Masih banyak yang belum sempat aku katakan padamu
Masih banyak yang belum sempat aku sampaikan padamu
Tak ada yang seindah matamu
Hanya rembulanTak ada yang selembut sikapmu
Hanya lautanTak tergantikan, walau kita
Tak lagi saling menyapaKunto Aji- Pilu Membiru🌻🌻🌻
Selalu RETISALYA dalam mengeja kata cinta itu bernama luka🤧🤧
Enjoy,
🌱🌱
Aku memang belum bisa berkata tentang keputusan kita. Hendak melangkah maju atau diam saja ditempat. Mungkin memang cinta membuat kita berpikir dua pilihan yang berbeda. Ada yang tetap menunggu, sekalipun waktu telah melupakannya. Ada yang terus menanam rindu, sekalipun kenangan berulang kali berusaha mematikannya. Mungkin saja aku bodoh. Tetapi suatu waktu nanti, seseorang akan mengerti, bahwa mencintai tidak semudah itu.
Bagaimanapun, aku sadar akan banyak gelak tawa yang harus dibayar dengan derai air mata. Salahkah waktu yang demikian fana karena tidak pernah adil saat kita ingin berjalan beriringan? Saat aku mendekati, waktu akan menjemputmu perlahan. Mungkin Saat aku berusaha mencari cara yang lain, waktu akan berputar membuat kita lupa tujuan awal. Hanya satu sesalku. Seandainya waktu itu aku tidak pernah dipertemukan denganmu. Mungkin ridak perlu ada retisalya dalam hidupku.
Walaupun akhirnya, rasa pernah mencintai hanyalah sebatas pernah dicintai. Tidak lebih dari perih, tidak lebih dari pedih. Seumpama semua akan berakhir menjadi sebuah fana, tidak akan kekal. Begitu pula akan perasaan yang akan berangsur pulih, bahkan bisa jadi tanpa ada derai peluh. Relakan saja semuanya, hingga hati aku dan kamu akan berada pada kata ikhlas melepas.
Malam berbalut angin kelam seolah berkata, meskipun kehilangan letak pijak, dan terpisah sejauh jarak. Di sampingmu, aku ada. Dengan segenap tulus yang selalu terurus. Sepenuh sabar agar kita berdua tetap tegar. Siapapun teman hidup kita nantinya.
Untukmu yang sudah atau akan pergi, kamu hanya perlu mencari bahagia ke tempat yang tepat. Ke bahu yang kamu rasa lebih pantas. Ke dada yang kau rasa lebih luas. Sisanya aku akan merawat sepi sendiri, merangkum, merangkul dan mengingat sebagai sebuah keabadian yang tidak mungkin pernah aku miliki.
Aku sadar bahwa selama ini kita sering berada pada ketakutan yang kita buat-buat sendiri. Berjalan menuju jalan buntu yang entah akan tembus kemana. Tidak peduli pada jejak-jejak fatamorgana yang fana.
Apakah ini semua seperti cahaya gerhana? Bersinar sedikit, mempengaruhi sisi langit. Sisanya tetap seperti biasanya, pada takdir yang seharusnya. Aku dengan takdirku, kamu dengan takdirmu. Kita hanya sulit mengakui bahwa pada dasarnya, takdir kita memang tidak sama.Aku yang meminta sebuah fana, sedangkan kamu memiliki sebuah amerta.
Sadarkah kamu?Kamar Hening, 29 September 2021.
🌱🌱
Aku sadar,
Aku telah mencintamu dengan terengah-engah
Mencibir oksigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara yang boleh mengisi setiap rongga dadaku ini
Adalah sepi yang akhirnya mengumpulkan lara
Menutup paksa katup bahagia,
Pada hati yang terbiasa oleh kecewa
Dan aku mengingatmu sebagai jalan buntu
Kamulah labirin terindah di mana aku rela tersesat tanpa perlu diselamatkanPlanet Bumi, 29 September 2021.
#30HSMK #SeiraAsa #EventSeiraAsa #Menulis Kebaikan #BelajardanBertumbuh
#Day29 #jumlahkata440
Masih banyak yang ingin diceritakaaannn,Bagaimana ini?
Lanjut bersenandika ?
Mohon bantu vote dulu🤧🤗🤧🤗🤧🤗
Terima kasih🍦🍦🍦
Di sini ya, klik
🌻🌻
🌻
🌻
🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
🌻RETISALYA (sebuah solilokui)
Poetry🍡Gula gula dunia, siapa tidak suka? Manis hingga membuat terlena Walaupun diselingi dengan berbagai tawa dan duka. Semua bisa dinikmati sejak dalam buaian hingga sampai liang lahat. Agar kita mengerti cara untuk menikmati setiap hari. Menjadi leb...