7

64 4 0
                                    

Terus terang, setelah WA dan telponku tidak berbalas dari mas Angga enggak guna lagi mengharapkan wa darinya. Maka nomornya aku blokir.
Tidak ada lagi yang diharapkan dari seorang pria yang pelit memberi maaf. Sekarang aja sudah begitu bagaimana nanti.

Dan aku masih beruntung, cintaku sama mas Angga baru mulai tumbuh belum subur jadi gampang untukku melupakannya.

Minggu pagi menjelang siang, pria yang kami bertemu di mall datang bertandang ke rumah kami.

Aku berfikir, ini pasti ulah Reina.
Jadi aku tidak mau menemuinya, kubiarkan adekku yang bertanggungjawab.

"Kak ayo dong kita ke depan. Masa ada tamu gak mau menemuinya, gak sopan loh kak" Rajuk Reina.

"Idihhh....siapa yang bertamu dan siapa yang mengundang...kakak gak merasa tuh" candaku.

"Kak, biar kata Reina yang undang, wajib dong orang rumah tau. Kalau Rein di apa apain gimana"
Aku langsung terbayang kemasa laluku dengan Maliq. Aku benci...aku marah....

"Ya ya...ayo kakak temani" kataku akhirnya.
Aku duduk di sofa tamu kami yang sederhana menghadap pria yang belum tau aku namanya.

"Rein bikin minum dulu ya" kata adekku beranjak dari duduknya menuju ke dapur.

"Maaf kalau kedatanganku menggangku" kata pria dihadapanku.

"Enggak ada yang merasa terganggu" jawabku.

"Kenalkan nama saya Bisma" dia menyodorkan tangannya dan kusambut menyebutkan namaku.

"Aku tau kedatanganku...." Bisma belum sampai meneruskan kata katanya, klakson mobil didepan mengganggu kami.

Mama dan Adekku Renna keluar dari kamar melihat siapa yang datang.
Keluar berdua masuk kedalam rumah bertiga bersama Mas Angga.

Melihat mas Angga datang, Reina yang membawa minum kami, kaget dan nampan ditangannya terjatuh.....

"Kak Angga....." Sebutnya.

"Reinaaaa.....hati hati dong sampe jatuh gitu" kataku tidak memperhatikan mas Angga.
Bisma yang terbengong, melihat kehadiran mas Angga ikut berdiri.

Mamaku membawa mas Angga ke meja dapur dan ngobrol disana.

Reina yang sudah kehilangan kesabaran langsung mendekati mereka didapur.

"Masih berani datang kemari kak Angga?. Sudah jelas jelas kami tau kak Angga itu punya pacar. Kami diancam supaya kak Rinda tidak menemui kak Angga. Dan ditelpon sudah jelas saya omongin..." Reina emosi sambil menangis. " Kamu permainkan kakak aku...." Katanya menangis.
Aku yang mendengar permisi meninggalkan Bisma.

"Reina...tenang sayang. Kenapa kamu marah. Kakak aja tidak marah."

"Kakak yang berhati seluas samudera. Tapi aku tidak kak"

"Kan kakak sudah bilang kakak yang salah. Jadi wajar kalau kakak yang ditinggalin. Dan kamu sayang tidak tau akar permasalahannya. Please ya..kamu temui tamumu sana" kataku

"Kalian masalah apa sih sebenarnya. Sampai sampai nak Angga tidak pernah datang kemari lagi" ibuku akhirnya menanyakannya juga.

"Kami tidak ada masalah ma. Tidak cocok saja satu sama lain" jawabku tanpa melihat mas Angga.

"Namanya baru kenal Tante Iyah begini lah."

"Ma...Ren...bisa tinggalkan kami sebentar" kataku memohon sama mamaku dan Adekku.
Setelah kami tinggal berdua, aku memulai percakapan.

 RINDA ( AKHIR SEBUAH KISAH ) #DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang