Hari demi hari, Aku dan Mas Dany melewati hari hari kami, dengan momen moment kebahagiaan.
Aku sebagi orang yang sudah pernah kecewa dalam bercinta, tidak menerima semua kata kata pujian atau apapun sejenisnya.
Aku masih menjaga jarak hatiku sama mas Dany. Walau aku tau, dia sangat mencintaiku.
Belum 100 % kuberikan hati ini.
Aku masih banyak tanda tanya.
Seorang pria mapan, bujangan dan tampan, apa mungkin tidak memiliki seorang kekasih sebelum mengenal aku...?
Itu pertanyaan terbesarku sejak mengenalnya.Jadi walaupun aku akrab sama mas Dany, aku menempa hatiku agar suatu saat terjadi yang tidak aku inginkan, aku siap lahir bathin.
Suatu sore sepulang kerja, aku diajak mas Dany ke mall guna membeli keperluan dapurnya.
Aku menurut saja.
Jarak dari Cikarang ke mall yang berada di Bekasi itu tidak membuat kami surut untuk belanja.Saat memilih milih belanjaannya, aku mendorong troly tempat belanjaan kami.
Tidak begitu rame waktu itu.Naas bagiku, ada seorang perempuan mendekati mas Dany. Mereka cipika cipiki didepan mataku.
"Kenalkan, Rinda. Rinda ini teman mas Dany, Sifana." Kami diperkenalkan.
Tapi agak janggal kulihat sebagai teman. Tangan mas Dany terus dipegangnya. Dalam keadaan sadar atau karena baru ketemu, aku tidak tau. Aku tidak cemburu. Sedikit pun tak ada rasa itu."Mba Pinjam Mas Dany sebentar ya" katanya permisi sama aku.
Kuanggukkan. Aku menunggu ditempat belanja kami. Kusibukkan diriku melihat lihat barang yang tertera di rak rak..Kulirik jamku, sudah 5 menit berlalu, 10 menit, 30 menit.
Akhirnya aku memutuskan, keluar dari mall. Tidak guna juga menunggu mas Dany sudah begitu lama.Aku berjalan sedikit ke samping mall, menuju mobil arah tinggalku.
Aku menumpang kendaraan umum mobil 3/4 yang parkir disana menuju Cikarang.Didalm mobil, aku melihat hpku belum ada WA dari mas Dany, berarti mereka bercengkerama tanpa memikirkan siapa siapa.
Bayangkan saja, setelah aku sampai di rumahku, baru mas Dany menelpon.
"Rinda kamu dimana?" Tanya mas Dany dari seberang sana.
"Di rumah mas. Sudah 10 menit yang lalu sampai. Ada apa mas Dany nelpon" tanyaku.
"Maaf Rinda...maaf. Aku begitu bodoh menelantarkanmu."
"Tidak apa apa mas. Rinda merasa tidak terlantar, Rinda tau apa yang akan aku perbuat, makanya aku pulang"
"Aduuhhh Rinda....ampun...Mas Dany minta ampun. Nanti mas mampir ya"
"Maaf mas, aku mau istirahat. Jangan datang dulu ya. Langsung pulang aja, kasihan itu bapak dirumah" kataku tanpa beban.
Aku cuma berfikir, apa semua pria begitu ya...setiap ada wanita yang lain melupakan yang lain.
"Kamu pasti marah ya Ri. Seakan akan Mas Dany tidak perduli kamu"
"Kenyataannya gimana mas?. Aku tidak sakit hati kok. Lanjut aja mas. Mumpung lagi berdua. Aku tidak apa apa. Beneran mas. Aku baik baik saja" kataku.
"Rindaaa...."
Kumatikan telpon mas Dany. Dan ku offkan hpku. Aku ingin ketenangan.Nasib aku kali ya setiap menjalin hubungan selalu sial.
Untung aku belum menyatakan cinta sama mas Dany.
Berarti benar feelingku, bahwa pria setampan mas Dany tidak mungkin enggak punya gebetan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDA ( AKHIR SEBUAH KISAH ) #Dewasa
RomantizmRinda seorang gadis pendiam tapi smart, pernah hampir kehilangan kegadisannya. Dia mencoba bangkit dengan bekerja. Perkenalannya dengan seoran pria tampan bermulai dari sebuah accident ( bemper mobil Angga tergores ) oleh motornya Rinda Dan tugas ny...