di sambung kekehan dari Haechan.
"Bapak bingung mau ngasih hukuman kayak gimana lagi buat kalian." Seru Minho yang sudah sangat bingung mau kasih hukuman apalagi kepada 23 anak murid-nya.
Semua hukuman sudah Minho berikan kepada anak muridnya untuk membuat mereka jera. Namun bukan-nya jera, anak-anak muridnya makin merajalela. Sampai-sampai buku yang ada di ruangan milik-nya habis karena mencatat nama mereka semua.
"Ya sudah pak, gak usah di hukum aja." Sahut Yeonjun, kakak kelas Renjun yang ikut dalam tawuran.
"Itu mah enak di kalian. Kalian makin menjadi kalau kayak gitu." Balas Minho yang langsung di hadiahi decakan tak suka dari muridnya.
"Padahal hukuman kalian yang kemarin belum tuntas, sekarang kalian malah nambah hukuman lagi. Gak bosen apa nambah hukuman mulu? Di kira ruangan bapak ini warnet kali ya bisa nambah sepuasnya." Oceh Minho.
"Jadi gimana pak? Mau hukum apa enggak? Saya udah bosen banget ngeliat muka bapak." Celetuk Haechan yang udah lama berdiri, di setujui Renjun.
Padahal Renjun udah menghindar dari Jeno, agar Jeno tidak menangkap dirinya. Bisa hancur reputasi Renjun di hadapan Jeno, kalau tau Renjun kayak gini.
Bisa-bisa Renjun di tolak sebelum menyatakan cinta.
Mana Jeno ganteng banget hari ini. Kayak Vampir hidup. Bahkan Edward yang memerankan karakter vampir di twilight saga aja kalah sama ketampanan-nya Jeno.
"Oke, hukuman kalian di perpanjang aja ya. Bapak bingung mau ngasih hukuman apa lagi." Final Minho yang sudah pusing dan nyerah ingin memberikan hukuman apa lagi untuk anak muridnya.
"Ya elah pak, bukannya dari tadi. Gini aja masa bingung. Bilang aja bapak ingin berlama-lama sama saya." Celetuk Beomgyu.
Minho cuma diam aja. Dia tuh udah capek ngadepin 3 trio yang sukses membuat Minho pusing. Siapa lagi kalo bukan Haechan, Beomgyu dan juga Renjun yang kalo ngomong gak pake di filter dulu, langsung ke super. Katanya gak lepel kalo pake filter, mereka udah cantik dan tampan, jadi gak usah pake filter, kalo kata mereka bertiga.
"Pokok-nya di jalanin ya hukuman-nya! Kalo enggak? Bapak bakalan kasih surat panggilan untuk orang tua kalian." Peringat Minho, sebelum anak muridnya keluar.
Renjun langsung keluar ketika Minho selesai. Ia gak mau belama-lama di dalam sini, bisa tremor dia kalo berhadapan dengan Jeno.
Kan gak lucu preman yang suka tawuran, senggol bacok, tiba-tiba tremor karena berdekatan sama Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN DAY'S - NOREN
FanficCERITA INI KHUSUS NOREN (JENO X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO DAN HUANG RENJUN!