Sejak beberapa menit yang lalu Andin masih menunduk.
Rasa nya seperti ia tak cukup memiliki keberanian hanya sekedar menatap seseorang di depan nya saat ini.Setelah rendy menjelaskan siapa Aldebaran, Andin begitu terkejut dan tidak menyangka sama sekali.
Rasa bersalah, malu, dan tidak enak hati langsung memenuhi relung hati nya. Campur aduk dan kalut.
Terlebih ketika mengingat kejadian malam kemarin.Mengingat perlakuan nya yang jauh dari kata sopan kepada seseorang yang ternyata merupakan atasan nya sendiri. membuat kata maaf terus menggema sejak beberapa menit yang lalu.
"Saya menyesal pak, saya mohon maaf atas ketidaktahuan saya mengenai bapak. Jangan pecat saya pak saya mohon" ujar andin yang sudah ratusan kali mengucap maaf.
Rendy yang sejak awal berada di sana cukup terkejut ketika mendengar bahwa Aldebaran si pengusaha kelas wahid yang di kenal arogan, ambisius dan galak itu ternyata pernah mengantarkan Andin yang berstatus sebagai karyawan yang baru dua hari bekerja di sana.
Rasa nya seperti menambah daftar keajaiban dunia."Memang nya kalau saya memaafkan kamu, harga diri saya bisa kembali setelah kamu memaki saya ?" Ujar Aldebaran.
Andin kembali menunduk.
Rendy yang masih ada di sana dan duduk di samping Andin berusaha membantu menenangkan wanita itu.
Ia mengulurkan tangan nya mendekap kepalan tangan Andin yang sudah di penuhi keringat dingin."JANGAN BERMESRAAN DI DEPAN SAYA !" bentak Al
"Kalian kalau mau mesra mesraan di luar ! Jangan di ruangan saya" sambung nya.
"Maaf pak saya tidak bermaksud" jawab rendy yang langsung menarik kembali tangan nya.
"Kamu keluar Ren, saya mau bicara sama Andin"
Rendy tampak menatap nanar Andin yang masih belum berani mengangkat kepala nya, ia sedikit ragu meninggalkan Andin sendirian dan harus menghadapi atasan nya yang tengah tersulut emosi itu.
"Perlu saya ulangi ?"
"Em- tidak pak, kalau begitu saya permisi"
Rendy pun langsung bergegas melangkah keluar dari ruangan itu.
Langkah nya cukup berat ketika harus meninggalkan Andin di sana.
Meskipun ia tahu, Aldebaran tidak mungkin menyakiti seorang wanita."Andin"
"Iya pak"
"Saya sedang bicara sama kamu"Seolah paham maksud Al, Andin pun lantas mengangkat kepala nya meski ragu.
Di tatap nya laki laki berwajah dingin itu.
Dengan sorot mata nya yang tajam ia berhasil mengintimidasi andin melalui tatapan nya meski tanpa bersuara.
Membuat jantung ibu satu anak itu serasa berhenti sejenak.Tulang rahang yang tercetak jelas menghasil kan kesan arogan yang sangat kentara di wajah bak pahatan itu.
Alis nya yang tebal, hidung yang mancung, serta garis pipi yang tegas membuat siapapun akan dengan mudah mengetahui perubahan ekspresi Aldebaran.Dan saat ini, wajah itu tampak sedang menatap andin seperti seekor singa yang berhari hari kelaparan. Menakutkan.
"Saya paling tidak suka di abaikan, saya paling benci orang orang yang tidak bisa menghargai keberadaan saya" ucap Aldebaran dengan penekanan di semua kalimat yang ia ucapkan.
Dan sekali lagi andin kembali menunduk.Lalu tiba tiba, laki laki itu meraih dagu Andin yang duduk di seberang nya.
Sontak andin pun terkejut, hingga akhir nya mereka kembali saling beradu tatap."Bagus bunga nya ?"
"Hah ?"
"Kamu suka ?"
"Maaf pak, maksud bapak ?"
"Itu bunga saya yang kasih, kenapa kamu malah bilang makasih ke rendy"
"Hah jadi bapak yang kirim bunga ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistake
Fanfiction•Not for underage [21+]• - Menceritakan tentang single mom yang kemudian bertemu dengan seorang laki laki yang berhasil membuat hati nya berlabuh setelah kehilangan suami nya. Di penuhi konflik percintaan yang rumit, serta bumbu bumbu drama kehidupa...