Chapter 13

298 55 6
                                    


Sang Dewi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang Dewi

.

.

.

Jungkook tiba-tiba berada di hutan belantara—hutan tersebut dipenuhi dengan pohon yang tak begitu tinggi. Rumput di sana bisa diinjak, bahkan tanah pun tak terlihat. Udara di sana sangat segar, bahkan lebih dari udara pagi di kota Seoul, itu pikir Jungkook. Cuaca di sana juga hangat .... Meskipun matahari terik, Jungkook tak merasakan panas di kulitnya.

Jungkook dengan segala keanehan terhadap hutan tersebut pun mulai melangkah dengan pelan. Jungkook memerhatikan hutan aneh tersebut—kenapa Jungkook berpikir seperti itu sebab, hutan tersebut dipenuhi tanaman yang berbunga. Bahkan setiap pohon di sana sangat berbunga. Hingga tanaman yang Jungkook lihat di bawah juga berbunga.

Setelah beberapa saat berjalan. Jungkook menemukan ada orang yang berdiri—dia seperti orang yang Jungkook sangat kenal. Orang itu Rosé, namun .... Ia seperti Rosé yang pernah ditunjukkan kakek tua penjual bunga.

Jungkook lantas melangkah mendekat. Pemuda itu lantas menyentuh bahu gadis yang menggunakan mahkota bunga dan gaun berwarna emas. Saat berbalik, gadis itu tersenyum pada Jungkook—pemuda itu sangat familiar dengan senyum indah itu.

"Kita sudah bertemu dua kali ... wahai pemuda." Rosé bicara dengan nada serius. "Namun ... waktu itu kau hanya melihat wujudku saja."

Rosé berjalan perlahan dan menatap Jungkook dengan tatapan yang sulit Jungkook artikan.

Jungkook menelan ludahnya secara perlahan, dia sejujurnya tak tahan jika ditatap seperti itu. Rosé mengalihkan pandangannya ke pepohonan besar disekitarnya.

"Kau pemuda yang baik ... namun pikiranmu kotor." Rosé tersenyum kecil. "Kau bahkan ingin berhubungan intim dengan gadis ini." Rosé di sana terdiam.

Hening sejenak sampai Rosé mendekat pada Jungkook. Gadis itu tersenyum kecil, perawakannya bak bidadari dari surge—Jungkook bahkan sangat menyukai wujudnya yang itu, meskipun suara dari wujud itu lebih berat dan jauh lebih serius ketimbang Rosé yang selama ini Jungkook kenal.

Rosé terkekeh. "Ini salam perkenalanku wahai pemuda." Rosé meletakkan telapak tangannya yang terbuka lebar ke dada milik Jungkook. Alis mata Jungkook mengkerut seketika, ia berpikir kenapa Rosé melakukan hal itu.

Busshh! Srakkk!

Jungkook terpental karena tekanan besar yang ada di dadanya. Tubuhnya mengenai banyak ranting dan batang pepohonan. Tubuh Jungkook terhempas jauh hingga punggungnya berbenturan dengan pohon besar.

Brakk!

"Ahk ... ahk ...." Jungkook merintih.

Sekujur tubuh Jungkook terasa sangat sakit. Ada luka memar dan gores. Darah mengalir di luka goresnya. Mata Jungkook meremang namun, ia bisa melihat Rosé yang mendekat.

"Sampai jumpa, di ujian yang sebenarnya," ucap Rosé.

Penglihatan Jungkook semakin kabur. Rasa sakit ditubuhnya semakin terasa. Ia pun tak sadarkan diri.

.

.

Peluh memenuhi sekujur tubuh Jungkook. Nafasnya terengah-engah. Tubuhnya merasakan sensasi yang luar biasa—seakan kejadian yang ada di mimpinya tersebut adalah kenyataan. Jungkook terbangun dengan keadaan penuh tanda tanya—apa sebenarnya arti dari mimpinya tersebut.

Jungkook terdiam cukup lama, netranya mengerjap beberapa kali, sebab kesadaran dari tidur belum sepenuhnya. Ia menatap sekitarnya. Lalu, Jungkook pun mengumpulkan seluruh tenaganya untuk bergerak ke dapur. Jungkook menurunkan kakinya dari ranjang. Kemudian, dengan perlahan ia melangkah. Jungkook menuangkan air putih ke gelas yang ia ambil. Jungkook dengan perlahan meneguk air putih tersebut. Ia menarik nafas, lalu mengeluarkanya dengan perlahan, Jungkook kemudian menelan ludahnya sendiri.

Pemuda itu lantas menerung sejenak.

"Aku sangat rindu Rosé ...."

