Tidak ada
.
.
.
Jungkook terdiam mendengar penuturan Rosé. Lalu, setelah itu ia menuruh Rosé untuk keluar dari kamar mandi dan kemudian mengsegerakan untuk tidur. Jungkook juga harus segera tidur. Sebab, ia harus berkerja serta ia harus seperti biasa—bangun pagi hari.
Entah mengapa, perasaan aneh pada hati milik Jungkook terus terasa. Setiap ucapan Rosé, selalu mengenai hati pemuda bermaga Jeon tersebut. Namun, di sisi lain juga ia masih tidak menerima sepenuhnya Rosé—sebab Jungkook masih banyak tak tahu tentang gadis bersurai merah tersebut.
Jungkook berjalan keluar dari kamar mandinya di ikuti Rosé yang mengekori dari belakang. Setelah sampai, Jungkook menyuruh Rosé untuk segera mengambil posisi tidur dan Rosé memberi respon dengan menurut saja. Rosé ini memang bisa diatur.
Namun, ia mempunyai emosional yang tinggi. Maka dari itu, cara berbicara pada Rosé harus bisa di kontrol dengan baik dan Jungkook tahu hal tersebut.
"Tuan ... ayo sini di dekatku~"
Jungkook menelan saliva dengan kasar. Lalu, ia mendekat ke Rosé. Namun, tentu saja masih dengan jarak. Jungkook tak mungkin dekat sekali dengan Rosé.
"Tuan, kenapa kau tidak melihatku?"
Jungkook menghela nafasnya. Jujur saja, Jungkook tak mau melakukan ini. Namun, apa boleh buat. Jungkook juga tak mau membalas perkataan Rosé. Sebab, ia tahu bahwa ujung-ujungnya Rosé akan menjadi sangat emosional.
Jungkook secara perlahan mengalihkan padangan pada Rosé—posisi yang semula membelakangi, sekarang menjadi saling menatap satu sama lain. Rosé menarik garis senyumnya saat Tuannya tersebut mau melakukan apa yang diinginkan oleh Rosé.
Jungkook menatap lurus Rosé. "Sekarang, kau tidur lah."
Rosé tersenyum tipis. "Baik Tuan."
Rosé perlahan menutup matanya, setelah itu deruan nafasnya mulai terdengar. Rosé sudah benar-benar tertidur. Jungkook di sana masih menatap Rosé tanpa mengalihkan pandangannya.
"Cantik."
Ucapan dari batin tersebut. Mengakhiri hari yang panjang ini. Dan Jungkook berharap besok akan terjadi hal baik—terutama tentang Rosé.
Matahari telah muncul. Sinarnya menjelajah ke seluruh pelosok. Salah satunya ke apartemen milik Jungkook. Pemuda bermarga Jeon tersebut membuka matanya secara perlahan. Lalu, ia sedikit menggeliatkan tubuhnya.
Jungkook menatap sampingnya. Ia kira Rosé aka nada di sana. Namun, nihil gadis bersurai merah tersebut tidak ada.
Jungkook merasa yakin sekali bahwa kemarin malam ia bersama seorang gadis polos bernama Rosé—nama tersebut ia yang memberikan, dan Jungkook juga yang memakaikan pakaian lalu mengajarinya cara menyikat gigi.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Flower Is You | Rosekook
Teen FictionKehidupan Jungkook berubah saat ia membeli setangkai bunga mawar merah dari seorang kakek yang ia temui saat ia pulang dari kantor tempat-nya bekerja