02. bukan laki-laki biasa

201 11 0
                                    

Setelah cukup lama diam, Tala kembali mengingat dan akhirnya cepat-cepat menaiki tangga untuk sampai di kelasnya. Pagi ini jalanan cukup macet, karena itu juga Tala yang niatnya ingin datang lebih pagi tapi malah tetap saja mepet waktu seperti ini.

Sampai di lantai 2 Tala langsung menuju eskalator. Si tangga berjalan itu. Eskalator hanya ada di lantai 2 ke atas. Sedangkan dari parkiran ke lantai 2 masih menggunakan tangga yang manual.

Tala masuk kelas, untung saja belum terlambat. Hanya saja, hampir semua teman-temannya sudah ada di kelas ini. Sepertinya, hari pertama di semester 4 semuanya jadi bersemangat.

Bella sudah melambaikan tangannya dari ujung sebelah kiri. "Tumben datangnya mepet waktu banget gini?"

Bella sahabatnya itu bertanya karena memang tidak biasanya Tala datang dengan waktu yang mepet seperti ini. Entah karena kebanyakan ngelamun mungkin sih.

"Ada wajah baru kayaknya Bel, itu siapa?" Tanya Tala pada Bella.

Karena saat ingin menuju kursinya tadi, Tala lebih dulu mengedarkan pandangannya pada semua yang ada di kelas ini. Melihat, adakah wajah-wajah baru atau yang berbeda dari teman-temannya.

Nah, kebetulan sekali sekarang ini memang ada wajah baru. Wajah yang sukses menarik perhatiannya, bahkan ketika masih melihat punggungnya saja.

"Gak tau, gak kenal tu. Kayaknya kating yang ngulang deh. Kayak kakak sama Abang di semester 2 waktu itu kan."

Tala mengangguk mengerti. Memang benar sih. Biasanya memang wajah baru itu berasal dari kakak tingkat yang mengulang karena tidak lulus. Hanya saja, Tala sedikit tidak yakin akan hal itu.

Wajahnya orang itu, tidak menggambarkan sama sekali jika dia adalah orang yang bodoh.

Tak lama setelah Tala datang, Lare salah satu sahabatnya yang super aktif juga datang. Namun tak ada wajah panik di sana. Sudah biasa sih, Lare memang selalu datang dengan santai begitu.

Karena Lare telat masuk kelas bukan karena dirinya telat datang, melainkan pasti ada saja kesibukannya yang lain. Maklum saja, karena dirinya wapresma kampus. Jadi pasti lebih sibuk dari yang lain.

Lare mengambil posisi di depan. Tepatnya di antara Tala dan Bella.

"Hai Lar, hari pertama udah sibuk aja."

"Buat kalian iya hari pertama, tapi bagi aku bahkan mungkin gak ada liburan. Kalo boleh nyesel sih, nyesel juga kayaknya aku gantiin bang Gian jadi wapresma kampus. Gak abis pikir juga, kenapa aku bisa yang kepilih waktu itu."

Baru semester 4, jadi memang agak mustahil jika sudah jadi wakil presiden mahasiswa seperti Lare. Namun sebenarnya Lare itu hanya menggantikan wakil yang sebenernya.

Namanya bang Gian, dan dia mendadak tidak lanjut kuliah entah apa masalahnya. Membuat posisi itu kosong dan harus di isi dengan cara vote untuk beberapa kandidat yang terpilih. Karena Lare berdedikasi tinggi, akhirnya Lare lah yang terpilih.

"Ada wajah-wajah baru loh Lar, kamu tau dia siapa?"

Lare mengangkat wajahnya dan melihat ke arah yang kedua temannya perhatikan. Lare juga sedikit memicingkan mata, apakah kiranya dia kenal dengan laki-laki asing di kelasnya itu.

"Hmm, itu sih bang Tara. Dia anak semester 6. Waktu semester 4 lalu dia cuti, jadi wajar kalo banyak makul tertentu yang harus dia ambil lagi."

"Oohh." Bella dan Tala mengangguk paham.

"Tau banget kamu?"

"Gak gitu juga. Cuman kebetulan yang ngurus sisa berkasnya kemarin aku. Soalnya banyak berkas nganggur, jadi bagi tugas untuk kelarin gitu deh."

LARA(END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang