Ahhh, rasanya segar sekali. Chanyeol baru selesai mandi, ia sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Kondisi punggung dan kakinya sudah jauh lebih baik setelah ditempeli koyok dan dikompres es batu. Hari ini ia sudah bisa bekerja normal lagi seperti biasa.
Deodorant miliknya habis, apa Baekhyun masih punya deodorant? Pria bertubuh tinggi itu lantas berjalan ke meja nakas, ia meminta deodorant beraroma vanila milik sang istri. Baekhyun banyak menyimpan alat-alat kecantikan miliknya di atas meja. Tapi, banyak yang sudah kosong. Kenapa Baekhyun belum membeli yang baru?
"Chanyeol?"
Baekhyun masuk ke dalam kamar mereka setelah selesai memasak untuk makan pagi, ia sedikit bingung melihat suaminya yang berdiri di depan meja nakas.
"Mas, lagi ngapain?"
"Mas minta deodorant kamu sedikit, Dek."
"Punya kamu abis?"
Chanyeol ngangguk. "Iya, abis. Kamu gak beli lagi? Ini banyak yang abis," katanya sambil nunjuk kotak bedak sama kotak krim wajah yang emang udah abis.
"Aku belum sempet, Mas. Seharian kan aku sibuk di rumah," kilah Baekhyun, padahal ia tidak punya uang untuk membeli yang baru.
"Kamu gak punya uang, ya, buat beli yang baru?"
"Ada, kok. Aku emang belum sempet aja."
Chanyeol menghela nafas. "Ya udah, nanti, mas, yang beliin."
"Mas-"
"Baekhyun. Nanti, Mas beliin, ya? Kamu tau kan, mas paling gak suka kalo mas mau ngasih sesuatu ke kamu tapi kamunya nolak?"
Pemuda berparas ayu itu terdiam, mengenal pria ini selama beberapa tahun sudah lebih dari cukup untuk mengenal sifat dan karakternya. Chanyeol memang tidak suka jika Baekhyun menolak pemberian darinya.
Melihat Baekhyun yang terdiam, Chanyeol jadi merasa tidak tega, ia peluk istri mungilnya itu sembari ia ciumi rambutnya yang selembut sutra.
"Mas minta maaf, mas gak bermaksud buat marah sama, kamu. Kamu sendiri yang bilang kalo menikah itu harus saling meringankan. Sekarang kamu lagi gak ada uang buat beli skincare, itu berarti gak ada salahnya, kan, kalo mas yang beliin?"
"Iya, Mas. Makasih, ya."
"Gak usah makasih, emang udah tanggung jawab, Mas."
Baekhyun tersenyum, ia lepas pelukan mereka. "Ya udah. Aku udah nyiapin sarapan buat kamu."
"Iya."
.
.
"Lu masih kerja jadi kuli panggung, Yeol?"
"Iya, masih."
Jam istrihat, Chanyeol sama Chen nyempetin buat nongkrong sebentar di warkop sambil ngopi sama ngerokok, mumpung masih ada sisa setengah jam lagi sebelum jam masuk.
"Gak capek? Giat banget cari duit."
"Ya abis mau gimana lagi? Lu tau tanggungan gw banyak, apalagi sekarang udah punya anggota baru. Belum lagi kalo nanti gw punya anak. Kalo gw gak kerja keras dari sekarang mau dikasih makan apa anak gw nanti?"
"Widiiih, hebat. Lu emang suami dan calon ayah yang baik hahaha. Tapi, kalo misalkan lu kerja di sini terus, 3 juta sebulan ditambah kerjaan sampingan lu emang cukup?"
"Kalo buat makan sih cukup. Tapi kalo buat kebutuhan yang lain-lain emang kurang. Apalagi, gw kan gak tiap hari ada kerja sampingan."
"Kenapa gak nyari kerjaan lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Version
FanfictionVersi lain dari fanfic The Poor Man Who Made Me Fall In Love.