Ep 13 : Dinner

948 132 0
                                    

Back song recommendation: ANL - NCT DREAM

"Wah, tadi itu sangat fenomenal. Namamu Dong ... Lee Donghyuck, kan? Wah, luar biasa."

"Kemampuan vocal dan stage presence kamu tidak seperti amatir. Penampilan yang bagus!"

"Betul, kan? Warna suaranya sangat tidak biasa dalam artian yang baik. Kenapa tidak jadi penyanyi saja?"

Konser telah berakhir. Saat ini Mark, Donghyuck, dan seluruh staff sedang makan malam bersama di sebuah restoran yang sudah disewa khusus untuk acara mereka. Semua staff menyerang Donghyuck dengan pujian tanpa henti, walaupun sudah sedikit mengenal siapa itu Donghyuck karena hampir setiap hari Mark menceritakan tentang sahabatnya itu, mereka tidak pernah tahu mengenai bakat tersembunyi Donghyuck. Pemuda yang namanya disebut-sebut itu tampak merona dan salah tingkah, tidak biasanya dia menerima pujian dari banyak orang sekaligus.

"Aduh, Hyung dan Noona jangan ganggu Donghyuck. Dia jadi tidak bisa makan karena kalian mengajaknya bicara terus," ujar Mark berusaha menenangkan suasana.

"Ey~ tidak apa-apa, aku senang kok dipuji." Donghyuck tertawa yang kemudian diikuti oleh staff lainnya. Kepribadian Donghyuck memang menyenangkan, ia mudah akrab dengan orang baru.

"Sudah, sudah. Kita jangan ganggu mereka lagi, suasananya sedang bagus. Ayo makan di meja itu saja!" ujar manajer Mark sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Mark.

"Loh? Tidak apa-apa kok makan bersama di sini," kata Donghyuck heran.

Mengikuti arahan manajer Mark, staff yang lain tampak memahami suasana dan meninggalkan kedua pemuda itu berdua di satu meja. Mark melirik Donghyuck yang bingung karena tiba-tiba saja ditinggalkan oleh yang lain, berharap sahabatnya itu tidak menyadari ucapan iseng manajernya. Ia mengusap-usap tengkuknya yang tidak gatal kemudian menyantap segelas wine di hadapannya, tidak tahu kenapa Mark salah tingkah sendiri.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Mark membuka pembicaraan.

Donghyuck segera tersenyum, Mark yang melihat hal itu merasa cukup puas dan lega. Ia lega karena sepertinya kali ini Donghyuck tidak merasa tertekan lagi seperti setelah penampilannya di hari pernikahan wali kelas mereka dulu.

"Jujur saja kupikir aku akan pingsan di tengah penampilan, aku sangat gugup sampai ingin kabur saja," jawab pemuda berkulit tan itu. "Tapi sorakan penonton membuatku semangat. Ditambah lagi Hyung yang muncul di tengah-tengah sebelum aku sempat pingsan, aku selamat berkat itu hahaha."

"Tentu saja, kamu akan baik-baik saja karena aku akan selalu ada untukmu." Mark memberikan senyum simpul kepada sahabatnya, ia kemudian mengangkat gelas wine-nya yang disusul oleh Donghyuck. Kedua pemuda itu pun bersulang dan menenggak minuman mereka.

"Jadi, apa rencanamu setelah pensiun?" tanya Donghyuck kembali.

Mark mengunyah makanannya, sambil berpikir tentunya. "Pertama-tama aku ingin pergi ke kampung halamanku, Kanada. Setelahnya akan kupikirkan nanti."

"Kau pensiun tanpa rencana? Wah, gila."

"Kau sendiri? Apa rencanamu setelah panggung kita tadi?" tanya Mark penasaran. Kali ini Donghyuck terdiam, ia memainkan gelas wine di tangannya, menggoyang-goyangkan benda cair di dalamnya.

"Aku akan kembali ... bekerja seperti biasa ke kantor," ujarnya yang kemudian disambut oleh protes dari Mark.

"Hey, apa kau akan melewatkan kesempatan ini lagi? Bukankah saat kau memutuskan untuk tampil, kau juga memutuskan untuk kembali mengejar mimpimu?" jawab Mark.

"Sudahlah, tidak usah bahas itu di sini. Jangan merusak pesta menyenangkan ini." Donghyuck mengalihkan pembicaraan, ia mengangkat gelasnya mengarah pada Mark yang menatapnya dengan wajah cemberut. Tapi Donghyuck memberinya kedipan sebelah mata dan Mark pun luluh, ia mengangkat gelas miliknya dan bersulang lagi dengan Donghyuck.

Malam itu dihabiskan dengan bercengkrama sambil minum. Lalu saat hari sudah menyentuh tengah malam, mereka memutuskan untuk mengakhiri pesta. Mark sangat mabuk, langkahnya sudah tidak seimbang. Sedangkan Donghyuck masih cukup sadar, ia pun membopong tubuh sahabatnya memasuki mobil. Manajer Mark mengantarkan mereka pulang ke rumah Donghyuck.

.
.
.

"Mel, kita sudah sampai. Bangun. Masa aku harus menggendongmu sampai lantai 5? Kau itu seberat lembu, mau bikin bahuku patah?" bisik Donghyuck di telinga sahabatnya yang tengah tertidur selama perjalanan pulang mereka. Donghyuck meniup-niup telinga Mark, hingga ia terbangun dan Donghyuck tertawa melihat wajah kesal sahabatnya.

"Ada yang perlu kubantu?" tanya manajer Mark dari kursi pengemudi yang sedari tadi menyaksikan mereka berdua dari kaca spion dalam.

"Tidak apa-apa, Hyung. Kami turun di sini saja, terima kasih. Hati-hati di jalan pulang," ujar Mark sambil beranjak keluar dari mobil. Donghyuck mengikutinya dan mereka berpisah dengan manajer Mark.

Mark berjalan dengan langkah berat, kepalanya sangat pusing, mungkin efek minum alkohol terlalu banyak tadi. Donghyuck yang menyadari hal itu pun memegangi lengan sahabatnya sampai mereka tiba di kamar Donghyuck. Pemuda yang lebih tua setahun darinya langsung menjatuhkan bokongnya di kursi meja makan, ia memijat-mijat keningnya. Sedangkan sang tuan rumah menyiapkan air putih dan beberapa cemilan, lalu ikut duduk di hadapan Mark.

Mark menghentikan aktivitas memijit dahinya, ia menatap Donghyuck yang sedang memainkan ponselnya sambil mengunyah keripik kentang yang ia sajikan sendiri di atas meja. Melihat pipi sahabatnya yang bergerak-gerak selama mengunyah membuat Mark tertawa.

"Apa yang lucu?" tanya pemuda bersurai coklat itu, kini menatap Mark juga.

"Ah, aku tidak tahan lagi. Aku katakan saja, lah ...." ujar Mark dengan sebelah tangannya menopang dagunya sambil terus menatap sahabatnya, masih tersenyum teduh.

"Lee Donghyuck ... Donghyuck-ah. Dengar baik-baik, ya?"

 Dengar baik-baik, ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

A/N: Double update nanti sore/malam, yes :)

BEST FRIEND? | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang