12. War Of Hormone

2.9K 366 403
                                    

Menahan hawa nafsu adalah hal tersulit dalam hidup, terlebih ketika situasi dan kondisinya mendukung untuk Jeki melakukan hal yang salah dimata malaikat tapi benar menurut iblis.

Setelah mengatakan kalimat yang mampu membuat Jeki berdebar dan tersenyum bangga, bukannya menyingkir, Una justru semakin berani. Gadis itu nekat duduk di perut Jeki lalu tangan mungilnya  mengapit kedua pipi Jeki hingga bibir si pria mempout lucu.

“OM ganteng, tapi brengsek”

WHAT? Mata Jeki melotot tak terima, ia menyingkirkan tangan Una dari pipinya dan balik menatap tajam pada gadis di atasnya.

“kalo saya brengsek udah saya perawanin kamu dari kemarin”

“iyah om brengsek” ulangnya lagi tak gentar sama sekali “om udah manfaatin penderitaanku buat kesenangan OM, saya kira om beneran tulus mau nolong” wajahnya berubah sendu

“nggak taunya om malah jebak saya buat jadi kucing peliharaan kaya gini, apa namanya kalo nggak brengsek” katanya memukul dada Jeki pelan, yang terasa seperti sentuhan manja untuk Jeki.

“terus kamu nyesel?”

Una mengangguk lalu kemudian menggeleng.

“jadi nyesel atau nggak, kok plinplan gitu”

Pening yang menyerang membuat Una tidak fokus dengan pertanyaan Jeki, gadis itu memilih untuk mengatakan hal lainnya.

“tapi walaupun brengsek, om juga baik hati, berkat OM sekarang Ibu saya bisa selamat, makasih ya om”

Meski dalam kondisi mabuk namun Una mengatakan itu dengan sungguh-sungguh dan penuh ketulusan. Jeki bisa merasakan itu, hatinya pun ikut tersentuh. Gadis itu tersenyum tulus nan hangat. Sejenis senyuman yang mampu membuat jantung Jeki kembali over reaction.

Bagaimana tidak, bibir mungil penuh itu kini melengkung sempurna membuat pipi chubynya yang merona ikut terangkat, menyisakan segaris mata yang menyipit lucu, serta pucuk hidungnya yang memerah, benar-benar membuat Jeki terpesona. Una yang ada di atasnya kini, terlihat manis, imut, menggemaskan sekaligus....sexy? Ini benar-benar cobaan terberat dalam hidup Jeki.

Hormonnya berperang mati-matian untuk menahan Jeki supaya tidak membanting tubuh mungil Una dan mengungkungnya dalam kenikmatan. Jeki masih cukup waras untuk tidak memanfaatkan keadaan, sekalipun dia ingin. Una baru saja memuji sikapnya yang baik hati, jadi dia harus mempertahankan image itu. Setidaknya untuk malam ini, nggak tahu kalau besok-besok.

“makasih doang? Hadiahnya mana?”

“hah?”

“karena saya udah nyelametin Ibu kamu. jadi kamu harus kasih saya hadiah”

“hadiah apa?”

Jeki lantas menunjuk bibirnya semangat “cium saya sekarang” katanya dengan senyum mesum yang terlalu kentara. asik juga ngerjain orang  mabuk. Otaknya mulai merencanakan sesuatu.

plak

“aduh, kok saya ditabok” Jeki menyentuh bibirnya yang sedikit nyeri berkat pukulan Una.

Meskipun mabuk, Una tidak semudah itu bisa dibodohi, Jeki salah perhitungan rupanya.

“dasar mesum, sana minta cium aja sama kucing”

“ya kan kamu kucing peliharaan saya sekarang”

Hening, Una mengerjapkan matanya bingung, lalu kemudian terkekeh “oh iya ya lupa hehehe”

Jeki tergelak dalam tawanya, mengapa gadis ini lucu sekali, Jeki sangat gemas dibuatnya.

My Sweet DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang