First Time

996 174 11
                                    


Lagi niat up tiap hari 🗿

_____________________________________


-

Duduk di meja bundar, pagi
ini kau sarapan bersama
ayahmu.


"Makananya enak sekali. Bukan begitu, ayah?"

Sang ayah dibuat bingung. Pasalnya tidak biasanya kau bertingkah begini. "Ada apa ini, hm? Kau terlihat sangat bersemangat."

Kau terkekeh. "Tidak. Tidak ada apa apa kok." Jawabmu.

Sang ayah tersenyum. "Ah ya. Bagaimana dengan acara
kemarin kemarin?"

Tiba-tiba wajahmu semerah
tomat. Namun sesaat kemudian
kau speachless. Bagaimana kau
akan mengatakannya kepada ayah.

Pria yang kau sukai adalah
seorang berandalan. Benar saja,
sejak kemarin malam, rasa penasaranmu berubah menjadi perasaan jatuh cinta.

Namun tetap saja. Kau belum mengetahui asal usulnya.
Dan motifnya mendekatimu
selama ini.

Tidak bergeming, kau
mengambil tissu di meja
dan mengelap permukaan
bibirmu.

"Ekhem.., Terimakasih atas makanannya. Aku ke kamar
dulu ya."

Bangkit dari kursi, kau lekas berlari kecil menaiki tangga menuju kamar tanpa menjawab pertanyaan sang ayah.

Pagi hari yang cerah,
tergantikan gelapnya awan
sebab mendung.

Kamarmu terasa suram
dan kau diterpa dilema.

Kau mendengus, duduk
menghadap leptop dan
memilih menyelesaikan
laporan yang tertunda
sebagai pengalih perhatian.

*BRUAK

Kau tersentak. Pintu balkon
terbuka dengan sendirinya
akibat terpaan angin yang
begitu kencang.

Kau bangkit dan mengecek
ke luar. Cuacanya benar benar
tidak bersahabat. Sepertinya
sebentar lagi akan ada hujan
badai.

Kau memperbaiki tirai yang
tertiup sembarangan arah
kemudian menutup pintu
rapat-rapat.

Masih dengan tangan
berpegangan pada gaggang
pintu kau menghela napas pelan.

Kau menunduk. Menyandarkan kepalamu lemah ke pintu.
Berupaya mengelak dan
menyalahkan situasi.

*Greb

Kau terbelalak.
Tangan seseorang terasa
melingkar di pingangmu.
Seseorang memelukmu dari
belakang.

"Jangan terlalu memaksakan dirimu."

Kau meneteskan air matamu
dan mengigit bibir menahan isak tangis. Baru sehari, kau sudah
begitu merindukannya.

Kau berbalik dan membalas pelukannya. Menenggelamkan wajahmu pada dada bidangnya
dan menangis terisak-isak.
Meramas pakaiannya, kau melampiaskan seluruh
kekesalanmu.

Kau merutuki perasaanmu.
Kenapa Izana?
Dari sekian banyak pria di permukaan bumi kenapa
harus dia?
Kenapa harus berandalan
sepertinya.

"Hiks.., Kau bajingan. Aku mencintaimu.. " Isakmu.

Izana terbelalak, lantas
tersenyum sendu. "Maaf.."

Dia mengangkat dagumu dan menatap wajah tangismu lembut.
"Kau gadisku yang sangat kuat.. Terimakasih telah percaya padaku."

Bukan tanpa sebab izana
berucap begitu. Ia melihatmu
sebagai gadis yang tangguh dan sempurna di luar sana. Tentu
saja sangat aneh apabila kau menunjukkan sisi lainmu hanya kepadanya.

Dia mengusap cairan merah
kental yang keluar dari bibirmu akibat gigitan yang kuat,
mengelus lembut suraimu
perlahan dan menatapmu
penuh kasih.

Dimanja seperti ini membuatmu semakin terisak isak.

"H-HUAAAAAAAAAAAA"
Kau mengeluarkan semuanya.
Karena kau selalu menjaga
ekspresi, memendam semuanya sendiri, menangis dalam diam,
dan terbiasa menangung
semuanya sendiri.

Tapi untuk kali ini, tidak
kau sangka akan mendapatkan sandaran dari berandalan
sepertinya.

"H-hei, a-apa aku melakukan kesalahan?" Seketika Izana
menjadi panik. Ia menjadi
bingung sendiri. Ia tidak tau
apa yang harus dia lakukan.
Memang sepertinya menangani perempuan lebih susah ketimbang solo lawan mikey.

"Terimakasih... Hiks.., tetaplah di sini bersamaku.." Isakmu.

Manja ya bund.

Izana tertegun. Sedikit terkejut
atas ucapan itu, lantas berdehem.

"Kau mau ikut?"

"H-Huh?
Kemana?"

Izana terkekeh, kemudian
mengelap cairan bening yang
terus mengalir dari matamu. "Yakohama."

(Name) terdiam.

"...Kau mau membawaku kabur?" Tanya (name) polos.

"A-Apa? Mana mungkin aku berani??" Panik Izana.

(Name) mengerjabkan matanya berkali kali, bingung dengan
ucapan izana.

Izana memandang ke arah lain. Lantas menggaruk tengkuknya
yang tidak gatal. "..Jalan jalan.."

Melihat tidak ada respons darimu, seketika izana menjadi panik.

"M-Maksudku tidakkah kau
terkekang dengan tumpukkan
berkas di sini? Aku akan membawamu berjalan jalan
bersama. M-melanggar peraturan sesekali tak apa kan? Kau juga
harus bersenang-senang." Jelas Izana panjang lebar.


Kamu mulai paham maksud perkataan izana. Ah, sepertinya
izana menghawatirkanmu. Tapi ketimbang itu..

"Maksudmu kencan?" Tanyamu.

"A-Ah y-ya. Sebut saja begitu."


* *

Semburat merah muncul pada
pipi (Name). Sepertinya
pertemuan mereka benar benar mengungkapkan sisi lain mereka.

Dibalik tampangnya yang
berandalan, kejam, dan liar,
tidak (name) duga seorang
pemimpin geng yang ditakuti merupakan sosok pria yang bucin.

Begitu pun izana, melihat
kelakuan (name) yang ternyata
manja membuatnya bingung
apakah dia benar benar
berhadapan dengan putri
pewaris keluarga Shirakawa
yang terkenal sangat anggun, berwibawa dan berpendidikan.

Kau terkekeh pelan. Lantas menggengam tangan kanannya.

"Bawa aku bersamamu hari ini.., Izana."



______________________________________

Maapin saya kalo izananya
agak ooc ya ges ya.
Di book ini sy buat dia jadi
karakter bucin. Jadi simpelnya
garangnya di luar, bucinnya ke (name) hhe :3








Continue...

✔ Sweet Escape [Izana x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang