-Back Home-

1.6K 217 22
                                    

Ana masih terjaga di tengah malam. Menyenderkan tubuh nya di sisi ranjang king size milik nya. Ia berkali kali menilik ke arah jam di samping nakas.
Juga sesekali memastikan lewat jendela kamar dan berdiri di balkoni yang langsung menghadap ke halaman rumah.

Namun belum ada tanda tanda apapun. Hari sudah sangat larut malam tapi suami nya belum juga pulang.
Bahkan semenjak kepulangan sehabis berlibur, Al sama sekali belum memberi kabar pada ana.

Ana sudah mencoba untuk menghubungi suami nya, tapi Al sama sekali tidak bisa di hubungi.
Pun mencoba mencari tahu kabar suami nya lewat sekertaris pribadi Al tapi hasil nya tetap nihil.

Dingin nya udara malam begitu menusuk. Ana memutuskan kembali masuk ke kamar lalu mengunci lagi jendela.
Kembali duduk di tepian ranjang sambil sekali lagi melihat ke arah jam, pukul 02.00 dini hari.

Menghela nafas begitu dalam, Ana akhir nya meraih ponsel nya dan bermain game mobile agar membuat nya tetap terjaga.
Menghubungi Al pun percuma karna ia tahu itu hanya akan sia sia.

Di tengah upaya nya agar tetap terjaga,tiba tiba deru mesin mobil memecah keheningan ana.
Suara itu berasal dari garasi.

Ia langsung beranjak dari tempat tidur nya sembari menyambar sebuah outter untuk menutup baju tidur tanpa lengan yang ia kenakan.

Ana berlari kecil saat keluar dari kamar, sambil menyalakan beberapa saklar lampu untuk penerangan ketika akan menuruni anak tangga.
Rumah yang juga cocok di sebut mansion itu berukuran sangat besar dan luas.
Untuk sampai ke lantai dasar saja, di perlukan waktu beberapa menit untuk menuruni puluhan anak tangga yang melingkar di tengah rumah.

Cekrek

Pintu terbuka. Ana kalah cepat dengan Al yang kini sudah berdiri di ambang pintu.
Tadi nya Ana berniat menjadi orang pertama yang membuka kan pintu untuk menyambut kepulangan suami nya itu.

"Welcome home honey.."

Al tersenyum simpul.

"Saya capek, saya mau istirahat dulu yah"

Al pun berjalan meninggalkan Ana yang kembali memposisi kan tangan nya seperti semula.
Setelah tadi nya, merentangkan kedua tangan nya bersiap untuk memeluk sang suami.

Pemandangan seperti ini bukan kali pertama nya terjadi di rumah tangga mereka.
Entah sejak kapan keharmonisan rumah tangga mereka terasa semakin renggang setiap hari nya.

Yang jelas, saat ini kedua nya sama sama tersiksa dengan keadaan seperti ini, atau lebih tepat nya saling menyiksa diri satu sama lain dengan tetap bertahan.

Saling menunggu dengan harapan yang berbeda.
Menunggu sampai seseorang akhir nya menyerah dan melepaskan.
Menunggu sampai seseorang kembali mencintai nya dan hidup bahagia bersama.

"Kamu darimana aja sih ?"

"Ke mana lagi kalo bukan ke kantor"

"Terus kenapa gak kasih kabar ? Aku cemas Al nunggu kabar dari kamu"

"handphone saya mati"

"Emang gak ada charger ? Kamu ke kantor apa ke hutan sih sampe handphone mati aja kamu biarin kan bisa pinjem ke rendy atau ke karyawan yang lain"

"Udah ya nanti aja kalo mau bahas ini, saya capek. Boleh saya ke kamar ?"

"Al.."

"Apalagi"

Ana terdiam begitu Al membalik kan tubuh menghadap nya.
Ada perasaan sesak yang teramat menyayat hati nya melihat perlakuan Al yang sudah sangat berubah.
Dingin, cuek bahkan terkesan sudah tidak peduli lagi.

Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang