Kangen gak sih?
Kangen lah ya😂
🍡🍡🍡🍡🍡
Tangan Aaron terlipat di depan dadanya, sedangkanya tangan Ceden memegang kedua pinggangnya ditambah kaki kanannya yang bergerak menghentak beberapa kali. Keduanya memandang ke arah pintu rumah, tepatnya ke arah anak yang berdiri di depan pintu tersebut.
Sedangkan si anak yang dipelototin itu hanya memandang kedua anak di depannya dengan pandangan polos sekaligus takut.
"Sapa nih?" suara imut sekaligus sok galak Ceden terdengar.
Daffin berdiri di belakang kedua adiknya yang bergaya preman ini mendatangani anak kecil itu.
"Eh ... Abang jangan deket-deket, nanti culik," kali ini suara Aaron terdengar.
Daffin menoleh ke arah si Ade. Lalu ia geleng-geleng kepala. Jelas-jelas badan dia lebih gede dari anak yang baru dateng ini, bisa-bisanya dia diculik. Dasar anak kecil, begitu pikirnya.
"Ehhh ... Gantengnya Bapak udah dateng nih ya," ucap Deana menghampiri anak kecil yang masih berdiri di depan pintu.
Di belakang anak itu ada Caesar yang membawa tas gemblok berwarna hijau bergambar Ben 10.
Tolong jangan berpikir macam-macam ya pemirsa. Tolong yang mikir itu anak Caesar dan perempuan lain, dibuang jauh-jauh ya pemikiran itu. Karena tepat di belakang Caesar ada Axel dan istrinya.
Iya, anak ganteng yang daritadi masih dihadang dan masih dipelototin Ade dan Dede itu anaknya Axel dan istri, alias sepupu mereka sendiri.
Sebenernya mereka kenal, hampir setiap hari telponan dan ngga jarang video call-an, sebulan sekali ketemu bahkan. Entah Deana yang main ke Jakarta, atau rombongan dari rumah Jakarta main ke Bandung. Tapi seperti biasa, namanya anak kecil kalau ngga diliat lama dan sering, akan lupa. Beda sama Daffin yang udah bisa ngenalin sepupunya sendiri.
"Ini sapa sih?" ulang Ceden masih dengan gaya yang sama dari satu menit yang lalu.
"Aduh, anak girl sama boy-nya Buya ini preman ya?" tanya Deana sambil tertawa. Lalu ia berlutut di depan keponakannya. Ade dan Dede mulai mendekat, namun tetap berdiri di belakang Buya-nya.
Axel tertawa melihat Ceden, anak perempuan yang selalu disebut-sebut kakaknya manis ini ternyata galak. Kalo lagi telponan emang manis banget, tapi kalo ketemu langsung galaknya bukan main. "Ini calon-calon yang ngelabrak junior kalo pake rok pendek, nih."
Caesar tertawa mendengarnya. Ia mengakui anak perempuannya sangatlah galak. Hobinya ngajak berantem Aaron, setelah itu playing victim dengan bilang dia dinakalin duluan.
"Coba, ini siapa sih namanya? Buya lupa deh..." ucap Deana berusaha mencairkan suasana. Ia menarik dua anak kecilnya yang setia berdiri di belakangnya, sambil memegang kedua tangan kanan anaknya untuk bersalaman.
Anak kecil itu menoleh ke belakang, melihat ke arah Bapaknya, minta konfirmasi untuk nyebutin nama ke 'orang yang ngga dikenal'. Setelah mendapat anggukan, ia dengan suara pelan mulai menyebutkan namanya. "Abi-abi."
"Abi-abi?" tanya Deana. Jangan hujat ibu tiga anak yang hobinya isengin anak kecil. Emang seneng aja bikin anak kecil bete.
'Abi-abi' pun manyun, keningnya juga ikut berkerut, ia kesal. "ABI-ABIIIII," ucapnya.
Aaron melotot karena mendengar suara teriakan. "Iya, abi-abi."
"Bukaaaaan. Bunda....." panggil anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mocci Gang
Short StoryKalau orang kaya diluar sana suka self-claim dirinya dengan sebutan "Gucci Gang", berbeda dengan tiga anak kecil berpipi bulat ini. Mereka ngga self-claim diri mereka dengan sebutan "Gucci Gang", tapi Ibu tersayang mereka yang ngeklaim kalau tiga an...