6. UGH

3.5K 356 174
                                    

Bertemu dengan Jeki di apotek, bukanlah hal yang Una inginkan apalagi rencanakan. Semua hanya kebetulan yang sangat memalukan. Hampir saja matanya lepas dan jantungnya berhenti berdetak saat Una menoleh dan mendapati Jeki tengah berdiri di sampingnya.

"O...o...om" lidahnya terbata-bata hanya untuk mengucap kata om, yah dia masih dalam mode shock tingkat dewa.

"Jeki" tiba-tiba saja menyebut nama membuat Una semakin melongo bingung "kalau kamu lupa nama saya"

"o..oh iyah Om Jeki, ngapain om?" tanya Una berbasa-basi, lantas tersenyum kikuk

"beli vitamin buat temen, kamu sendiri?" tanya Jeki dengan sudut mata yang melirik ke meja kasir, membuat Una mengikuti arah pandangnya dan barulah ia menyadari sesuatu.

"buat Lisa om, i..iyah aku juga lagi beli obat buat Lisa hehe"

Sumpah demi apapun Una ingin sekali mengutuk Lisa, atau setidaknya ia punya kekuatan berteleportasi seperti harry potter, karena ia ingin menghilang sekarang juga.

Malu banget woiiii, kenapa harus ketemu disini sih elah. Rutuknya dalam hati.

Jeki sendiri hanya mengangguk-ngangguk paham. Entah kenapa dia merasa lega dan jadi tidak enak sendiri karena sempat berprasangka buruk pada gadis itu.

Suara kasir terdengar menyebutkan nominal harga yang harus Una bayar. Big thanks untuk mbak kasir yang sudah menyelamatkan Una dari situasi canggung ini. Sesegera mungkin gadis itu memberikan kartu ATM Lisa yang sudah sangat ia hafal PINnya. Selesai itu, Una pun menunduk sopan lantas berpamitan pada pria yang masih setia berdiri di sampingnya.

"aku duluan ya OM, permisi" tanpa melihat lagi Una langsung melesat keluar, namun langkahnya terhenti di ambang pintu saat ia mengingat sesuatu.

Gadis itu berbalik,"OM!" panggilnya, membuat Jeki menoleh dan menatapanya heran penuh tanya.

"kenapa, ada yang ketinggalan?"

Una menggeleng, jarinya saling bertaut gelisah tanya nggak tanya nggak tanya nggak. Setelah berhasil mengumpulkan keberanian akhirnya Una bersuara juga.

"emmmm, semalam nggak terjadi apa-apa kan om?" tanyanya ragu, Jeki sempat terdiam mencoba mencerna maksud dari pertanyaan itu.

"Ahhh" akhirnya ia mengerti, mungkin gadis itu sedang bertanya alasan kenapa ia bisa terbangun di kamar Jeki. "nggak ada kok, kamu nggak usah khawatir."

Hufftttt, una bisa bernafas lega sekarang "makasih ya Om udah nganterin aku semalam"

"owh iyah no problem"

"yaudah kalo gitu aku pergi dulu takut Lisa nyariin, permisi Om" sekali lagi Una menunduk sopan

"iyah silahkan"

Gadis itu langsung berlari menjauh, membuat kedua sudut bibir Jeki melengkung ke atas membentuk senyuman lebar yang entah kenapa muncul tiba-tiba.

"kok lucu sih" kekehnya gemas.

_____oOo_____

Bruk

Una membanting pintu apartemen Lisa dengan geram, membuat sang pemilik yang sedang asik menonton TVsambil merebahkan diri langsung bangkit terduduk.

"anjir si Una bikin kaget aja, kenapa lo? emosi banget kayanya"

"bukan emosi tapi malu banget anjir"

"emang kenapa? Lo kepeleset depan umum?"

"gue ketemu om Jeki di apotek, mana obat lo aneh-aneh lagi ah malu gue"

My Sweet DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang