Bosan sekali mendengarkan orang rapat tanpa kita tahu topik apa yang mereka bicarakan. Meski sesekali terdengar lawakan dari mereka, namun Una tetap tidak mengerti. Kalau tahu begini lebih baik ia pulang saja dan tidur di apartemen Lisa.
Hoaammmm,
berkali-kali gadis itu menutup mulut saat menguap. Matanya sudah lima watt, namun mereka masih asik berbincang sambil meminum wine atau minuman beralkohol lainnya. Sedang Una sudah menenggak dua botol air putih sampai perutnya kembung.
Pluk
Akhirnya gadis itu tumbang juga, matanya tak lagi kuat menahan kantuk. Beruntung ada bahu kosong yang membuat kepalanya bisa mendarat dengan nyaman. Sedang jeki kaget bukan main saat bahunya tiba-tiba terasa berat. Sudut bibirnya terangkat ketika melihat wajah imut Una terlelap tenang di bahunya.
“tcih, bisa-bisanya dia tidur disaat kaya gini” heran Jeki sebab ia tahu betul bagaimana rusuhnya mereka bertujuh ketika berkumpul. Namun gadis ini seperti tak terusik sama sekali.
“Eh Lis temen lo kobam tuh” pekik Aming yang menyadari Una sudah terpejam erat di bahu jeki.
“hah demi apa?” baik Lisa maupun yang lainnya memusatkan perhatian mereka ke arah Una dan Jeki. Lisa meraih botol air mineral yang una minum, ia menenggaknya untuk memastikan apakah cairan di botol itu benar air mineral atau ada campuran alkoholnya.
“beneran air mineral kok” gumamnya lalu menaruh botol itu kembali “yah duh gimana dong, daddy ada supir kamu yang bisa anter temenku pulang nggak, jam segini naik taksi juga bahaya, aku nggak bisa biarin Una pulang sendiri, apalagi dia tuh kalo tidur udah kaya orang mati, kalo di apa-apain sama supir taksinya gimana?” panik Lisa
“nggak usah Lis, dia bareng gue aja” sahut Jeki membuat seluruh atensi tertuju padanya.
“cieee Jeki cieee perhatian banget, fix ini mah Jeki mulai lempeng nggak bengkok lagi” goda Deka dan di ikuti oleh yang lainnya.
“berisik lo pada”
“serius OM Jeki mau nganterin Una”
“hmm, lagian kita satu apartemen juga kan, Cuma beda tower doang”
“owh iyah ya aku lupa, ok deh kalo gitu aku titip ya Om, jangan di apa-apain”
“tenang aja Lis, Jeki mah nggak tertarik sama cewek dia kan homo” kata Yugo setengah sadar, yang disahuti oleh gelak tawa dari teman-temannya.
Jeki hanya geleng-geleng kepala menanggapi segala ocehan teman-temannya yang sudah mulai dipengaruhi alkohol.
“gue balik ya”
“yahh elah cupu lo jam segini udah balik” teriak Aming, padahal jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi.
“gue sibuk, besok ada rapat penting soalnya”
“Tai lo, bilang aja mau berduaan di mobil sama temennya Lisa”
“Om temenku jangan diapa-apain”
“iyah Lis, nggak gue apa-apain kecuali dia yang minta di apa-apain”
“woooooo Jeki, jangan sok gentle lo nyet” maki Aming sambil melempar anggur ke wajah Jeki yang sayangnya tidak kena.
“diem lo tem, udah gue balik ya Bye!”
Jeki bangkit dari duduknya dan menyalami temannya satu persatu meski banyak protes yang terlontar namun dia tetap bersikukuh ingin pulang.
“woi cewek bangun” Jeki mengguncang bahu Una namun gadis itu sama sekali tak terusik.
“Lis temen lo nggak mau bangun”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Daddy
FanfictionUna tengah dilema menentukan jalan hidupnya. Disatu sisi ia benci untuk menjadi kucing peliharaan om-om mesum di depannya ini namun disisi lain ia sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ibunya. Jadi apa yang akan Una lakukan sekarang. Temuka...