Fight

308 12 4
                                    

Aska menatap tempat obat nya. Semenjak setelah didiagnosis, Aska mendapatkan obat dari dokter. Sotalol. Obat penghambat beta yang memiliki efek antiaritmia. Dalam dosis yang rendah, obat ini akan bekerja dengan cara menghambat reseptor beta di jantung dan pembuluh darah. Dengan demikian, denyut jantung akan melambat.

Sekarang ia ketergantungan pada obat.
"Hehehe" tawa sendunya ketika memikirkan betapa rapuh dirinya.

Derap langkah kaki terdengar, ingin menuju ke kamar sang remaja itu. Ternyata mama.
"Adek kok belum tidur?" tanya mama
"Besok sekolah kan?" sambung mama
"Nggak ngantuk" jawab Aska singkat

Mama hanya melihat tingkah laku puteranya yang semenjak setelah didiagnosis ia semakin murung, malas bicara, dan nafsu makannya menurun.

"Teman-temanku nggak tahu kan ma?" tanya Aska
"Nggak, kalaupun tahu emang kenapa?" tanya mama ke Aska
"Nanti aku diejek, terus mereka nggak mau berteman lagi dengan aku" jawabnya
"Nggak usah pikirkan itu, pasti mereka tetap mau berteman sama adek" hibur sang mama
"Sekarang tidur ya, udah malam ini dek, nggak baik buat kamu" suruh mama
"Iya" jawab Aska singkat lagi.

\•Alaska•/

Pagi hari pun tiba.
Melihat sang anak yang terburu-buru memakai sepatu membuat mama bingung.

"Adek kok buru-buru? Papa juga belum berangkat" tanya mama bingung
"Aku udah terlambat ini. Aku nggak boleh terlambat dihari pertama" jawabnya dengan napas tersengal-sengal
"Ayo pa, berangkat kita lagi" pintanya
"Iya-iya. Adek nggak apa-apa, kan?" tanya papa karena melihat Aska bernapas tersengal-sengal

"Nggak apa-apa. Ma, aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum" katanya cepat
"Papa juga, assalamualaikum" kata pap juga ke mama
"Waalaikumsalam, hati-hati pa, dek" jawab mama

\•Alaska•/

Ia melangkahkan kakinya dengan mantap ke dalam kelas. Semua mata tertuju padanya dan bisikan-bisikan siswa lainnya di kelas. Aska duduk di bangkunya dengan tenang, menunggu guru datang ke kelasnya.

Mungkin ada yang mengetahui bahwa Aska memiliki penyakit, dan bocor kemana-mana.
Kayak ember pecah aja

Kelas pertama pun usai, dan istirahat pun tiba.
Aska hendak ke kamar mandi, ia tak ingin makan dan bergabung dengan yang lainnya.
"Woi!" Teriak seseorang
Aska menoleh mencari sumber suara tersebut, namun ia tak menemukan nya.
Tiba-tiba kerah baju belakangnya di tarik. Ia diseret ke belakang sekolah.

Aska tak sempat melihat orangnya, dan ia sudah mendapatkan bogem mentah. Namun, dengan sigap Aska menahannya.
"Ada apa?" Tanya nya singkat
"Mau kemana lo? Mau ke kantin?" Tanya seseorang yang ingin meninju nya.
Aska hanya diam, ia tak mau emosi menggerogoti tubuhnya.
"Nggak usah ke kantin deh, anak penyakitan kayak lo ga dibutuh kan disini. Ntar penyakit lo nular lagi" ejek nya ke Aska

"Bego banget jadi orang, penyakit jantung mana nular, makanya sering-sering belajar, jangan jadi baby sitter pacar lu aja" balas Aska
Ia pun pergi melenggang ke kamar mandi, namun tangannya langsung ditarik oleh mereka. Ia jatuh terduduk.
Bugh!
Aska dipukul. Tak hanya diam yang lain pun ikut memukulnya.
Dengan seketika, Aska balik memukul mereka semua hingga mereka kesakitan. Ia bangkit, ia tak mau diinjak.

Dan orang yang memulai perkelahiannya pun tumbang dibuat Aska.
Lalu ia melenggang pergi ke kamar mandi.

\•Alaska•/

Jam pelajaran semua telah berakhir. Ia berjalan melewati ruang guru. Tetapi ia terkejut melihat orang tua nya keluar dari ruang guru.
"E-eh" ia kaget
Pasti ada yang melaporkan kejadian perkelahian tadi ke guru, sehingga guru memanggil orang tuanya.

Wajah orang tuanya terlihat marah.

\•Alaska•/


Vote dong, jangan dibaca aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dong, jangan dibaca aja.
Komen juga dong, semangati aku gitu..

Selasa, 28 September 2021
20:00 WIB
Pekanbaru, Riau, Indonesia
-Ryuu

AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang