0. [Selingan: Alex]

5.3K 832 65
                                        

Haiiii WKWKWKK Aku kembali setelah 2 minggu ngga update hihihih😂

Fyi aja, cerita ini emang jadwal rutinnya buat update itu 2 minggu sekali, dan kalo tiba-tiba 1 minggu sekali itu berarti bonus😂

Seperti judulnya, part ini selingan ya. Mocci Gang dan Sepupu Mocci sedikit di part ini, lebih banyak cerita para orang tua disini🙏

🍡🍡🍡🍡🍡

Hari Minggu, harusnya Alex pulang malam ini karena besok dia masuk kerja. Cuman siang ini dia masih uring-uringan karena Mas Abi ngga mau ikut pulang sama dia. Padahal hiburan dia di rumah kan Mas Abi.

"Kenapa lu?" tanya Axel yang sadar muka kembarannya ditekuk.

Axel tau dari semalem Alex ngomel-ngomel waktu kembarannya ini ditolak sama anaknya buat ikut pulang, katanya udah kangen banget, makanya sampe nyusul buat ngejemput. Eh udah jauh-jauh dateng, malah ditolak. Tapi dia paham banget ngga mungkin karena ditolak mukanya seasem itu.

"Ngga," begitu respon yang keluar dari mulut Alex.

Axel memicingkan mata. Ia memilih duduk di sofa persis di sebelah kembarannya, diikuti istrinya yang membawa piring berisi nasi putih dan ayam goreng dan sayur singkong buatan kakak iparnya.

"Kenapa, Mas?" tanya istrinya Axel.

Umur istrinya Axel ngga beda jauh dari mereka berdua, tapi entah kenapa setelah menikah dia lebih nyaman manggil suami dan kembaran suaminya dengan sebutan 'Mas'. Lebih sopan, menurut dia.

"Mas yang mana nih?" jawab Alex langsung.

"Dua-duanya, yang bisa jawab aja."

Axel mengangkat bahu karena dia bener-bener ngga tau apa yang terjadi sama kembarannya.

Deana datang dengan piring yang isinya sama dengan yang dibawah oleh adik iparnya. Ini jam makan siang, dia wajib suapin anak bungsunya karena si bungsu ngga suka makan selain disuapin sama dia, even sama Ayahnya pun dia makan dikit. Sedangkan untuk Ade yang suapin Abang – sebenernya ngga suapin sih, mereka makan di satu piring yang sama jadi ganti-gantian.

"Dede duduknya disini," ucap Deana ke Ceden yang memanggil Ceden yang mau ikut Ade dan Abang duduk di ruang bermain.

"Abang sama Ade disana," protesnya dengan muka memberengut.

"Mas Abi disini kok," ucap Deana.

Istri Axel menoleh ke belakang, melihat anaknya mengikuti langkah Abang Daffin dan Ade Aaron. "Mas Abiii ... Mas Abi makannya disini sayang, abis makan baru main."

Mas Abi berhenti saat mendengar suara Bunda-nya. Ia berbalik dengan wajah yang sama-sama memberengut seperti muka Ceden.

"Ayaaaah ... Ayah sini juga," panggil Ceden yang melihat Ayahnya keluar dari kamar bermain.

Caesar baru selesai benerin laci mainan anak-anaknya. "Abang, Ade, makannya di meja makan dong. Kalo makanna di tempat main, nanti Dede sama Mas Abi-nya cemburu."

Dan omongan sang Ayah berhasil membuat wajah kedua anak laki-lakinya memberengut. Alhasil siang ini, keempat anak itu makan dengan wajah memberengut. Eits, bukan cuman empat anak itu, satu single di rumah ini pun masih memasang wajah yang sama sambil bolak-balik ngeliatin HP-nya.

"Kenapa, Lex?" tanya Caesar yang duduk di sebelah kananya, sambil memangku Aaron. Iya, Aaron tiap ngunyah akan dipangku Ayah tapi pas makanannya abis akan balik ke meja makan.

"Kenapa sih pada nanya 'kenapa' ke gue," protes Alex.

Kening Deana berkerut. Suaminya baru nanya sekali kok langsung digas. "Nape lu marah-marah? Dapet?"

Mocci GangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang