12

59 4 0
                                    

Hari hariku begitu kelabu sejak mas Dany sering kerumahku. Anehnya, kedatangannya seperti sudah disetel.
Kadang dia hadir setelah mas Angga pulang bila mas Angga datang.

Mas Dany tau waktu yang tepat untuk menemuiku.
Aku jadi bingung menghadapinya. Berulang ulang kukatakan bahwa aku tidak menyukainya, tapi balasannya, dia menyukai aku.

"Nak Dany, harusnya mengerti, bahwa nak Rinda sudah ada yang memiliki. Tolong jangan ganggu hubungan mereka" mamaku berpesan ketika mas Dany mau pulang malam itu.

"Dan perlu ibu tahu juga, Aku sangat menyukai putri ibu." Keras kepala sekali mas Dany.
"Saya akan tetap datang walaupun pintu tidak terbuka untukku, Bu. Itu menandakan aku sangat menyukai Rinda" kata katanya membuat kami pusing.

Dan yang paling mengherankan, tak satu pun dari kami yang menceritakan kedatangan mas Dany ke mas Angga.

Suatu hari aku libur kerja karena mengurus surat surat penting ke kelurahan. Sudah kuberitahu mas Angga agar dia kalau datang pulang kerja saja.
Anehnya, pagi itu setelah mas Angga pergi kerja tanpa aku, mas Dany menongolkan dirinya.

"Selamat pagi Bu, Rinda"sapanya cengengesan.

"Nak Dany....."heran mamaku.
"Kok bisa tau kalau Rinda tidak kerja?"

"Hati Bu. Kata hati yang bicara" jawabnya menempelkan pantatnya dikursi diteras.

"Ri, belum ngopi. Buatin kopi dong"pintanya.

"Bikin aja sendiri"ketusku.

"Benar ya, mas Dany buat sendiri" katanya sambil berdiri hendak masuk ke rumah.

"Enggak..enggak..biar Rinda buatin" kataku sebel.
Dengan terpaksa aku buatkan kopinya mas Dany.

"Makasih cantik....kamu benar benar mempesona" rayunya ketika kusodorkan gelas kopinya.

"Maaf mas, mau siap siap."

"Ok...aku tunggu" katanya.

"Enggak usah ditunggu, habis kopinya pulang aja mas. Kan mas Dany kerja"

"Hari ini ku khususkan buat kamu Rinda. Kemanapun kau pergi, mas Dany siap antar" katanya tanpa dosa.

Aku jadi bingung dengan cara apa aku mengusirnya.
Kadang kata katanya membuat aku senyum sendiri.

"Tapi aku bisa sendiri mas"

"Kalau bisa berdua kenapa harus sendiri. Tak baik sendiri itu. Kalau ada apa apa kan ada yang belain"

"Suka suka mas Danylah. Pusing Rinda"kataku putus asa.
Setelah siap siap, aku permisi ke mamaku hendak pergi.

"Hati hati sayang. Dany itu sangat mencintaimu sepertinya. Kau harus bisa menolaknya" pesan mamaku.

"Iya ma..."
Tapi aku ragu dengan apa yang kuambil nanti cara menghindari mas Dany. Secara fisik aku suka, dari segi jabatan sama dengan mas Angga.
Aaahhhh....ngapain juga aku.mikir membandingkan keduanya. Gilaaa kali gue...

"Ayo mas..."kataku yang disambut dengan kata "yessss" nya.

"Jangan bangga dulu mas. Ini karena terpaksa. Mas Dany memaksaku" kataku.

"Yang penting jalan sama orang yang aku sukai. Dan hadir dalam hari hariku. Tak perduli kau memiliki si tampan Anggamu"

"Udah tau masih maksa"

 RINDA ( AKHIR SEBUAH KISAH ) #DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang