Haiiii WKWKWKK Aku kembali setelah 3 minggu ngga update hihihih😂😂
Buat yang follow instagramku, pasti tau kenapa minggu lalu aku ngga update😂
🍡🍡🍡🍡🍡
Ade Aaron berdiri tegak di sebelah Mas Abi, di hadapan semua orang yang ada di rumah ini. Mas Abi pun ikut berdiri tegak walaupun anak itu ngga tau kenapa harus berdiri tegak.
"Buya ... Ade lebih tinggi dari Mas Abi," ucap Ade sambil memberikan pelototan ke Buya. Ia menuntut jawab 'iya', dan kalau jawabannya 'engga', Ade udah siap buat marah.
Oh iya, buat yang belum tau, Ade Aaron ini lebih tempramental dibanding Abang Apin. Kalau kita liat Abang Apin suka ngambek waktu sesuatu ngga berjalan sesuai yang dia mau, sedangkan si Ade akan ngamuk bahkan mukul – dan itu nular ke Dede Ceden yang dari bangun tidur sampai tidur lagi main sama Ade.
Tapi keduannya ngga plek sama, ya. Ade kalo udah mukul dan dipukul balik sama temennya atau dibentak dikit, akan nangis, playing victim dan kadang ngadu ke Abangnya. Beda sama Dede yang kalo udah mukul terus dikupul balik dia malah makin maju dengan kedua tangan di pinggang dan dengan dagu terangkat dia akan ngomong, "Apa?!".
Tak mendapat respon cepat dari Buya, pandangan Ade beralih ke Ayah yang duduk di sebelah Buyanya. "Ayah, Ade lebih tinggi!". Kali ini Ade ngga membuat pertanyaan seperti ke Buya-nya, melainkan sebuah pernyataan, tapi dia tetap membutuhkan jawaba 'iya'.
"Abaaaaang..." Kali ini Ade Aaron hanya memanggil Abang Apin-nya. Selama ini, apapun yang terjadi, Abang Apin akan selalu memberikan jawaban yang membuat Ade dan Dede-nya senang, itu yang ada di memori Aaron.
"Engga ... Mas Abi lebih tinggi," jawab Daffin santai.
Aaron langsung manyun. Satu-satunya orang yang ngga berani dia marahin adalah Abangnya, dan kali ini justru si Abang yang kasih jawaban 'Engga' ke dia. Dengan bibir manyun 2 senti, dia berjalan ke Buya dan memeluk paha Buyanya. Dia sedih.
Deana mengelus rambut Aaron, dan mengangkat anak itu ke pangkuannya.
Melihat Ade diperlakukan seperti ini, Mas Abi melakukan hal yang sama ke Bapaknya. Dan untungnya Axel juga langsung memangku anaknya.
"Ade ... jan sedih, nanti pasti gendut," ucap Dede sambil mengambil kue bolu yang ditaburi mesis warna-warni.
"Ade ngga mau genduuuuut, Ade mau tinggi!" ucap Aaron sambil berteriak, lalu sedetik kemudian menenggalamkan wajahnya di bahu Buya-nya.
Caesar mengusap punggung Aaron, karena bisa diyakini kurang dari semenit lagi anak keduanya akan menangis. Bisa dibilang Ade ini jauh lebih drama dibanding Daffin dan Ceden, mungkin anak tengah emang selalu begitu.
"Bapak, Mas Abi juga mau tinggi," ucap Mas Abi polos.
Mendengar itu, Aaron langsung mengangkat kepalanya, dia memberi pelototan ke Mas Abi yang ngga ngeliat ke dia. "Eeehhhh, Mas Abi ngga tinggi lagi, jangan ya!"
"Sut, sut, sut," Deana menari pipi Aaron supaya kembali bersandar, karena kalau engga akan ada keributan dan drama lagi malem ini. "Ade besok-besok musti mau makan ikan sama daging, biar tinggi kaya Mas Abi, okey?"
"Engga ... Ade sukanya tempe," ucap Aaron sambil manyun.
"Tempe bagus, tapi sekali-kali makan ikan. Itu Mas Abi tinggi karena suka makan ikan sama daging. Coba tanya Oom-nya, bener ngga yang Buya bilang."
Karena terlalu bete, bukan Ade yang bergerak untuk tanya, melainkan Dede yang mendekat ke arah Oomnya. Dia menyodorkan tangannya yang sudah mengenggam kue untuk diberikan ke Mas Abi. "Ini buat Mas Abi ... Mas Abi makan tempe, tempe 'nak, nda ikan..." ucapnya sambil geleng-geleng kepala.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mocci Gang
Short StoryKalau orang kaya diluar sana suka self-claim dirinya dengan sebutan "Gucci Gang", berbeda dengan tiga anak kecil berpipi bulat ini. Mereka ngga self-claim diri mereka dengan sebutan "Gucci Gang", tapi Ibu tersayang mereka yang ngeklaim kalau tiga an...