Prolog

28 7 1
                                    

Hai, aku Keisya Lovania atau Acha. Aku adalah seorang siswi di SMA Kencana Jingga. Dan di sinilah semuanya bermula, ketika aku dan dia, Azhar Januartha. Tentang bagaimana kisah kita terukir hanya karena kita menjadi teman segugus kala itu.

Bandung, Juli 2019

Hari ini sungguh cerah, awan-awan terlihat berkerumun seperti permen kapas. Suara pengumuman dari Kepala Sekolah bersahutan dengan obrolan-obrolan siswa-siswi baru yang berbicara sembari menuruni anak tangga menuju lapangan sekolah yang perlahan mulai sesak.

"Anak-anak selamat datang di SMA Kencana Jingga. Perkenalkan saya Reni Rahmawati, selaku kepala sekolah di sekolah ini. Pada pagi hari ini, saya akan membagi gugus untuk masa MPLS kedepannya."

"Cha, kalo gue gak segugus sama lo gimana, ya?" Tanya Mela, teman terdekatku semenjak SD hingga sekarang duduk di bangku SMA

"Yaelah, mel. Belum juga apa."

"Baik, mohon perhatiannya!" Suara Bu Reni menggema ke seluruh penjuru sekolah. "Untuk gugus pertama ada Wati, Jingga, Mela, Ahmad, Haikal, Haidar."

"Tuh kan Cha, kata gue juga apa."

"Hahaha, yaudah gapapa kali, ah."

Wajah Mela cemberut karena dia tidak segugus denganku. Aku hanya tertawa kecil sambil mendengarkan Bu Reni yang tengah mengumumkan siapa saja dan di gugus mana para siswa dikelompokkan. Hingga pada akhirnya, namaku disebut oleh dia.

"Gugus ke sebelas.  Acha, Azhar, Viona, Yuki, Asep, Dava, dan Lidya."

Nama-nama mereka terdengar familiar di telingaku, karena mungkin dulu mereka pernah satu sekolah denganku di SMP.

"Baik, untuk kegiatan selanjutnya akan saya umumkan melalui chat grup masing-masing, ya. Silakan kembali ke kelas masing-masing"

Para siswa kembali menuju kelasnya yang masih sementara itu. Aku dan Mela saling bercerita tentang teman segugus yang kami dapatkan.

"Ih, Acha. Lo tau kan si Azhar gimana pas SMP?"

"Hah? Mana gue tau. Papasan di jalan aja jarang gue."

"Ih, ih. Si Azhar tuh anak paling ngetop di SMP. Sampe kakak kelas aja pada naksir dia, hmm."

"Terus? Gue harus naksir juga? Iya?"

"Ya enggak, sih. Tapi masa sih lo gak naksir, Cha." dia menggoda sambil meninju kecil bahuku

"Dih, apaan dah. Udah ah, bye." Aku meninggalkan Mela. "Cha!!! Tunggu kenapa."

**

Malam hari setelah penatnya kegiatan siang tadi. Hujan turun amat deras, menyisakan embun-embun menyejukan di jendela. Seperti biasanya, aku rebahan santai di ranjang tempat tidurku. Ditemani biskuit dan secangkir susu coklat panas.

Drrrttt!! Drrrtt!!
Ponselku bergetar, terlihat notifikasi dari grup chat gugus.

"Assalamualaikum, selamat malam.
Anak-anak untuk kegiatan selanjutnya silakan kalian mencari benda-benda yang telah ibu sebutkan dalam foto. Terima kasih. Semangat"


"Waalaikumsalaam, baik bu. Terima kasih." Seluruh siswa saling bersahutan membalas pesan Beliau.

Ah, aku sangat malas mencari apa yang Bu Reni suruh. Namun, jika tidak aku lakukan, apakah aku akan sanggup menerima hukuman? Kurasa tidak. Yasudahlah, aku ingin tidur saja. Siapa tau benda-benda itu ada di samping tempat tidurku. Hahaha, lawak.

Aku bergegas mencuci mukaku dan menggosok gigi tentunya, tak lupa aku mengatur posisi bantal-bantal agar aku nyaman saat tidur nanti. Beberapa detik sebelum aku memejamkan mata, tiba-tiba...

Drrrrt!! Drrrttt!! Ponselku kembali bergetar, sial. Ada saja hal yang menggangu. Kulihat nomornya asing. Aku tak tahu dia siapa hingga...

"Cha, kenalin gue Azhar. Lo pasti udah tau lah, ya. Secara gue 'kan terkenal pas SMP."

"Dih, pede amat nih bocah," gumamku dalam hati.

"Iya, kenapa? Udah malam ini," balasku

"Besok, lo mau gak bantuin gue nyari barang-barang yang Bu Reni suruh?"

"Aduh, ini anak belum juga apa-apa udah merepotkan orang lain gimana nanti." Aku kembali bicara dalam hati sambil menghela nafas panjang.

"Hmmm, yaudah. Lo jemput gue depan Toko Sinar Mandiri, tau kan lo?"

"Yesss, oke Cha. Jam 10 gue udah pasti ada di sana. Thank you, Cha!"

"Sama-sama, udah ah gue mau tidur. Bye."

"Good night, cantik."

Dih.

Dear You! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang