21. Let Go

1.4K 218 66
                                    

Una masih tidak terima dengan kelakuan Jeki yang seenak hati menyeretnya masuk ke dalam restauran mewah nan elegan tanpa ada briefing terlebih dahulu.

Suasana Resto yang klasik nan romantis sangat tidak cocok dengan outfitnya malam ini. Hoodie kebesaran favoritnya dipadukan dengan jeans belel panjang dan sepatu kets kuning kesayangannya.

Dilihat darimana pun outfit yang dia pakai tidak ada cocok-cocoknya dengan tempat ini.

“om kenapa nggak bilang mau makan disini sih” cicitnya pada Jeki

“emang kenapa?”

“liat dong bajuku kaya gini, nggak nyambung, aku sampe diliatin orang-orang tuh, risih tahu nggak!”

“yaudahlah kamu pake apa aja juga tetep cantik kok, Ayo masuk” pujinya dengan ekspresi dingin.

 Seringan itu Jeki bicara tanpa tahu bahwa ada jantung yang kini berdebar tak karuan. Sampai saat ini Una masih bingung how can He be cold and sweet at the same time?. Kalo gini Una kan jadi lemah, rasanya mau peluk dan uyel-uyel pipi om Jeki aja.

“Hai Jek” sebuah sapaan lantang menginterupsi mereka

Dari tempatnya berdiri Una bisa melihat seorang pria melambaikan tangannya tinggi –tinggi ke arah Jeki.Tubuhnya tidak terlalu tinggi, matanya sipit bahkan nyaris hilang saat tersenyum. Menggemaskan sekali, Una jadi ingin menyubit pipinya.

“Hyung!!!” Suara Jeki membuyarkan lamunan Una, lalu kaki panjangnya melangkah cepat ke arah pria itu, membuat Una sedikit kualahan untuk mengikutinya.

Keduanya berpelukan erat layaknya saudara yang terpisah jauh dan baru kembali bertemu. Jangan lupakan presensi lain yang berada di samping pria mungil itu. Seorang gadis cantik dengan balutan dress warna cream selutut, wajahnya sangat oriental.

Kulitnya putih, rambutnya panjang, mata kucingnya sangat menarik  dan senyumnya tidak kalah menggemaskan dari si pria. Gadis itu ikut memeluk Jeki erat, menyisakan Una yang kini hanya bisa menatap mereka penuh tanya.

“long time no see Jek, we really miss you so bad” ucap si Wanita penuh haru,

“I miss you too sister” balas Jeki lantas melepaskan pelukannya

Setelah acara berpelukan selesai kini semua mata tertuju pada Una, gadis yang diitatap tiba-tiba itu hanya tersenyum kikuk. Dengan cepat Jeki mengambil alih.

“oh iya Una, kenalin ini kakaku Jimin, dan ini tunangannya Seulgi”

“panggil aja kak Gigi kayak Jeki biasa panggil aku, supaya lebih akrab ” potong si Wanita cepat seraya mengulurkan tangan mengajak berkenalan, dengan senang hati Una menyambutnya.

“oh, iya, aku Laluna panggil aja Una”

“nice to meet you Una” gadis itu tersenyum manis

“nice to meet you kak gigi”

“Halo Una aku Jimin kakaknya Jeki” kali ini pria mungil yang menggemaskan itu ikut mengulurkan tangan

“Una” Una menjabatnya sopan.

“ayo silahkan duduk, gimana perjalanan kalian?”

Lewat pertanyaan itu, percakapan pun mengalir tanpa banyak hambatan, walau kadang Una masih kelihatan gugup dan canggung namun Jeki bisa mengimbanginya. Maklum saja ini adalah pengalaman pertama Una di kenalkan kepada keluarga orang lain. Jujur saja ia merasa sedikit tersanjung dan juga bingung.

Atas dasar apa Jeki mengenalkan ia pada keluarga dekatnya, padahal disini posisinya Una hanya sebagai kucing peliharaan, sugar baby atauistilah kasarnya gadis simpanan. Una merasa ia tidak cukup istimewa untuk dipamerkan kepada keluarga Jeki yang terhormat.  Meski ia menikmati acara makan malam ini, jauh dilubuk hatinya Una merasa resah.

My Sweet DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang