19. liburan

63 9 0
                                    

Waktu terus berjalan. Tak terasa liburan telah tiba. Sepanjang akhir semester ini juga, tidak ada tanda-tanda Tara akan kembali.

Tala diam-diam masih terus mencari informasi keberadaan laki-laki itu, tapi selalu tidak bisa. Tidak ada satupun informasi yang di dapatkannya hingga saat ini.

"Kelar juga ya Allah akhirnya semester yang panjang ini." Bella meregangkan otot-otot tangannya sembari mengucap syukur. Semester ini memang terasa sangat panjang. Sudah mulai menginjak mata kuliah yang menyibukkan. Kebanyakan semuanya juga yang menjurus ke skripsi.

"Iya kan bener banget tuh. Akhirnya liburan juga." Tala ikut nimbrung. Ia bersyukur bisa melewati semester ini tanpa masalah yang berarti. Hanya beberapa hal sederhana yang Alhamdulillah bisa di lewati dengan baik.

Sedangkan Lare hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Liburan telah tiba bukanya ia tidak bahagia. Tentu saja ia bahagia karena hal itu. Namun tidak dengan hal yang lainnya.

Karena ia belum bisa liburan dengan nyaman ketika kesibukannya yang lain malah menjadi semakin sibuk. Menjelang lengser jabatan, banyak hal yang harus ia lakukan. Tentu saja hal ini akan menyita waktunya semasa liburan ini.

"Sabar ya La, aku tau apa yang kamu pikirin." Tala menepuk-nepuk pundak Lare. Sedangkan Bella hanya menahan senyum melihat itu. Mereka berdua memang sering sekali tidak akur. Bahkan saat Lare sedih seperti ini saja, masih sanggup Bella tertawa di atas penderitaan Lare.

***

"Jadi, kamu ada rencana mau liburan kemana dek?"

Tala yang ditanya seperti itu tampak berpikir sejenak. "Gak tau bang. Tala aja bingung lagi pengen kemana yah sekarang?"

Sambil melewati adiknya, Rafael mengusap-usap kepala adiknya singkat. "Kalo lagi ada pengen apa-apa juga gak masalah kok. Nanti kita kesana bareng-bareng."

"Seriusan bang?" Tala malah mengikuti abangnya dari belakang.

Meski Rafael tampak sibuk karena tengah mengecek stok kain-kain yang dimilikinya, ia tidak pernah merasa terganggu sedikitpun karena keberadaan adiknya.

"Assalamualaikum." Terdengar suara yang sangat familiar bagi Tala maupun Rafael.

"Kak Nindya bang." Tala langsung berlari kedepan begitu mendengar itu. Tak lupa sebelumnya ia menjawab salam yang Nindya ucapkan.

"Hai kak, lama ya kita gak ketemu." Tala tersenyum cukup manis pada Nindya.

"Iya. Gimana? Ujian-ujian kamu itu udah selesai semua?"

"Alhamdulillah kak udah semua. Sekarang aku udah resmi liburan. Baru aja tadi selesainya. Makanya bisa ada di sini sekarang. Kalo belum kak, mana di bolehin aku ada di sini sama bos besar sana." Tala terus mengoceh.

Nindya juga hampir sama dengan Rafael, tidak pernah bosan ataupun merasa terganggu dengan suara-suara atau sikap Tala yang memang super aktif.

"Oh iya kan sampe lupa. Kakak kesini ada perlu sama bang El?"

"Iya ada perlu sama Abang kamu. Mau nanyain bahan gaun pernikahan yang waktu itu di bahas gimana."

"HAH! Eh gimana kak gimana?" Bukan Tala namanya jika tidak teriak dengan keras. Bahkan sampai membuat pengunjung lain juga kaget dengan suaranya.

LARA(END)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang