Katanya ke sini tujuannya mau belajar untuk UN, tapi kenyataannya mereka justru bermain-main sendiri. Memang sempat membaca buku, tapi hanya sampai sepuluh menit saja. Setelahnya, mereka sibuk pada dunianya sendiri. Bahkan biasanya tidak ada kendala bagi Hany untuk tidak belajar, sekarang dia malah dipengaruhi oleh Felina dan Gifta untuk melihat foto-foto cogan di instagram yang dilihat dari ponsel milik Felysia.
"Ya ampun, gila! Gila! Gila! Ganteng banget nih cowok, gilaaaaaaaaa!" pekik Felina dengan girangnya bahkan jika tidak ada mereka, pasti Felina sudah berguling-guling di atas kasurnya seperti orang kesurupan.
"Jadi maksudnya orang ganteng ini gila?" tanya Hany menunjuk orang yang ada di foto.
Mendengar pertanyaan yang aneh itu segera Felina diam dan menjawab, "Bukan gitu, Hany." Felina menghela napas pelan untuk sesaat. Lupa kalau punya sahabat yang otaknya lemot untuk berpikir. Kalau salah berbicara, bisa membuat dia jadi salah paham. "Orang ini ganteng banget, bikin gue jadi gila," jelas Felina.
"Kamu gila, Fel?" tanya Hany panik. Karena menganggap omongan Felina benar, cepat-cepat Hany mengambil ponselnya dan seperti mengetikkan sesuatu. Lalu Hany mendekatkan ponselnya ke telinganya, hendak mengatakan sesuatu. "Halo, Sus, tolong cepat ke rumah no 12 di gang Perumahan Bulan. Temen saya ternyata gila, Sus. Saya mohon Suster segera—"
Belum sempat Hany selesai berbicara, ponsel Hany direbut oleh Felina. "Halo, Sus, maaf. Nggak ada yang gila di sini. Temen saya salah sangka. Makasih. Dan maaf menggangu." Kemudian Felina segera mematikan ponsel Hany dengan cepat dan mengembalikannya pada Hany.
"Bukan gitu, Hanyyyyyy!" ucap Felina geram. Beruntung Felina cepat tangkas mengambil tindakan. Coba kalau tidak? Pasti petugas rumah sakit jiwa akan datang ke sini dan menjemputnya.
"Maksud gue tuh nih orang ganteng banget, bikin gue kehilangan akal gitu," jelas Felina. Namun beberapa detik kemudian, Felina berbicara lagi sebelum Hany menyahut. "Ah bukan gitu deh. Kata gila maksud gue tuh, buat kata kiasan pas gue lagi kaget liat kegantengan dia," jelasnya agar tidak salah paham.
Hany mengangguk. "Oh, jadi begitu."
Sementara Gifta yang hanya cekikikan dari tadi akhirnya membuka suaranya. "Terus Kak Arka lo gimanain, Fel?" tanyanya.
Arka itu pacarnya Felina. Keduanya telah berhubungan sejak dua tahun yang lalu. Dan saat mengingat Arka, Felina segera mematikan ponselnya. Sejujurnya Felina merindukan cowok itu karena sudah dua tahun mereka tidak bertemu. Arka kuliah di luar negeri tepatnya di London, yang mengharuskan hubungan mereka harus menjalan LDR. Dan itu menyebabkan Felina menjadi rindu berat saat Arka jarang mengirim chat dengannya. Terakhir kalau tidak salah dua. Mungkin Arka sedang sibuk di sana sampai tak sempat membuka ponselnya. Tapi walaupun begitu, Felina percaya Arka tak akan mengkhianatinya.
Menghilangkan pemikirannya tentang Arka, Felina menjawab pertanyaan Gifta sebelumnya. "Ya nggak gimana-gimanain. Dia tetep pacar gue. Lagipula dia lebih ganteng dari yang ini. Kalah jauh lahhh."
"Kalo Kak Arka ngelakuin hal yang sama kayak lo gimana?"
"Gue bakalan marah."
Gifta mengerutkan keningnya bingung. "Bisa gitu ya?" tanyanya. "Terus kalo Arka ketempelan sama cewek cantik gimana? Secara kan di London banyak cewek cantik daripada lo."
"Ya bakal gue ruqyahin dia. Lagian gue yakin Kak Arka nggak bakalan gitu. Dia masih setia sama gue."
"Tapi emangnya lo cantik ya?"
"Maksud lo gue jelek gitu?"
"Gue nggak ngomong gitu ya."
Sementara Ajeng dan Alfia kini sedang menonton bersama. Ah tapi kalau sekarang bukan bersama lagi, melainkan tersisa Ajeng yang masih setia menonton drama, sementara Alfia malah tertidur dengan lelap di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kami Sahabat Sejati 3
Teen FictionDi suatu hari saat setelah kelulusan SMA bagi mereka, tiba-tiba ada sebuah insiden yang membuat semuanya harus melupakan persahabatan mereka ketika baru saja mereka duduk di bangku kuliah. Insiden yang bagai bom yang tiba-tiba menghancurkan persahab...