Gadis itu tidak muncul sejak Jungkook mengajak bermain dengan Lisa dan Wendy. Dalam kurun waktu tersebut Jungkook merasa kesepian dan hampa—seperti ada yang kurang di dalam dirinya. Jungkook sudah merasakan itu sejak satu minggu Rosé tidak muncul.

Gadis penari dan gadis penjual bunga tersebut juga rindu pada Rosé. Mereka datang untuk berkunjung di sela waktu kosong mereka—tepatnya saat sore waktu kerja selesei, namun nihil sebab Rosé tidak muncul. Jungkook sendiri juga merasa sangat kebingungan dan ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Jungkook bercerita bahwa memang terkadang Rosé bisa tak muncul untuk waktu yang tak bisa ditentukan. Jungkook memang sedari awal bicara bahwa Rosé adalah keajaiban yang sewaktu-waktu bisa muncul dan hilang—itu bisa terjadi kapan saja.

Lisa dan Wendy memaklumi itu. Bahkan, kejadian bunga teratai itu bisa mereka terima.

Setelah meneguk air dan terdiam sejenak. Jungkook lantas ke kamarnya, ia menatap bunga mawar yang pernah ia beli dari kakek misterius—entah mengapa sejak kakek itu muncul banyak hal terjadi, saat pertemuannya kembali Jungkook dikejutkan dengan penampakan Rosé.

Salah satu wujud itu membuat Jungkook sampai seperti ini.

Jungkook tahu ini adalah pertanda, namun ia tak akan banyak menerka-nerka, ia lebih baik melihat apa yang akan terjadi kedepannya. Jungkook mendekati bunga mawarnya tersebut. Bunga mawar itu masih indah meskipun kurang perawatan. Jungkook ingat, setiap kali Rosé muncul, bunga mawarnya tersebut tak ia lihat. Jungkook bahkan tak menyadari kalau ia bunga mawar itu.

Jungkook mendapati keanehan bahwa setiap kali ada Rosé. Bunga mawar itu selalu terabaikan—bahkan seketika keberadaan bunga mawar tersebut hilang dan digantikan oleh Rosé. Namun, jika Rosé tak muncul bunga mawar itu menjadi objek yang paling indah di kamarnya tersebut.

"Aku akan mengganti tanah dari polybag mu," ucap Jungkook sembari menatap bunga mawarnya.

Jungkook berjalan ke dapur, ia mengambil sekop dan menggemburkan tanah yang ia beli dari Wendy. Ia juga akan memasukkan sedikit pupuk agar tanah itu lebih subur lagi. Ia juga menyiapkan gunting tanaman untuk menggunting daun yang tak cantik.

Jungkook membawa semuanya dan menaruhnya dekat dengan bunga mawarnya tersebut. Jungkook pun mengganti tanah yang ada di polybag. Dengan hati-hati Jungkook memindahkan tanah dari polybag lama dan menaruhnya di plastik yang ia bawa. Kemudian, Jungkook memasukkan tanah baru yang sudah dicampur pupuk itu ke polybag tanaman bunganya.

Setelah semua selesei, Jungkook lantas membersihkan bekas tanah yang tersisa. Jungkook juga tak lupa membawa penyiram tanaman. Pemuda itu lantas mendekati mawarnya kemudian ia siram. Ia juga mengucuri atas mawarnya dengan air agar mawar nampak itu segar. Jungkook kemudian sejenak menatap mawarnya dan memang betul. Mawar itu sangat indah.

"Aku akan menggunting beberapa daun menganggu," ucap Jungkook.

Jungkook lantas mengambil guntingnya, lalu dengan hati-hati Jungkook menggunting daun-daun kecil yang menganggu. Jungkook memeriksa apa ada daun yang harus di potong. Namun, semuanya sudah terlihat rapih. Jungkook lantas membawa gunting tersebut ke dapur. Kemudian, ia kembali ke kamarnya.

"Aku akan menghabiskan waktuku dirumah saja," ucap Jungkook sembari menyalakan televisi.

Biasanya hari liburnya seru namun entah kenapa, saat Rosé tak ada Jungkook merasa ada yang kurang. Ia hanya mengotak-gatik remotenya dan mencari siaran televisi. Namun, pada akhirnya dia mematikan televisinya tersebut.

Jungkook menggulingkan tubuhnya. Lalu, ia menatap bunga mawarnya yang nampak berkilauan tersebut. ia memikirkan Rosé ... Jungkook sangat merindukan gadis yang selalu memanggilnya dengan sebutan 'Tuan Jungkook'.

Bersambung

Commentand Vote

That Flower Is You | RosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang