PART 3

1.3K 21 0
                                    

Hallo apa kabar semua ? Semoga sehat selalu ya kalian semua....

Udah seminggu ya aku absen, maaf banget ya semua....

Enjoy and happy reading...

Malam ini sesuai dengan janji Raka kalau dia mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan keberhasilan Kinan anak semata wayangnya itu, karena telah diterima kuliah di Belanda, taman belakang rumah dihias dengan lampu-lampu kecil dan bahan makanan untuk acara barbeque di rumah itu.

Mereka semua tertawa dan gembira dengan pesta sederhana itu, bahkan semua pekerja di rumah Raka sangat menikmati acara yang dibuat oleh Raka dan Kinan, dengan hal sederhana seperti ini saja Kinan sudah sangat senang bukan main.

Kini Raka mengetahui bahwa putrinya itu menyukai hal yang sederhana, dia tidak menyangka Kinan sangat berbaur dengan semua pekerja tang ada di rumahnya, ya perlu diketahui juga kalau mereka sudah bekerja di rumah itu sudah 10 tahun lamanya, jadi tak heran kalau anaknya ini sangat dekat dengan semuanya.

Sayangnya sahabat Kinan satu-satunya si Syana gak bisa datang karena saat ini tengah berkutat dengan tes masuk kuliah, jadi Kinan mengerti betul kalau Syana harus belajar mati-matian agar bisa lulus tes.

"Non Kinan nanti ke luar negerinya lama ya non, dulu mendiang non Kiara pas kuliah juga lama" tanya salah satu pekerja di rumah Kinan. Ya Kiara adalah kakak perempuan Kinan yang meninggal karena kecelakaan dengan mamanya.

"Bibi doain ya supaya aku cepet nyelesein kuliah aku jadi biar bisa cepet balik lagi ke Indo" jawab Kinan dengan senyum lembutnya.
"Yah bakal sepi lagi nih rumah ditinggal non Kinan ke luar negeri" sahut pekerja lainnya.
"Jangan sedih dong, selama aku di Belanda aku nitip papa ya, ingetin jangan sampe telat makannya" Kinan menitip pesan kepada semua pekerja di rumahnya untuk menjaga papanya.
"Kalau itu mah beres non, tuan itu makannya gampang gak neko-neko selagi bukan santan orangnya mah selow" Kinan terkekeh mendengar ucapan bibi.

Waktu sudah semakin larut, mereka pun akhirnya memutuskan untuk segera tidur, namun mereka masih sempat memberesi peralatan yang kotor bekas pesta kecil-kecilan itu.

Saat Kinan akan tidur dia tiba-tiba merenung, seandainya mama dan kakaknya masih hidup pasti rumah gak bakalan sepi, pasti mama dan kakaknya akan ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh Kinan. Tiba-tiba air mata Kinan luruh membasahi pipinya dia mengingat kenangan manis bersama mama dan kakaknya, karena mereka berdua adalah support systemnya, sedangkan Raka yang saat itu sangat sibuk dengan pekerjaannya.

Kinan berjalan menuju lacinya dan mengambil fotonya bersam kakak dan mamanya saat berlibur di Jogja, "kak Kia mama aku kangen sama kalian, kalian yang tenang ya di sana, setiap hari aku selalu berdoa supaya kalian bisa tenang disana" dipeluknya foto itu dengan tangisan Kinan yang tersedu-tersedu.

Keesokan harinya Kinan bersiap untuk mempacking barangnya karena besok dia akan terbang ke Belanda untuk melanjutkan pendidikannya, dibantu oleh para art dan Raka, hari ini Raka meliburkan dirinya dari urusan kantor karena sengaja untuk menemani Kinan.

Setelah selesai mereka pun akhirnya makan siang bersama, saat makan tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Kinan ataupun Raka, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar.

"Ki papa gak akan maksa kamu buat nerima tante Selena dan anaknya untuk menjadi keluarga kita, papa tau kalau kamu masih belum bisa merelakan mama dan kak Kiara" ucap Raka dengan nada bijaknya, dia tidak bisa melanjutkan hubungannya dengan Selena tanpa restu dari Kinan, dia bukan tipikal orangtua yang egois dimana apa yang dia mau harus dituruti dan tanpa bantahan, tentunya dia sangat memikirkan kondisi Kinan anak semata wayangnya.

"Maafin Kinan pah Kinan masih terbayang sama mama dan kak Kiara, setiap Kinan tidur Kinan selalu terbayang mereka" Kinan menunduk menahan tangisnya.
"Iya Ki, papa ngerti papa sudah memutuskan hubungan papa dengan tante Selena kalau kami tidak bisa bersama"
"Maafin Kinan ya pah" Raka memeluk putrinya itu bahwa Kinan sama sekali tidak bersalah, dia takut kalau dia menikah yang Kinan makin tertekan.

Tak lama bel rumah berbunyi dan ternyata Syana sahabat Kinan datang, Syana akan menginap malam ini di rumah Kinan karena dia ingin memiliki moment bersama Kinan sebelum sahabatnya itu berangkat ke Belanda besoknya.

"Kinannnnn embemnya akuuuu" suara cempreng milik Syana menggelegar seisi rumah dan mengagetkan pemilik rumah itu.

"Heh kamu pikir rumah saya ini hutan apa teriak-teriak gak tau aturan" ucap Raka dengan nada dinginnya menatap Syana dengan tatapan yang menakutkan.
"Ki ini siapa ?" Tanya Syana tanpa rasa bersalah, selama dia bersahabat dengan Kinan, dia jarang sekali melihat Raka secara langsung, jadi dia tidak begitu mengenali Raka.

"Ya ampun Sya ini papa aku, pa kenalin ini Syana sahabat Kinan" kinan memperkenalkan Syana kepada papanya begitu pula sebaliknya. Syana memperlihatkan senyum menawannya kepada Raka namun hanya ditanggapu tatapan sinis oleh Raka.
"Ya udah kalau gitu Kinan mau ke kamar dulu ya pa sama Syana"
"Iya nak" kinan dan syana berjalan menuju kamar Kinan yang ada di lantai 2.
"Ki itu tadi bener papa kamu" tanya Syana dengan nada penasarannya.
"Iya emangnya kenapa ?"
"Gilak masih keliatan muda banget hot lagi" ucap Syana dengan cengiran khasnya.
"Jangan aneh-aneh deh Sya, atau jangan-jangan kamu naksur ama papa aku ?" Tanya Kinan penuh selidik.
"Gila apa aku suka papa kamu, eh tapi gpp sih hot gitu bisa mabuk kepayang kalau aku sama papa kamu Ki"
"Syanaaaaa" kinan memukul sahabatnya itu dengan guling yang ada di kamarnya.
"Ya ampun Kii ampunnnn" mereka tertawa bersama dengan candaan yang mereka lontarkan.

Keesokan harinya Kinan sudah diantar oleh Raka dan Syana menuju bandara, Syana memeluk sahabatnya dengan erat.
"Aku bakalan kangen berat sama kamu Ki, kamu jaga kesehatan ya, jangan capek-capek, kalau ada cowok ganteng langsung kasih tau aku okey" Kinan tertawa mendengar nasehat dari Syana, memenag Syana adalah temannya yang paling nyeleneh namun dia adalah sahabat terbaik bagi Kinan karena Syana anaknya apa adanya walaupun kadang omongannya terlalu frontal.

Kinan memeluk erat papanya, dia berpamitan denga papanya dan Syana , kini Kinan akan fokus dengan kuliahnya dia harus bisa menata hati dan pikirannya. Tempat baru adalah semangat baru pastinya.

Jangan lupa vote, follow, and comment ya.....
See you in next chapter....

Hot Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang