-Jealousy 2-

1.5K 251 39
                                    

"Maaarrr.."

Andin sibuk menyibak segala di depan nya.
Bantal sofa di buang nya ke sembarang arah, bahkan tumpukan majalah yang tersusun rapi di meja pun tak luput menjadi sasaran.

"Duuh mana sih, cincin itu enggak boleh hilang"

Wanita itu terus mencari dengan raut panik di wajah nya.
Seisi sudut rumah tak sejengkal pun ia lewati demi menemukan apa yang tengah di cari nya.
Di tengah rasa frustasi yang tengah melanda nya, tanpa ia sadari Aldebaran sudah berdiri tepat di belakang nya.

"Cari apa?"

"Ehh"

Andin terkejut dan spontan menyentuh dada nya ketika suara berat Aldebaran tiba tiba menyambar bak petir yang hampir membuat jantung nya meloncat keluar.

"Kenapa ? kaget ?" ujar pria itu tanpa merasa bersalah.

"Bapak kok disini ? Tiba tiba masuk lagi.. bukan nya permisi dulu"

"Saya udah pencet bel berkali kali, tapi gak ada yang respon"

Tahu ia akan kalah dalam perdebatan itu andin hanya menghela nafas dalam dalam, energi nya sudah cukup terkuras sedari pagi karna mencari cincin yang tiba tiba hilang entah kemana.

ia kemudian memutuskan untuk kembali mencari cincin pernikahan nya dengan sang mendiang suami nya, di banding kan meladeni perdebatan kecil yang akan berbuntut panjang jika di teruskan

"Cari apa" tanya pria itu lagi ketika Andin kembali sibuk kesana kemari bahkan sampai mengabaikan nya.

"Cincin"

"Cincin apa ?"

"Cincin ya cincin lah pak.. yang bentuk nya bulet di pake di jari" ujar andin yang tanpa sadar bernada ketus ke atasan nya itu.

"Ehh- mmm.. maaf pak, saya gak bermaksud gak sopan" sambung nya.

Aldebaran mendekat, lantas membuka jas dan menaruh nya di atas sandaran sofa. Lalu membuka kaitan kedua kancing kemeja di pergelangan tangan nya kemudian melipat nya sampai siku.
Tanpa berucap sepatah kata pun, lelaki tinggi besar itu langsung berjalan ke arah dapur.

"Pak.. ngapain ?"

"Saya bantu cari" ujar nya.

25 menit berlalu, baik andin maupun Aldebaran masing di sibuk kan dengan pencarian cincin penuh kenangan milik Andin.
Cincin itu mempunyai banyak arti di hidup andin, bukan hanya lambang pengikat cinta nya bersama sang mendiang suami namun juga satu satu nya benda peninggalan nino untuk nya.

Tak ayal, Andin nampak sangat kalut ketika benda bulat itu belum juga ketemu.

"Buuuuuu... ketemuuu niih buuuu" teriakan marni dari lantai atas sontak terdengar.

Andin yang mendengar teriakan marni langsung bergegas menghampiri.

"Mana mar ?"

"Nih bu, ketemu disana" ujar marni sambil menunjuk rak buku Noah.

"Semalam mungkin ibu lupa setelah temani Noah sikat gigi ibu menaruh asal cincin nya" sambung marni.

"Ah iyaa mar, saya ceroboh sekali, padahal selama ini saya gak pernah copot cincin ini" ujar nya.

Marni lantas menyerahkan cincin itu kepada pemiik nya.
Raut wajah andin memerah seketika. Dengan helaan nafas panjang, sedetik kemudian bulir bening keluar dari ujung pelupuk mata nya.

"Saya gak bisa bayangin kalau cincin ini sampai hilang mar.. ini peninggalan berharga dari mas nino" lirih andin.

Melihat Andin menangis, tanpa sungkan marni langsung menggiring majikan nya itu ke dalam pelukan nya.
Berusaha menenangkan, dengan beberapa usapan lembut di pundak andin.

Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang