O8: Pagi-Pagi Bucin

327 100 22
                                    

Sofia's note
Maaf banget telat update dan alurnya terkesan lambat, kalo cepet-cepet ntar cepet tamat. Wkwkw. Hope you enjoy my story!!


Keputusan Junan buat lebih deket sama Lia ternyata adalah langkah yang salah. Junan udah tau kalau dia suka sama Lia, udah gitu malah tambah deket tapi bukan yang 'in a romantic way', kan berat. Gak boleh catching feeling.

Haduh.

Junan mau sih terus-terusan denial buat nepis perasaannya— tapi sekarang udah jelas banget. Ibaratnya nih ya, masa udah nyemplung ke kolam tapi pas orang nanya, 'Lu nyebur?' dijawab, 'Kagak!'

Setelah kenal lumayan deket, Junan tau kalau: 6. Julia nyebelin.

Contohnya aja di pagi hari yang tentram ini. Junan habis ibadah tidur lagi, kelasnya siang mangkanya dia mau memaksimalkan waktu tidur.

Udah mimpi sampai ke planet lain, tiba-tiba jatuh lagi ke bumi gara-gara ada suara bel sama ketukan yang cukup keras dan berulang.

"JUNAAAN, GAS GUEE ABISSS. HUHUHU gak tau cara masangnya ntar kebakaran gimana???"

"JUNAAANNN."

Sedangkan penghuni rumah udah sembunyi aja di bawah bantal dan narik selimut, gak mau denger.

"I CAN'T LEAVE MY ROOM YAA JULIA," sahut Junan.

Tiga menit berlalu, suara khas Lia tidak terdengar lagi.

"Junaan, nggak jadi deh. Kayaknya gue masang gas lewat turtorial youtube aja." Lia pasrah.

Mata Junan membulat, walaupun kemungkinan bisa, tapi terlalu riskan. Ntar gasnya malah bunyi???

Mau nggak mau Junan berdiri lah, nyamperin Lia yang ternyata masih ada di depan pintunya.

"Hi," sapa Lia, melambaikan tangannya ke arah wajah Junan yang terlihat sedikit... malas.

Bohong, banyak maksudnya.

Mana mukanya muka bantal banget.

"Maaf ya udah ngebangunin tuan muda Junan yang super keren di pagi hari yang nggak buta-buta amat ini," sambut Lia.

"Ya." Junan menjawab singkat.

"Dimaafin nggak??"

"Mana gasnya? Buruan ya Julia. Huruf awalnya B bukan L alias lama," tuntut Junan.

"Iya iya buset galak amat." Lia menunjukkan posisi gas di kitchen setnya. "Tuh obeng dan seperangkat alatnya ada di sini semua," lanjut Lia, menyerahkan alat-alat tersebut.

Gak sampai 5 menit, gasnya udah beres. Junan ngantuk banget, langsung jalan terombang-ambing terus tepar di sofa ruang tamu Lia.

"Saya di sini bentar ya, males ke—"

Tiba-tiba ponsel Junan berdering, tampak nama seseorang di sana. Lelaki itu kemudian mengangkatnya dengan wajah berseri dan senyuman merekah. "Haloo!" ucapnya.

Habis itu keluar ruangan.

Lia yang melihat hal tersebut hanya mengerutkan alis. Gimana bisa sih tadi keliatan bete banget tiba-tiba jadi sumringah gitu??

"Aneh," gumamnya.

Selang beberapa menit, wajah Junan kembali menghiasi unit apartemen milik Lia. Pemuda itu diam di depan pintu sambil bertanya, "Lia ikut gak? Hitung-hitung sebagai permintaan maaf tadi, kan saya belum maafin."

I Can't Leave My RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang